Semua negara hidup dalam perdamaian, meski konflik tak akan pernah bisa sepenuhnya dihilangkan.
Hinata akhirnya menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin klan. Naruto juga telah menggantikan posisi Kakashi sebagai Hokage ke-7.
Namun, apa jadinya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kapal yang Harus Karam
〰️〰️
Setelah tungku tersebut berhasil dihancurkan dan jiwa Hinata kembali ke tubuhnya, Tenten dan Sai mencari keberadaan Tsubaki untuk mengembalikan kunci gudangnya secara diam-diam. Dan tanpa sepengetahuannya kunci itu kembali, bahkan belum sempat menyadari bahwa kuncinya sempat dicuri.
Pengintaian akan kembali mereka lakukan dini hari nanti, seperti sebelumnya. Situasi sudah kondusif dan mereka bisa beristirahat dengan tenang sekarang.
"Pakai milikku. Jimatmu, hilang kan?" Ujar Naruto sembari memberikan jimatnya kepada Hinata.
"Uhh, tapi Naruto-kun sendiri?"
Hinata menerimanya dengan tidak enak hati. Bahkan sampai saat ini ia tidak tahu dimana barang miliknya itu terjatuh. Membuatnya merutuki diri sendiri karena begitu ceroboh pada hal sepenting ini.
"Aku tidak perlu memakai jimat atau semacamnya. Genjutsu dan hal-hal seperti sihir tidak bisa memengaruhiku." Terang Naruto menggaruk pipinya dengan canggung, tak bermaksud pamer tapi itulah kenyataannya. Kurama yang tinggal di dalam tubuhnya menyebabkan semua itu bisa terjadi.
"Terimakasih." Ungkap Hinata membalas senyum Naruto lalu kembali menunduk.
Mereka berdua berada di dekat tenda dengan api unggun yang menyala.Mata Hinata terpaku pada nyala api yang menimbulkan bunyi gemeretak. Namun, pikiran perempuan itu entah merayap kemana. Sementara yang lain sedang menikmati makan malam di tepian sungai sembari memanggang ikan.
Naruto menatap Hinata sambil berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk duduk tepat di sebelahnya.
"Jangan sampai kejadian ini membuatmu berpikir untuk menyalahkan diri sendiri atau menjadi berkecil hati. Semua orang melakukan kesalahan, ohhei kami tidak menyalahkanmu." Terangnya seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Hinata.
Kalimat Naruto tanpa sadar membuat hati gadis itu menjadi sedikit lebih ringan. Ia memang sempat menyalahkan diri sendiri. Menganggap dirinya tak layak menjadi ketua tim karena kecerobohannya yang dapat merugikan banyak orang.
"Bahkan aku sering mengacaukan misi lalu dimarahi lalu dipukul oleh Sakura-chan." Imbuh Naruto kemudian dengan nada mencibir. Lelaki itu sengaja merendahkan nada suaranya agar tak terdengar oleh orang yang bersangkutan atau dirinya akan dipukul oleh Sakura kalau ketahuan membicarakannya di belakang seperti ini.
Tentu saja hal tersebut membuat Hinata tertawa geli. Keberanian Naruto membuatnya begitu salut. Meski lelaki itu selalu membuat kekacauan, misi akan selalu berakhir dengan baik. Sementara itu, Naruto ikut menyunggingkan senyum, menyadari akhir-akhir ini begitu sulit mendapati Hinata menarik bibirnya keatas.