Sore itu, cahaya matahari yang redup masuk menerobos dari jendela kecil di dinding sel. Zayrs duduk bersandar di dinding, wajahnya tenang namun sorot matanya tampak kosong. Hanya suara tarikan napasnya yang terdengar di ruangan sunyi itu, hingga suara lirih bergema dalam kepalanya.
"Apakah kau tak merindukan kota itu, Nak?" tanya suara halus namun serak, berbisik dari dalam tubuh Zayrs.
Zayrs menatap langit-langit kusam di atasnya, senyuman tipis mengembang. "Jika kau menanyakan itu, tentu saja. Aku merindukannya," jawabnya sambil tertawa kecil. Matanya berkilat lembut sejenak, terkenang pada masa lalu. "Di sana... aku masih punya janji yang belum kutepati, pada seseorang."
Terdengar geraman lembut, suara itu mengisi ruang pikirannya lagi. "Lalu, kenapa kau tak pernah mencoba kabur? Bukankah kekuatanmu lebih dari cukup untuk melarikan diri dari tempat ini?"
Zayrs tersenyum simpul dan menggeleng pelan, pandangannya kembali tertuju pada jeruji yang berlapis sihir di depan selnya. "Bukankah aku pernah mencobanya dulu? Lapisan anti-sihir di jeruji ini... mengganggu seluruh energi dan distorsi sihir apa pun yang kulepaskan," jelasnya, nadanya seakan pasrah. "Percuma. Lagipula," Zayrs menutup matanya, "di sini... aku merasa tenang."
Sebuah tawa kecil muncul dari suara itu, sedikit skeptis. "Tenang? Di penjara seperti ini?"
Zayrs membuka matanya kembali, kali ini tatapannya tenang namun penuh ketegasan. "Hidupku sudah lama seperti angin. Mengalir bebas, tak berjejak. Penjara ini hanyalah sekedar jeda. Aku tak ingin terburu-buru mengubah arah yang telah mengalir begitu saja."
Dalam keheningan, suara tardigrada di tubuhnya pun terdiam, seakan memikirkan ucapan Zayrs. Mereka telah lama hidup dalam dirinya, menjadi saksi dari segala pertarungan, pelarian, dan keputusannya untuk berhenti. Di balik keheningan itu, kenangan akan sosok yang pernah ia tinggalkan di kota terasa hidup lagi di benaknya, bagai bayangan samar yang indah namun menyakitkan.
* * *
Ruang pertemuan istana kerajaan spectre dipenuhi oleh kesan megah dan kemewahan, namun suasana di dalamnya terasa tegang. Di kursi kebesarannya, Raja Hogland duduk dengan dahi berkerut, pikirannya dipenuhi oleh ancaman dari Kerajaan Devilshire. Di hadapannya berdiri Tuan Vincent, kepala keluarga Count yang terkenal licik namun sangat cerdas. Ia adalah sekutu yang sulit ditebak, selalu menyimpan ide-ide yang berpotensi membawa keuntungan besar - atau bahaya.
Raja menghela napas panjang sebelum memulai percakapan, suaranya terdengar dalam dan serius. "Tuan Vincent, para prajurit kita menemukan bukti bahwa Devilshire terlibat dalam aktivitas yang mencurigakan di Hutan Gelapga. Ini jelas melanggar kontrak perdamaian. Aku khawatir jika mereka melanggar seluruh perjanjian, Kerajaan Spectre akan dalam bahaya."
Tuan Vincent, yang sejak tadi memperhatikan ekspresi Raja dengan senyum tenang, segera melihat kesempatan. "Yang Mulia," katanya perlahan, "situasi ini memang serius. Namun, ada proyek baru yang sedang saya kembangkan. Jika Yang Mulia tertarik, mungkin ini bisa menjadi solusi."
Raja Hogland mengerutkan alis, sedikit penasaran namun tetap waspada. "Proyek baru? Jelaskan lebih lanjut, Vincent. Bukankah kemarin katamu proyek itu masih dalam tahap uji coba?"
Vincent mengangguk, lalu mulai menjelaskan dengan detail. "Proyek ini adalah pengembangan zirah khusus, Yang Mulia. Bukan sembarang zirah - ini adalah zirah yang dirancang untuk memperkuat sihir penggunanya. Setiap prajurit yang mengenakannya akan mampu meningkatkan kekuatan magis mereka hingga berkali-kali lipat."
Raja Hogland memandangnya dengan minat, namun masih ada keraguan di balik tatapannya. "Jika itu benar, mengapa kita belum mengujinya pada para prajurit?"
Vincent mengangguk, memahami kekhawatiran sang raja. "Zirah ini, meskipun potensi besar, ia memiliki satu kelemahan. Penggunaan sihir melalui zirah tersebut memerlukan energi yang sangat besar. Prajurit biasa akan kelelahan jika tidak berhati-hati dalam menggunakannya. Karena itu, saya menyarankan kita untuk menguji zirah ini terlebih dahulu pada para tahanan di penjara ibu kota."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙹•𝙼𝙰𝚇 𝚁𝙴-𝚅𝙾𝙻𝚄𝚃𝙸𝙾𝙽
Science FictionDi tengah dunia yang terbelah oleh konflik abadi antara dua kerajaan kuno, seorang pemuda terjebak dalam dalam lembaran kehidupan. Meski dikelilingi oleh mereka yang memiliki kemampuan luar biasa, ia menyimpan sebuah rahasia yang bisa menggemparkan...