YM_13

127 25 1
                                    


Hai-hai..
Hari ini aku double up yah.
Soal nya chap ini sebenarnya agak panjang.
Tapi berhubung memang cerita ku ini termasuk cerpen, yang dimana setiap chap nya takkan sampai 1000 kata, jadi aku jadikan dua bab.

Selamat membaca😍😍

❣❣❣

"Dasar anak tidak berguna, bisa nya hanya menyusahkan orang tua saja, kenapa kamu tak bisa sepandai kakak mu" pria itu terus mencambuk tubuh anak kecil yang sudah menangis ketakutan.

"Papa sudah, varo takut_ maaf kan varo pah_hiks" anak laki-laki itu terus menangis merintih kesakitan.

"Jangan..... "

"Hei _kau kenapa? Kau mimpi buruk?" Jaelyn ikut terbangun akibat teriakan Sergio barusan.

Sergio yang baru saja mendapatkan mimpi buruk langsung memeluk tubuh Jaelyn yang ada di samping nya.

"Aku takut sayang, aku takut" ucap Sergio saat memeluk tubuh Jaelyn.

Jaelyn merasakan basah di baju nya, ia yakin jika Sergio sedang menangis.

Di usap lah punggung kekar itu, supaya Sergio lebih merasa tenang.

"Itu hanya mimpi buruk sayang, sudah yah jangan takut lagi"

Kepala Sergio mendadak merasakan pening kembali, kali ini benar-benar sakit sampai akhirnya ia tak sadarkan diri.

Jaelyn tentu saja sangat panik, ia buru-buru menelepon ambulans karena ini memang sudah hampir tengah malam dan ia tak berani membawa mobil sendiri ke rumah sakit.

Tak selang lama, ambulans yang Jaelyn telepon akhirnya datang, para perawat langsung membawa tubuh Sergio ke dalam mobil. Jaelyn meminta tolong pada maid agar menjaga Theo sebab ia harus ikut menemani Sergio yang di bawa ke rumah sakit.

"Sayang_kok kamu bisa seperti ini, ayo bangun sayang" Jaelyn menggenggam tangan Sergio yang lemah, kekasih nya itu belum juga sadar kan diri.

Sesampai di rumah sakit, Sergio langsung mendapatkan penanganan. Para perawat segera memasang kan selang infusan ke tangan Sergio.

Jaelyn yang menunggu di luar ruang IGD hanya bisa berdoa , raut wajah nya masih terlihat panik karena takut jika Sergio kenapa-kenapa.

Setelah 10 menit berlalu akhirnya Sergio sudah bisa di temui. Tubuh itu masih terbaring lemah dan belum sadar kan diri.

Sergio akan di pindah kan ke ruang rawat inap, dokter yang menangani Sergio tadi bilang bahwa Sergio mengalami tekanan stress yang membuat otak nya tak bekerja singkron, alhasil ia tak sanggup menahan rasa pusing di kepala nya itulah yg membuat dia tak sadar kan diri.

❣❣❣

Mata Sergio perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netra mata nya.

"Jaelyn"

Jaelyn yang mendengar suara lirihan Sergio langsung dengan cepat menghampiri kekasih nya itu.

"Sayang_syukurlah kamu sudah sadar, aku khawatir sekali" Jaelyn menghapus air mata nya yang mengalir membasahi pipi.

"Jangan menangis sayang, aku tak apa-apa kok"

"Bagaimana aku tak menangis, aku terlalu khawatir takut kamu Kenapa-kenapa"

Sergio tersenyum ke arah Jaelyn dan membelai lembut rambut kekasih nya itu.

"Theo bagaimana ? Kau meninggalkan nya di rumah sendirian"

"Aku sudah meminta maid menjaga nya, kau tenang saja"

Namun pintu ruangan tiba-tiba saja terbuka menampilkan Theo yang menangis sambil berlari ke arah Sergio.

"Papa_hiks" Theo langsung memeluk tubuh Sergio yang masih terbaring lemah.

Jaelyn bingung kenapa anak nya ini bisa sampai kemari, ia menatap maid yang datang bersama Theo barusan.

"Ma-maaf nyonya, tadi tuan Theo terbangun karena suara sirine ambulans, saya sudah mengatakan nya jika nanti kita akan menyusul, tapi tuan Theo bersikukuh ingin sekarang juga, saya bingung harus berbuat apa karena tuan Theo terus menangis. Jadi saya putuskan naik taxi dan membawa nya kemari"

Jaelyn mengusap pundak maid tersebut, memberikan isyarat kalau tak apa-apa.

"Terima kasih yah, kau boleh kembali pulang. Biar Theo bersama ku"

Setelah mendengarkan perintah dari Jaelyn, maid tadi berpamitan pulang, dan tak lupa Jaelyn memberi uang untuk ongkos maid tersebut.

Jaelyn melihat jika sekarang sudah pukul dua subuh, dan ia sudah tak bisa melanjutkan tidur nya lagi.

"Papa kok bisa sakit, terus kenapa Theo di tinggal tadi"

Sergio mengusap lembut rambut calon anaknya itu, "maafkan papa yah, papa tadi hanya pusing _tapi sekarang papa sudah tidak apa-apa kok"

"Theo mau lanjut tidur tidak? " tawar Jaelyn.

"Tidak mau"

Jaelyn hanya menghela nafas pasrah, biarkan sajalah besok juga hari weekend dan Theo libur sekolah, pikir Jaelyn.

Sebab anak itu kalau sudah menyangkut Sergio pasti bakal susah di bujuk, jadi Jaelyn membiarkan saja, toh anak itu kalau mengantuk akan tidur sendiri.

❣❣❣

Elina dan William berlari di Koridor rumah sakit, mereka mengikuti para perawat yang mendorong brankar, di sana terdapat tubuh Yunita yang sedang terbaring lemah tak sadarkan diri.

Tadi pagi saat hendak sarapan, tiba-tiba saja Yunita pingsan  di depan kamar nya. Maid yang melihat itu langsung membangunkan Elina.

Elina sendiri langsung menghubungi William meminta bantuan nya, sebab memang hanya William yang dapat ia andalkan.

"Sabar nona, aku yakin nyonya Yunita tak kenapa-kenapa" tubuh Elina _William bawa ke dalam pelukan nya, Elina masih saja menangis _ia khawatir akan kondisi sang mama.

"Kita harus cepat-cepat mencari varo, mama seperti ini pasti karena memikirkan varo"

"Iya nona, kau tenang saja yah"

Posisi Elina saat ini masih dalam pelukan William, mereka memang sudah dekat dari dulu, William merupakan anak yatim piatu yang lalu di adopsi oleh orang tua Yunita yaitu kakek dari Elvaro dan Elina.

"Liam"

"Iya nona, kenapa? " William hendak meregangkan pelukan nya dari tubuh Elina.  Tapi itu cepat-cepat Elina tahan, agar William tak melepaskan pelukan nya.

"Tolong jangan pernah tinggalkan aku"

Bersambung....

Semoga suka.

Jangan lupa vote dan komen. 😍😍

Terima kasih.




Your memory (Sungjake Gs) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang