Masih dengan flashback nya Sergio sebagai elvaro yah.Selamat membaca.
❣❣❣
Semenjak pertemuan nya dengan gadis cantik bernama Jaelyn, sejak saat itu Elvaro secara diam-diam terus memperhatikan Jaelyn dari kejauhan. Ia tak berani mendekati kakak kelas nya itu sebab malu.
Dan Elvaro menetapkan Jaelyn sebagai cinta pertamanya, meski saat itu ia masih kecil tapi ia tahu bahwa perasaan yang ada di hati nya adalah perasaan cinta.
Selama enam bulan Elvaro terus saja menguntit Jaelyn, sampai ia tahu di mana rumah Jaelyn, dan apa saja kegiatan yang Jaelyn lakukan, hingga akhir ya saat kelulusan tiba, di mana otomatis Jaelyn akan lanjut ke jenjang sekolah menengah pertama nya. Di situ lah Elvaro mulai tak bisa memperhatikan Jaelyn lagi, sampai suatu hari ia mendapatkan kabar jika Jaelyn dan keluarga nya pindah keluar negeri.
Setelah kepindahan Jaelyn, Elvaro berubah menjadi pendiam dan sering mengurung dirinya di kamar.
Elina sang kakak tentu khawatir dengan perubahan sikap adik nya itu.
"Dek, kamu kenapa akhir-akhir ini sering murung terus? "
Anak lelaki itu hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan sang kakak. Elina semakin khawatir, sebab apapun yang terjadi Elvaro akan selalu bercerita pada nya. Tapi kali ini ia hanya murung saja tanpa ada niatan bercerita.
"Ada masalah? Coba cerita sama kakak"
"Kak Jaelyn pindah ke luar negeri kak, varo jadi tidak bisa bertemu dengan kak Jaelyn lagi, _hiks" varo meredam tangisan nya menggunakan bantal.
Sedangkan Elina masih bingung, siapa Jaelyn? Dirinya tak pernah melihat Elvaro bersama seorang gadis.
"Jaelyn itu siapa dek? " tanya Elina karena semakin penasaran.
"Dia perempuan yang sudah pernah tolongin aku, dia sangat cantik_varo menyukai nya kak. Selama ini varo selalu memperhatikan nya dari jauh, dan selalu mengikuti nya kemana dia pergi. Tapi sekarang varo nggak bisa ketemu lagi, soal nya kak Jaelyn pindah keluar negeri"
Ah Elina paham sekarang, hanya saja Elina sedikit terkejut saat mendengar bahwa Elvaro sampai segitu nya menguntit Jaelyn.
"Dengarkan kakak yah, kalau kalian berjodoh_sejauh apapun itu pasti kalian bisa sama-sama lagi, percaya sama kakak" Elina mencoba mengalihkan kesedihan Elvaro dengan berucap seperti itu.
"Benarkah? Kalau varo berjodoh dengan kak Jaelyn, nanti varo akan bertemu lagi dengan nya? "
"Iya _ mangka nya varo berdoa supaya di pertemukan lagi dengan Jaelyn"
"Yaey_ Terima kasih yah Kak" Elvaro memeluk tubuh kakak nya karena senang dan berharap penuh ia akan bertemu dengan Jaelyn kembali.
Delapan tahun kemudian...
"Varo cepetan, kakak ada kelas pagi ini, kata nya tadi kamu mau ikut berangkat bareng"
"Sebentar kak, varo pakai sepatu dulu" Elvaro berlari ke arah Elina yang sudah menunggu nya di depan mobil.
" mau kamu atau kakak yang bawa mobil? "
"Kakak saja, varo masih sedikit ngantuk"
"Lagian kamu kan hari ini jadwal nya jam 10, malah ikut kakak berangkat pagi"
"Heheh_ varo ada tugas, dan buku yang seharusnya varo pinjam di perpustakaan malah tertinggal di sana, jadi setengah nya lagi varo akan kerjakan di sana saja"
Elina mengangguk paham, ia melihat jam di tangan nya dan itu sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan kelas nya akan di mulai satu jam lagi. Jadi Elina langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
Meski kembar Elina dan Elvaro mengambil jurusan yang berbeda, Elvaro mengambil jurusan teknik sedangkan Elina mengambil jurusan Fashion Design.
Penampilan Elvaro sekarang sudah jauh berubah, sekarang ia tak lagi memakai kacamata bulat nya itu.
Jadi di pastikan takkan ada lagi yang mengejek nya culun.
Sesampainya di kampus Elina dengan terburu-buru masuk ke kelas sedangkan Elvaro melangkah kan kaki nya menuju ruang perpustakaan.
"Varo.. "
Seorang gadis cantik berkulit putih berlari menghampiri Elvaro.
"Apa" jawab Elvaro sedikit ketus.
"Kamu kenapa sih, jutek banget sama aku_ padahal aku pacar kamu" wanita itu memeluk lengan Elvaro dengan manja.
"Vanya aku ingat kan lagi yah, kita ini sudah putus. Lagian aku ngajak kamu pacaran karena dare saja. Selebihnya aku tak ada perasaan apapun dengan mu" setelah berucap seperti itu Elvaro melepaskan pelukan Vanya di tangan nya dengan kasar.
Vanya sendiri hanya bisa mencebik kesal, meski hanya pacaran satu minggu tapi Vanya sudah jatuh cinta dengan Elvaro.
"Dasar wanita tak tahu malu, pokok nya yang aku cinta hanya kak Jaelyn, nggak ada yang lain" ucap Elvaro yang berdialog sendiri.
Elvaro kini sudah berada di perpustakaan, ia menyiapkan segala peralatan buku nya dan mulai mengerjakan tugas.
Selama kuliah Elvaro hanya memiliki beberapa teman saja, dan itu pun tak begitu terlalu akrab, sebab sifat Elvaro yang introvert membuat nya malas bergaul dengan banyak orang.
Sudah hampir satu jam Elvaro berada di sana, dan tugas nya pun sudah selesai, jadi ia mulai merapikan buku-buku nya agar tak ada yang tertinggal.
Seperti biasa Elvaro akan mengisi perut nya terlebih dahulu karena ia tak biasa sarapan di rumah, ia benci harus satu meja dengan sang papa.
" akh.. Maaf kan saya, saya terburu-buru"
Saat Elvaro sedang berjalan menelusuri koridor kampus, tak sengaja ada wanita yang menabrak bahu nya hingga membuat Elvaro sedikit kurang keseimbangan badan dan hampir terjatuh.
" kau tidak apa-apa kan? , sekali lagi maaf kan aku yah, dan maaf aku harus melanjutkan langkahku_ sekali aku minta maaf"
Wanita itu berlari setelah mengucapkan banyak kata maaf pada Elvaro.
Namun pandangan mata Elvaro tak lepas dari wanita tadi yang sudah menabraknya, ia merasakan degup jantung nya berdetak tak karuan seperti delapan tahun lalu.
"Perasaan ini.. Mungkinkah dia kak Jaelyn? "
Bersambung..
Semua nya maaf, di chap sebelum nya aku bilang saat itu Elvaro berusia 10 tahun, maaf yah aku salah. Seharusnya 11 tahun. Soal nya Elvaro di chap sebelum nya itu dia kelas 5.
Maaf aku salah hitung hehehhe. Maafkan yah.
Semoga suka.
Jangan lupa vote dan komen😍😍
Terima kasih..
Vanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Your memory (Sungjake Gs)
FanfictionKetidak sengajaan Jaelyn yang menabrak seorang pria hingga pria itu mengalami hilang ingatan.. Akan kah Jaelyn mampu mengembalikan ingatan pria tersebut ?? Baca langsung saja yuk. Ini lapak sungjake gender switch yah. Kalau tak suka tak apa. Ja...