Kami dipersiapkan dengan cepat dan diberi perlengkapan seadanya. Hanya baju tahanan, beberapa belati, dan kantong bekal berisi sedikit makanan. Kami dilepas dari penjara dan ditemani oleh dua pengawal kerajaan yang akan mengawasi kami. Mereka membimbing kami ke arah gerbang besar yang menuju ke hutan Gelapga.
Langit mulai meredup saat kami tiba di pinggiran hutan. Gelapga memang terkenal karena kegelapannya bahkan di siang hari, dengan pepohonan raksasa yang menutupi cahaya matahari. Kabut tipis melayang di sekitar kami, membuat setiap langkah terasa seperti memasuki dimensi lain yang penuh rahasia dan bahaya.
Zayrs memandangi pohon-pohon besar itu dengan ragu. "Entah kenapa, aku merasa tidak enak. Seperti ada sesuatu yang mengawasi kita."
Smile tersenyum kecil, meskipun tampak jelas bahwa dia juga tegang. "Ayolah, hanya hutan. Kita semua sudah bertahan dari hal-hal yang lebih buruk daripada ini, bukan?"
Namun, tak satu pun dari kami yang benar-benar yakin dengan ucapannya. Ada sesuatu yang kelam di sini. Pak Tua menatap jauh ke dalam hutan dan berbisik pelan, "Ini bukan sekadar hutan biasa. Ada sesuatu yang lain... sesuatu yang telah menunggu."
Kami berjalan masuk lebih dalam, mengikuti jejak binatang besar yang terlihat baru saja melintasi tanah berlumpur. Suara langkah kami meredam dalam hutan yang sunyi senyap, hingga yang terdengar hanyalah detak jantung masing-masing.
"Jadi, kita benar-benar mencari tahu apa yang terjadi di sini? Tanpa petunjuk, tanpa persiapan?" tanyaku pada Merlin, yang berjalan di sampingku.
Merlin mengangguk kecil. "Yah, kelihatannya begitu. Mungkin inilah alasan mereka mengirim kita. Kalau gagal, kerajaan bisa saja mengorbankan kita dan tak akan ada yang peduli. Tapi jika berhasil, mereka bisa berbangga."
Ucapan Merlin membuat kami semua terdiam. Pernyataan itu sangat mungkin benar, dan semua ini tak lebih dari misi bunuh diri. Namun, kini tak ada lagi jalan untuk kembali.
Tiba-tiba, Pak Tua mengangkat tangannya, menyuruh kami berhenti. Ia mendekati sebuah tanda di tanah, tanda cakaran besar yang menggoreskan garis-garis panjang.
"Ini jejak makhluk besar... lebih besar daripada binatang yang biasa berkeliaran di sini," bisiknya, ekspresinya tampak serius.
Kami semua menatap jejak itu dengan ngeri. Perlahan, perasaan bahwa kami hanyalah pion dalam rencana besar semakin terasa nyata.
Ketika kami mulai melanjutkan perjalanan, kabut semakin tebal. Langit semakin gelap, dan suara-suara aneh mulai terdengar dari arah yang tak menentu. Suara-suara gemerisik, suara binatang yang terdengar sangat dekat, meskipun tak ada satu pun dari kami yang bisa melihat apa yang membuat suara itu.
"Siap-siap," bisik Pak Tua. Kami semua mencabut belati, satu-satunya senjata yang kami miliki, dan berjaga-jaga.
Tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncul sosok besar berwujud seperti serigala, tetapi lebih besar dan mengerikan dengan mata merah menyala. Makhluk itu menggeram, suaranya membuat bulu kuduk kami meremang.
Smile terdiam, dan kulihat tangannya gemetar sedikit saat memegang belatinya. "Kita harus berjuang, atau kita semua mati di sini," katanya dengan suara rendah.
Kami bergerak cepat, berusaha menghindari cakaran makhluk itu. Zayrs berlari ke samping, melompat untuk menghindari serangan, sementara aku mencoba menusukkan belatiku ke sisi makhluk itu. Namun, kulitnya keras, seperti baja, dan belatiku memantul tanpa melukai.
"Ini tak akan berhasil," kata Merlin, suaranya dipenuhi putus asa. "Kita butuh sesuatu yang lebih kuat daripada belati ini."
Saat itulah Pak Tua melangkah maju, menatap makhluk itu dengan mata penuh ketenangan. "Mundur, kalian. Biar kuberi sedikit kejutan." Dia mengangkat tangannya, dan tiba-tiba, dari telapak tangannya muncul cahaya samar yang memancar ke arah makhluk itu. Ternyata Pak Tua memiliki kemampuan sihir yang selama ini tak pernah kami ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙹•𝙼𝙰𝚇 𝚁𝙴-𝚅𝙾𝙻𝚄𝚃𝙸𝙾𝙽
Science FictionDi tengah dunia yang terbelah oleh konflik abadi antara dua kerajaan kuno, seorang pemuda terjebak dalam dalam lembaran kehidupan. Meski dikelilingi oleh mereka yang memiliki kemampuan luar biasa, ia menyimpan sebuah rahasia yang bisa menggemparkan...