Maafkan bila masih banyak kesalahan kata atau penulisan yang kurang baik.
Cerita ini hanya imajinasi penulis, tak ada maksud menyinggung atau apapun.❣❣❣
Pagi-pagi Jaelyn sudah di sibukkan dengan Theo yang merengek tak ingin berangkat sekolah jika tak di antar oleh mama nya, sedang kan pagi ini Jaelyn ada meeting penting di kantor.
Tapi Theo mana mau mengerti, ia tetap saja menangis dan tak mau memakai baju seragam TK nya.
"Hayolah sayang, mama ada meeting pagi ini, jadi tidak bisa antar Theo, Theo berangkat di antar pak hilmi saja yah"
"Nggak mau, Theo mau nya di antar sama mama" Theo terus saja menangis dan itu membuat Jaelyn semakin pusing.
"Biar aku saja yang mengantar nya"
Suara Sergio mengalihkan pandangan Jaelyn yang sedari tadi sibuk membujuk Theo untuk memakai baju.
"Eh jangan, kamu kan baru saja sembuh"
"Tidak apa-apa, lagian yang menyetir tetap pak hilmi, aku hanya mengantarkan Theo saja, jadi tak masalah_ Theo mau kan di antar om? "
"Mau_" ucap Theo dengan nada riang. "_yeay di antar om tampan, jadi nanti Theo bisa pamer kalau Theo punya om yang sangat tampan"
Jaelyn tak menyangka jika Theo se excited itu karena akan di antar oleh Sergio.
"Kamu yakin, kepala mu masih sakit tidak" tangan Jaelyn terangkat lalu mencoba memegang pelan kening Sergio.
"Aku sudah sehat, meski ingatan ku belum kembali, tapi dapat kamu lihat jika fisik ku sudah sehat bugar"
Jaelyn tak ada pilihan lagi selain membolehkan Sergio untuk mengantarkan Theo ke sekolah.
"Baiklah, kalau ada apa-apa tolong hubungi aku_aku sudah menyimpan nomor ku di HP yang semalam aku berikan"
"Kau tenang saja, sini biar aku yang memakai kan Theo baju, kau bersiap-siap saja dulu"
"Terima kasih yah" Jaelyn menyerahkan baju seragam Theo pada Sergio, untuk di pakai kan.
Setelah nya Jaelyn kembali ke kamar untuk bersiap-siap pergi ke kantor. Sebelum dengan kegiatan masing-masing hari ini, mereka bertiga menyempatkan sarapan bersama yang sudah di siapkan oleh para maid.
"Sayang mama harus berangkat dulu yah, Theo yang nurut sama om Gio" Jaelyn berjalan ke arah Theo lalu mengecup singkat pipi anak nya itu.
Saat hendak melangkah kan kaki nya lagi, Jaelyn harus di buat terhenti karena perkataan Theo yang membuat nya shock berat. "Mama harus cium om tampan juga"
"Tapi sayang"
"Kalau mama nggak mau cium om tampan, Theo bakal ngambek sama mama"
Astaga Jaelyn rasanya ingin menangis, kenapa juga permintaan anak nya sungguh di luar perkiraan.
" Gio maaf kan aku"
Cup..
Setelah mengecup singkat pipi Sergio. Jaelyn langsung berlari kecil dengan pipi yang sudah merona, sungguh dia malu tapi demi Theo tak pundung dengan nya jadi ia harus melakukan hal yang di inginkan Theo.
Sedangkan yang di cium sedari tadi hanya diam memproses apa yang baru saja terjadi.
"Om tampan kok diam, om tampan nggak Kenapa-kenapa kan"
"Ng-nggak apa-apa kok, sudah ayo lanjutkan sarapan nya"
Sergio mencoba mengalihkan rasa gugup nya di depan Theo, dan kembali melanjutkan sarapan nya dengan jantung yang berdetak begitu berisik.
Setelah menyelesaikan sarapan nya kini kedua lelaki berbeda usia itu sudah duduk manis di dalam mobil.
"Om tampan boleh Theo meminta sesuatu pada om? "
"Tentu, Theo mau apa? Bicara saja"
"Theo ingin memanggil om dengan sebutan papa boleh? "
Sergio tentu saja terkejut dengan permintaan Theo, tapi seperti nya Sergio tak dapat mengabulkan permintaan Theo kali ini, bagaimana pun panggilan itu harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Jaelyn.
"Sayang_bukan nya om tak mau di panggil seperti itu, hanya saja om harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari mama kamu, soalnya om takut mama Theo tak suka jika Theo memanggil om dengan sebutan papa"
Tampak raut sedih muncul di wajah Theo, dan itu membuat Sergio merasa sangat bersalah.
"Theo jangan sedih. Begini saja, bagaimana jika nanti sepulang mama Theo bekerja, Theo tanya kan langsung pada mama, boleh tidak memanggil om dengan panggilan papa"
Theo mengangguk namun raut sedih nya masih terlihat, karena tak tahan melihat Theo bersedih jadi Sergio mengangkat tubuh Theo untuk duduk di atas pangkuan nya.
Tubuh mungil itu ia peluk erat dan entah kenapa rasa nya seperti ada rasa yang aneh menjalar pada tubuh Sergio, rasa yang hanya di rasakan seseorang yang begitu merindukan sosok yang tak pernah di temui, padahal Theo bukanlah siapa-siapa nya.
Jaelyn pernah bilang pada Sergio jika ayah Theo sudah tidak ada sejak Theo lahir, jadi Theo tak pernah merasakan kasih sayang sosok seorang ayah. Mungkin saja saat bertemu dengan Sergio, Theo langsung merasa nyaman dan menemukan sosok figur seorang ayah pada diri Sergio.
Pak hilmi selaku supir pribadi Theo, turut merasakan kesedihan yang Theo alami, memang tak mudah tumbuh tanpa kehadiran sosok seorang ayah. Dan saat pak hilmi melihat Sergio yang begitu tulus pada Theo, membuat hati pria paruh baya tersebut menghangat.
Kesedihan Theo tak berlangsung lama karena Sergio pandai membuat hati anak itu menjadi ceria kembali, "nanti sepulang sekolah om akan menjemput Theo lagi, jangan kemana-mana yah tunggu sampai om datang menjemput"
"Siap bos"
Sergio menghantar kan Theo sampai di depan gerbang sekolah, kaki kecil itu berlari riang sambil melambaikan tangan nya dengan penuh semangat ke arah Sergio, namun saat hendak masuk kembali ke dalam mobil, interupsi suara Theo membuat Sergio tertegun.
"Bye-bye papa, love u"
Bersambung...
Jangan lupa vote dan komen.
Terima kasih 😍😍.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your memory (Sungjake Gs)
FanfictionKetidak sengajaan Jaelyn yang menabrak seorang pria hingga pria itu mengalami hilang ingatan.. Akan kah Jaelyn mampu mengembalikan ingatan pria tersebut ?? Baca langsung saja yuk. Ini lapak sungjake gender switch yah. Kalau tak suka tak apa. Ja...