25. Flashback - 3

74 6 2
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Di dalam mobil yang melaju perlahan, suasana terasa hening, hanya suara mesin mobil dan sesekali desah napas yang terdengar. Diego melirik Irish yang tampak termenung, wajahnya sedikit tegang.

"Kamu ngga apa-apa?" tanya Diego pelan, sambil dengan lembut menyentuh paha Irish dan mengelusnya perlahan.

Irish terkejut, jantungnya berdegup kencang saat merasakan sentuhan itu. Matanya mengikuti gerakan tangan Diego yang ada di pahanya.

"Aku nggak apa-apa kok," jawab Irish, berusaha terdengar tenang meski hatinya berdebar. "Cuma... ngerasa kalau Tante Ratu kayak sinis gitu," tambahnya, mencoba jujur tentang perasaannya.

Diego tersenyum tipis, senyum yang menyiratkan sedikit kelegaan, "Dia emang gitu wataknya, tapi baik kok."

Irish menghela napas, memikirkan kembali pertemuan itu. "Waktu sama Angel... dia gitu juga, ya?" tanyanya, menatap lurus ke depan.

Diego terdiam sesaat, kebingungan harus menjawab apa. Kenangan tentang pernikahannya dengan Angel, yang sebenarnya tak mendapatkan restu dari keluarga besar, kembali muncul dalam pikirannya. Dia tahu bahwa selama ini Angel tidak pernah terhubung dengan Tante Ratu atau pun anggota keluarga besar lainnya.

Irish mengamati Diego yang tiba-tiba terdiam. "Pasti dia lebih baik sama Angel, ya kan?" katanya dengan suara pelan, namun penuh ketidakpastian.

Diego merasa hatinya berat mendengar kata-kata Irish. "Aku dicap sebagai perusak rumah tangga kamu, ya mau dijelasin gimana pun, tetap pandangan itu nggak bisa berubah," lanjut Irish, suara sedikit tersendat, seperti menahan beban.

Diego merasa tak tega mendengar itu. Dia memalingkan wajah ke Irish dan dengan lembut menggenggam tangannya. "Gausah dipikirin, sayang. Tante Ratu memang gitu, tapi dia nggak seburuk yang kamu pikirin," jawab Diego, berusaha menenangkan Irish.

Irish menatap Diego dengan mata penuh tanya. "Keluarga kamu akan baik sama aku, kan?" tanyanya, keraguan tersirat dalam suaranya.

Diego menatapnya dengan serius, memberikan anggukan pelan. Tangan Diego menyentuh pipi Irish, mengusapnya dengan lembut, "Kamu gausah khawatir. Mereka pasti akan baik sama kamu," katanya dengan keyakinan, walau sedikit ragu di dalam hatinya.

Irish terdiam, merenung, tapi ada sedikit rasa tenang yang merayapi hatinya setelah mendengar kata-kata Diego. Mobil terus melaju, membawa mereka lebih dekat ke rumah Irish, sementara di dalam hatinya, Irish berusaha meyakinkan diri bahwa mungkin, hanya mungkin, ada tempat baginya dalam dunia Diego.

• • •

Di kediaman Diego, yang terletak di kawasan elit Greenwood Estates, suasana pagi yang tenang tampak berbeda dari biasanya. Angel dan Aris duduk bersama di meja makan, sementara sinar matahari pagi menembus jendela, menciptakan suasana yang sedikit lebih cerah.

"Gue harus ngobrol berdua sama Diego," kata Angel, mengunyah roti sambil melirik Aris yang duduk di depannya.

"Emang lo berdua nggak ada mediasi?" tanya Aris, sambil menyendok sarapan.

"Ada, tapi Diego nggak mau ngerasa udah nggak ada yang perlu dibicarakan lagi," jawab Angel, suara nya terdengar penuh kekecewaan.

"Gue kayak gini juga Diego duluan! Dia tidur sama cewek h-3 mau nikah!" tegas Angel, menatap Aris tajam.

"Tidur sama cewek? Masa sih?" tanya Aris, seolah tak percaya.

"Iya, bokapnya yang kasih tau gue kok. Bahkan ada buktinya juga," jelas Angel, dengan nada serius, namun matanya sedikit meragu.

Shattered Vows 21+ [Haruto] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang