Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***Setibanya di depan rumah, Irish terdiam, belum turun dari mobil. Matanya tertuju pada jalanan seakan sedang berusaha mengumpulkan pikirannya. Diego, yang duduk di sampingnya, merasakan keheningan itu.
"Gausah dipikirin, tante Ratu itu baik," kata Diego, berusaha menenangkan Irish.
Irish menatap Diego, mata penuh keraguan. "Kamu ga mainin aku kan?" tanyanya, suaranya terdengar ragu, tak seperti biasanya.
Diego menoleh, bingung. "Kenapa nanya seperti ini?" jawabnya, sedikit terkejut.
"Aku takut kamu mainin aja," ujar Irish, menundukkan kepala, tampak lebih cemas dari yang biasanya.
Diego tersenyum lembut, lalu mengelus kepala Irish dengan penuh kasih. "Saya bukan pria pembual, saya bisa tepati janji dan omongan," ucapnya dengan tegas.
Irish terdiam, memandang Diego yang sedang berbicara dengan keyakinan. Diego melanjutkan, "Papa kelihatan senang sama kamu, dia biasanya paling susah untuk dekat sama orang lain."
Irish hanya mengangguk, mendengarkan dengan seksama. "Pagi ini papa saya, berani ngobrol dan titip salam ke kamu untuk saya," jelas Diego lagi dengan senyum yang semakin lebar.
Irish terdiam sesaat, tampak berusaha mencerna kata-kata Diego. "Emang biasanya ga papa kamu susah dekat sama orang lain? Gimana sama Angel?" tanya Irish, sedikit khawatir.
Diego mengatupkan bibirnya, terdiam sejenak. "Eh! Diego, maaf aku, aku lupa kalau... papa kamu... maafin aku! Gausah dijawab! Bodoh banget aku segala nanya kayak gitu," kata Irish, merasa bersalah atas pertanyaannya yang tak seharusnya dia lontarkan.
Diego menenangkan dengan mengangkat tangan, lalu berkata, "Hey, hey! Gapapa kok. Kamu lagi overthink, saya tau. Gausah khawatir ya, saya serius sama kamu."
Mereka saling tersenyum, lalu berciuman sejenak sebelum akhirnya Irish membuka pintu mobil dan keluar.
"Bye! Nanti sore aku ke apart kamu lagi," kata Irish sambil melambaikan tangan, mengucapkan selamat tinggal.
Diego melambaikan tangan juga, kemudian mobilnya mulai berlalu.
Namun, saat Irish hendak memasuki rumah, ia melihat ada sosok yang berdiri di depan pintu rumahnya. Angel. Tangan dilipat di dada, wajahnya penuh emosi.
"Puas main sama suami orang? Gatel itu lo? Mau gue garukin hah?" kata Angel, suaranya penuh amarah.
Irish menatapnya dengan tenang. "Ngapain ke sini?" tanyanya dengan dingin.
Angel berdecak, lalu menghampiri dengan langkah cepat. "Gue udah dapat foto lo sama Diego yang tidur semalam di apart! Hal ini akan gue jadikan bukti kalau Diego juga selingkuh! Dan lo bakalan jadi tersangkah!" kata Angel, dengan nada penuh kemenangan.
"Oh, satu lagi, ada pasalnya loh! Bisa 9 bulan penjara!" tambah Angel dengan tawa sinis.
Angel tertawa kecil dan berjalan pergi meninggalkan Irish yang kini berdiri dengan wajah penuh amarah dan kebingungan.
Irish terdiam di depan pintu rumahnya, masih terpaku dengan kata-kata angel yang baru saja terdengar. Sebuah ancaman yang cukup menggetarkan, tapi di saat yang sama, hatinya seakan menguat. Meskipun perasaan takut dan khawatir mulai merayapi, dia tahu satu hal—dia tidak akan membiarkan siapapun merusak apa yang sudah dibangun dengan Diego.
Dia memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan diri. Saat membuka mata, irish menarik napas panjang dan menatap jalanan kosong di depan rumahnya, merasa berat dengan perasaan yang bercampur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Vows 21+ [Haruto]
Romans"Aku mau putus," katanya dengan suara pelan tapi tegas. Kata-kata itu menusuk, bahkan bagi Diego. Di balik cinta yang ia miliki untuk Irish, ada perasaan kompleks yang tak bisa ia jelaskan. "Kita salah, Diego. Termasuk aku... aku salah sudah mengamb...