YM_04

180 31 1
                                    

Maafkan bila masih banyak kesalahan kata atau penulisan yang kurang baik.
Cerita ini hanya imajinasi penulis, tak ada maksud menyinggung atau apapun.

❣❣❣

Sudah satu bulan semenjak Sergio sadar dari koma nya, dan selama itu pula Theo semakin dekat dengan Sergio, bahkan semenjak Theo memanggil Sergio dengan sebutan papa, mereka berdua benar-benar seperti ayah dan anak sungguhan.

"Jaelyn, kau sedang sibuk tidak" Sergio menghampiri Jaelyn yang sedang berada di ruang kerja nya yang ada di mansion.

"Tidak, silahkan duduk"

Sergio menuruti apa yang di katakan Jaelyn barusan, ia duduk di sofa yang memang ada di ruangan tersebut.

"Ada apa? " Jaelyn berucap dengan lembut.

"Hmm _begini, aku bukan nya tak suka tinggal di sini, aku malah bahagia banget bisa tinggal di sini, apalagi ada Theo. Tapi aku juga ingin mempunyai kesibukan lain, Mmm aku ingin bekerja, bisakah kau menolong ku mencari kan pekerjaan untuk ku? "

Jaelyn paham maksud Sergio, dia mengerti_pasti bosan jika hanya di rumah saja tak melakukan apapun.

"Aku punya teman, ia memiliki sebuah cafe di kota, kebetulan sekali ia sedang mencari karyawan yang hanya untuk shift pagi saja, sebab karyawan dia yang lain itu kedua nya mahasiswa, jadi hanya bisa bekerja di shift ke dua, bagaimana kau mau?, jika kau mau _aku akan mengatakan nya pada teman ku itu"

Raut wajah Sergio berubah menjadi sumringah, tentu saja dia mau _apapun akan ia lakukan, demi bisa berguna untuk Jaelyn maupun Theo.

"Aku mau_kapan kau akan membicarakan nya dengan teman mu itu? " tanya Sergio dengan antusias.

"Sekarang akan ku tanyakan pada nya, kalau sudah ada jawaban, aku akan langsung memberi tahu mu_ tapi Gio, kau yakin tak apa-apa, aku hanya khawatir dengan kondisi mu"

"Kau tenang saja, aku sehat kok dan aku juga kuat_" ..

Jaelyn tertawa melihat tingkah Sergio yang begitu lucu saat memperlihatkan otot-otot nya yang besar.

"Iya _iya aku percaya kok, oia Theo sedang apa? "

"Tadi aku lihat dia sedang mengerjakan PR nya di kamar"

Jaelyn tampak berpikir sejenak, "hmm bagaimana jika kita makan malam bersama di luar, kau mau? "

"Boleh juga"

"Kalau begitu sekarang kita siap-siap, biar Theo maid yang mengurus nya sekalian aku akan memberi tahu maid agar tak usah memasak banyak"

"Baiklah" Sergio segera keluar dari ruangan tersebut. Sedangkan Jaelyn langsung menelepon maid agar mengurus Theo karena Jaelyn akan mengajak nya makan di luar.

❣❣❣

Saat ini Jaelyn, Sergio dan juga Theo sudah berada di restoran, sebelum nya Jaelyn sudah memesan kan tempat untuk mereka bertiga.

Banyak hidangan yang tersaji di meja makan itu, karena Theo sudah besar jadi ia makan sendiri tanpa harus di suapin lagi.

Mereka bertiga makan dengan  khidmat tanpa ada yang membuka suara satu pun saat sedang makan.

Tapi saat sedang asik nya menyantap makanan, tiba-tiba saja ada seorang wanita yang seenaknya memeluk tubuh Sergio dari samping. Sontak hal itu membuat Sergio terkejut.

"Lepas, kamu siapa _tidak sopan sekali" ucap Sergio sambil menatap tajam wanita tersebut.

"Varo kamu tidak usah bercanda, ini aku vanya mantan mu sewaktu Kuliah"

"Varo? Siapa varo? " tanya Sergio kebingungan.

Wanita itu mengernyit heran, "yah kamu, kamu kan Elvaro"

"Maaf anda salah orang, saya bukan varo"

Theo yang melihat interaksi Sergio dan wanita lain, langsung mendekat ke arah Sergio lalu memeluk kaki nya.

"Tente _dia ini papa aku nama nya gio"

Sergio yang sadar jika Theo sekarang berada di dekat kaki nya, langsung dengan sigap menggendong anak itu.

"Jadi kamu bukan varo? " tanya wanita itu sekali lagi.

"Bukan" jawab Sergio dengan ketus, ia masih kesal karena wanita itu dengan tak sopan nya main peluk-peluk saja.

"Mbak maaf, dia bukan orang yang mbak maksud, jadi saya mohon mbak jangan mengganggu kami yang sedang makan malam bersama ini" kali ini Jaelyn yang berbicara karena ia tak suka ada keributan. Namun tetap Jaelyn berbicara dengan bahasa yang sangat sopan dan lembut.

Wanita tadi langsung meminta maaf pada Jaelyn maupun Sergio, dan wanita itu langsung pergi dari restauran karena malu di lihat banyak orang.

"Jaelyn maaf kan aku, aku tak enak dengan mu atas kejadian tadi"

"Tidak apa-apa Gio, semua itu bukan salah mu, mungkin wanita tadi hanya salah orang saja" ucap Jaelyn mencoba menenangkan, namun di hati nya berkata lain, Jaelyn jadi kepikiran, bagaimana jika benar pria yang berada di depan nya saat ini bernama Elvaro.

Mungkin terdengar egois, tapi Jaelyn harap Sergio takkan pernah kembali ingatan nya, Jaelyn tak ingin Theo sedih karena harus kehilangan Sergio.

Semenjak ada Sergio, Theo menjadi anak yang lebih periang sekali, ia pun selalu antusias saat menceritakan kejadian yang ia alami saat di sekolah kepada Sergio.

"Kita lanjutkan kembali acara makan nya, yang tadi anggap saja tak pernah terjadi" Jaelyn menyantap kembali makanan nya, begitu pula Theo dan juga Sergio.

"Mama_sehabis ini aku ingin ke pasar malam, Teman-teman ku bilang di sana sangat seru, boleh yah mah"

Theo menatap wajah mama nya penuh harap, semoga mama nya mama mau menuruti keinginan nya itu.

"Tapi Theo janji di sana takkan jauh-jauh dari mama"

"Theo janji_". Mata nya beralih menghadap Sergio. "_ papa nanti kita di sana naik banyak permainan yah"

"Iya_nanti Theo naik apa yang Theo mau, pasti papa bakal temani kamu" ucap Sergio sambil mengusap lembut surai Theo.

Lagi dan lagi Jaelyn terharu melihat kedekatan Theo dan Sergio. Semua orang yang melihat mereka berdua pasti akan mengira jika mereka merupakan ayah dan anak sungguhan, Jaelyn tak masalah untuk itu selagi bisa membuat Theo bahagia.

Lalu tiba-tiba saja terbesit di pikiran Jaelyn.




"Apa aku jadikan saja Sergio ayah sambung Theo? "_....











Bersambung...


Semoga kalian suka yah.

Jangan lupa vote dan komen 😍😍😍😍

Your memory (Sungjake Gs) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang