Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***Flashback - Beberapa Bulan Sebelumnya
Diego sedang duduk di ruang tamu apartemennya ketika manajernya datang membawa kabar baru.
"Ada tawaran film. Ga perlu casting dulu, based on story," ujar sang manajer, sambil menunjukkan proposal.
"Film tentang apa?" tanya Diego, tertarik.
"Hubungan yang gak dapat restu. Setting-nya tahun 50-60an," jelas manajernya.
"Lawan mainnya siapa?"
Diego tetap waspada, karena ia terkenal picky dalam memilih lawan main. Dia tidak suka membuang energi jika lawan mainnya belum cukup ahli dalam akting natural.
"Aktris baru kayaknya, cuma gue belum tahu pasti siapa," jawab manajernya dengan ragu.
Diego mengangguk, lalu berkata sang manajer, "Kalau lo mau, gue buat janji buat reading naskah."
"Yaudah, atur aja. Jangan lupa kabarin Angel," kata Diego.
***
Keesokan harinya, Diego sudah ada di kantor production house, Phoenix Studios. Ia disambut oleh sang sutradara dan direktur perusahaan, tapi perhatiannya segera tertuju pada seorang wanita muda yang berdiri di samping mereka—Irish Adelia. Wajahnya segar, memukau, dengan senyum malu-malu yang membuat Diego tak bisa mengalihkan pandangan.
"Diego, makasih udah terima tawaran—"
Diego langsung memotong. "Siapa dia?"
Sutradara tersenyum, memperkenalkan, "Dia Irish, lawan mainmu."
Irish tersenyum kecil, tatapan mata tertunduk malu, sementara Diego mendekat dan mengulurkan tangan.
"Diego."
"Irish."
Mereka pun saling berkenalan, meskipun Irish sangat malu dikarenakan dia kagum berat dengan sosok Diego.
***
Saat latihan naskah, Diego dan Irish membaca dengan keseriusan yang mengalir. Diego akhirnya mengajukan ide untuk memulai dengan salah satu adegan intens di film.
"Kita coba dengan scene ini, gimana?" tanya Diego dengan tenang.
"Oh.. boleh," jawab Irish, suaranya lembut namun penuh antusiasme.
Mereka berdiri berhadapan, dan Diego mengulurkan tangan.
Manajer Diego mengisyaratkan persiapan. "Take one, scene 32... three...two...one... action!"
Diego masuk ke dalam karakter dengan mudah, merangkul pinggang Irish dengan penuh percaya diri, sementara tatapannya seolah menyampaikan rasa cinta yang terpendam.
Dialog Naskah (Scene 32):
Diego (sebagai Karakter): "Jika cinta kita salah, biarlah aku bersalah selamanya. Aku lebih memilih itu daripada hidup tanpa dirimu."
Irish (sebagai Karakter): "Lalu... apa kita akan terus sembunyi seperti ini?"
Diego (sebagai Karakter): "Tak peduli di mana kita sembunyi, asal ada kamu di sana... itu sudah cukup buatku."
Diego mengecup kening Irish dengan lembut, membuat Irish terkejut karena itu bukan bagian dari naskah.
"Cut!" suara sang sutradara memecah suasana. Semua orang di ruangan bertepuk tangan, terpukau oleh chemistry yang begitu alami di antara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Vows 21+ [Haruto]
Romantik"Aku mau putus," katanya dengan suara pelan tapi tegas. Kata-kata itu menusuk, bahkan bagi Diego. Di balik cinta yang ia miliki untuk Irish, ada perasaan kompleks yang tak bisa ia jelaskan. "Kita salah, Diego. Termasuk aku... aku salah sudah mengamb...