Dengan serangan terakhir yang tersisa, kami maju bersama, menghadapi serbuan musuh dengan seluruh kekuatan yang kami miliki. Dalam hati, aku berharap para penjaga sudah cukup jauh untuk menyampaikan informasi penting ini ke Requiem, dan bahwa pengorbanan kami takkan sia-sia.
Meskipun kami mungkin takkan bisa kembali ke Requiem dengan selamat, setidaknya kami telah memberikan waktu bagi mereka untuk bersiap menghadapi apa yang akan datang.
Tekanan serangan dari prajurit iblis semakin mendesak. Aku tahu kalau kami tak akan mampu bertahan lebih lama lagi di tengah kepungan mereka. Tubuhku mulai gemetar kelelahan, dan aku bisa melihat di mata Zayrs bahwa dia juga merasakan hal yang sama.
"J, kita tidak bisa terus seperti ini," bisiknya tiba-tiba. “Ada satu cara lagi.” Matanya mengarah ke sungai Muwan Nea yang berkilauan di dekat kami, mengalir deras namun penuh dengan kemungkinan untuk menyembunyikan pelarian kami.
Aku menatapnya ragu. “Maksudmu… kabur lewat sungai?”
Zayrs mengangguk tegas. “Aku punya tardigrada didalam tubuhku, makhluk sihir, rekanku selama ini, yang bisa memungkinkan kita bernapas di bawah air. Aku akan memberimu beberapa. Kita tidak punya waktu lagi. Ayo!” Tanpa menunggu persetujuanku lebih lanjut, ia mengeluarkan gumpalan cairan yang tampak penuh makhluk kecil yang bernama tardigrada itu.
Aku mengangguk cepat, menerima cairan tersebut. “Baiklah. Semoga mereka tidak menemukan kita di dalam sana.”
Kami berdua bergegas ke tepi sungai, membiarkan arus mengalirkan kami menjauh dari tempat pertempuran itu. Zayrs tampak berbicara sendiri kepada sekumpulan tardigrada yang kupegang sebelum mereka masuk ke dalam mulutku. Begitu masuk, aku merasakan sensasi dingin yang aneh, seperti seolah paru-paruku menjadi lebih ringan.
“Ayo masuk!” seru Zayrs, segera menyelam ke dalam sungai, dan aku mengikutinya, menyelam di bawah permukaan yang deras. Sesaat setelah berada di dalam air, aku merasakan tardigrada bekerja di dalam tubuhku—aku bisa bernapas! Meski aneh, oksigen mengalir bebas saat air mengisi paru-paruku, dan rasa takut mulai sedikit mereda.
Kami terus bergerak mengikuti arus sungai, memanfaatkan setiap celah di dasar sungai yang ternyata sangat dalam untuk bersembunyi. Sesekali, aku melirik ke arah Zayrs yang tampak waspada, mengawasi setiap gerakan di atas permukaan air. Aku tahu bahwa prajurit iblis mungkin masih mencari kami, tetapi dengan bantuan tardigrada ini, setidaknya kami bisa memiliki kesempatan lebih besar untuk menghilang dari pandangan mereka.
Sungai Muwan Nea terasa seolah menjadi perlindungan yang sempurna. Setiap detik yang berlalu terasa menenangkan, dan ketegangan kami sedikit berkurang saat tak ada tanda-tanda prajurit iblis di sekitar. Dalam diam, kami terus mengikuti arus menuju hulu, menjauh dari medan pertempuran yang mematikan itu.
Setelah beberapa waktu, kami berhenti sejenak di balik bebatuan besar di dasar sungai, masih tersembunyi di bawah permukaan. “Aku tak tahu bagaimana kau bisa berpikir sejauh ini, Zayrs,” bisikku padanya, meskipun suara kami terdengar jauh lebih halus di bawah air. “Kalau bukan karena tardigrada ini, kita mungkin sudah—”
“Ini belum berakhir, J,” jawabnya sambil tersenyum tipis, meski tatapannya tetap serius. “Kita akan tetap hidup. Demi mereka yang tak bisa. Ingat itu.”
Aku mengangguk, memahami apa yang dia maksud. Meski pelarian kami berhasil sejauh ini, kami tahu masih ada perjalanan panjang di depan kami. Tapi untuk sekarang, arus sungai Muwan Nea menjadi sekutu kami, membawa kami semakin jauh dari bahaya dan memberi kami waktu yang sangat kami butuhkan untuk menyusun kembali kekuatan kami.
* * *
Kami bergerak menyusuri aliran sungai Muwan Nea, merasakan arus air yang dingin menyapu tubuh kami, berusaha tetap tenang meski kepungan prajurit iblis beberapa waktu lalu masih menyisakan bayang-bayang ketegangan. Sungai itu berliku-liku, semakin dalam dan gelap, namun seakan menjadi perlindungan bagi kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙹•𝙼𝙰𝚇 𝚁𝙴-𝚅𝙾𝙻𝚄𝚃𝙸𝙾𝙽
Fiksi IlmiahDi tengah dunia yang terbelah oleh konflik abadi antara dua kerajaan kuno, seorang pemuda terjebak dalam dalam lembaran kehidupan. Meski dikelilingi oleh mereka yang memiliki kemampuan luar biasa, ia menyimpan sebuah rahasia yang bisa menggemparkan...