03

65 7 0
                                    

Di gelapnya selasar sekolah, nafas yang hanya sampai dileher, berjalan menyeret kakinya yang sakit. Tali panjang dibawanya, tangisannya rintih terdengar di penjuru sekolah.

Suara itu benar-benar sakit dan menyayat hati.

Lucas berjalan mengikuti gadis itu, dibelakang ada Zain, dibelakang Zain ada Leon. Ketiganya berjalan berbaris rapi seperti anak bebek yang mengikuti induknya.

Untuk pertama kalinya Zain melihat hantu, ada perasaan takut dalam dirinya. Ingin rasanya ia segera pergi meninggalkan kedua temannya itu.

“Nggak apa-apa kita ngikutin itu?” tanyanya sambil ketakutan.

Tubuh Zain bergetar, namun dia lumayan merasa aman karena ada orang di depan dan belakangnya.

“Itu hanya sisa energi, dia tidak akan menganggu kita” jelas Lucas.

Sesampainya di tempat gadis itu bunuh diri. Ia melakukan adegan bunuh dirinya lagi. Mata Zain terbelalak ketika gadis itu hendak melompat, Zain berlari mendekat dan berusaha menggapai tubuh gadis itu. Namun, gadis itu tampak seperti hologram, ia sama sekali tidak bisa disentuh, begitu juga dengan tali yang sedang menjerat lehernya.

Leon menarik nafas berat menatap apa yang dilakukan Zain. Lucas hanya terdiam, ia hanya bisa memaklumi Zain yang masih polos dalam pekerjaan ini.

Zain menoleh menatap kedua temannya itu, tampak keduanya menatap kearah Zain. Satu tatapannya tajam dan dingin seperti singa lapar yang akan menerkam mangsanya. Sedangkan, yang satu tatapannya tenang seperti air yang mengalir di sungai yang jernih.

“Kalian tidak ingin menolongnya? Liat dia tercekik kesakitan” omel Zain panik sambil menunjuk ke arah tubuh gadis itu. Tatapannya tampak panik menatap kearah Lucas dan Leon yang diam saja disana.

Zain menoleh pada gadis itu lagi, tubuh dan talinya sudah tidak ada di sana. Ia kaget, ia mencari gadis itu kekiri dan kekanan. Tidak tampak gerangan ada di sana.

“Sudah ku bilang, itu sisa energi” ucap Lucas sekali lagi.

Sekali lagi, Zain menarik nafas berat. Ia memenangkan dirinya sendiri atas apa yang ia lihat “Aku sama sekali nggak mengerti apa yang terjadi.”

Senyum Lukas selalu menghias wajahnya, bahkan ketika menghadapi Zain yang tampak sekali bingung, ia menghadapinya dengan sabar.

“Mereka yang mati seperti itu akan selalu mengulangi kematiannya setiap hari di jam yang sama. Dia akan terus merasakan sakit itu selama urusannya di dunia ini belum selesai. Tugas kita membantu mereka menyelesaikan masalahnya itu” Jelas Lucas.

Cowok cerdas

Zain menyanjungnya dalam hati, Lucas memang terlihat lebih cerdas dari pada Leon yang sedari tadi hanya bisa diam.

“Ada dua energi roh, positif dan negatif. Ketika roh itu positif mereka akan dengan mudah meninggalkan dunia ini. Tetapi jika roh itu negatif, mereka akan berkeliaran di dunia, kadang kala akan menganggu manusia lain. Ada sesuatu yang belum membuat mereka puas, bahkan mereka bisa berubah menjadi roh pendendam. Bahaya kalau mereka jadi roh pendendam, mereka dapat membunuh.”

Zain hanya bisa mendengar penjelasan Lucas dalam diam. Seakan-akan saat ini Lucas sedang menjadi guru yang sedang mengajar Zain.

“Katamu, kita harus membantunya?” Tanya Zain.

“Iya, kita harus membantunya. Tapi kita harus cari tahu, apa sebenarnya urusan mereka yang tersisa hingga membuat mereka enggan pergi.” Jelas Lucas.

Kini Leon ikut berbicara “Hampir semua roh korban bunuh diri, dibunuh dan kecelakaan menjadi roh negatif. Mereka benar-benar penasaran, biasa mereka yang belum sempat mengucapkan selamat tinggal, dan ada juga yang dendam pada seseorang.”

PEMBURU JIWA [XODIAC FAN-FICTION] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang