16

48 12 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE YA
___________________________

Heri masuk ke apartemen barunya. Ia berjalan dibantu dengan tongkat kruk. Ia pulang sendirian, Pak Rido ada urusan di kantor agensi sehingga hanya bisa mengantar Heri sampai kedepan apartemen saja. Ia duduk diatas sofa kemudian menatap lingkungan barunya. Ruangan yang tenang dan lebih luas dari sebelumnya.

Ia membuka televisi, mulai menonton siaran yang sedang mengabarkan badai besar di kampung halamannya. Heri tahu bahwa kedua orang tuanya pasti tidak akan datang hari ini karena badai tersebut. 

Ada suara bel yang menandakan seseorang datang. Heri tahu itu adalah tukang delivery makanan, ia sempat memesan beberapa makanan diet sebelum sampai di apartemen. Heri bangkit dengan susah payah, berjalan pincang dibantu dengan tongkat menuju pintu, ia membuka pintu dan menemukan tukang delivery dengan plastik kresek makanan pesannya.

Pria yang mengantar makanan itu tersenyum dan memberikan kresek itu kepada Heri.

“Terimakasih” ucap Heri.

“Sama-sama, saya pergi dulu.”

Pria itu pergi, Heri segera menutup pintu dan berjalan menuju dapur. Ia berjalan dalam keadaan pincang, berusaha untuk mengurus dirinya sendiri walaupun sakit.

Ia mengambil alat makannya, membawa alat makan itu ke ruang tamu. Ia akan makan sambil menonton acara televisi. Heri mengeluarkan makanan-makanan sehat itu dan menatanya diatas piring. Setelah semuanya tertata dengan rapi ia mulai memakannya.

Acara televisi yang ia putar adalah talk show komedi, sehingga beberapa kali Heri sedikit tersenyum karena pembicaraan yang konyol. Namun tiba-tiba saja ada gadis yang berjalan dibelakangnya, gadis itu tidak menghampirinya, melainkan jalan dari sisi kanan ke kiri seperti sedang menyebrang.

Heri merasa ada orang dibelakangnya, ia pun menoleh kebelakang dan tidak menemukan apa-apa disana. Ada perasaan tidak enak seketika timbul di dalam hati Heri, ia beberapa kali menoleh kebelakang.

Setelah merasa tidak ada apa-apa disana, Heri kembali menatap televisi sambil makan. Namun perasaan tidak enak masih menghantui dirinya. Ia masih merasa ada orang yang sedang mengawasinya dari belakang. Namun ketika ia menoleh lagi, tidak ada siapa-siapa disana.

Heri jadi kesal, ia sudah kehilangan selera makan dan menonton televisi. Ia akhirnya mematikan televisinya, disaat itu bayangan dirinya dan seseorang terpantul di monitor televisi. Heri terdiam melihat pantulan bayangan orang yang tidak ia kenal itu. 

Seorang gadis memakai pakaian putih berdiri dibelakangnya sambil memegang pundak kanannya. Perlahan Heri menoleh kebelakang untuk melihat siapa itu. Namun ketika menoleh, tidak ada siapa-siapa disana.

Heri kembali melihat layar televisi dan melihat gadis itu masih ada dibelakangnya. Tiba-tiba saja, ada yang menarik sofa tempat Heri duduk ke belakang. Heri yang kaget langsung melompat turun dari sofa. Ia jatuh tersungkur diatas lantai. Heri mengaduh karena ia tersungkur dengan keras dilantai dan membuat kakinya yang cedera sakit lagi.

Tiba-tiba saja handphonenya yang ia letakan diatas meja memutar sebuah musik. Lagu miliknya sendiri yang berjudul Love Song terputar begitu saja. Heri merangkak mendekati handphonenya itu, namun sesuatu menarik kakinya dan membawa tubuh itu masuk kedalam kamar. Heri hanya bisa berteriak sambil mengaduh. Pintu kamar itu tertutup dan terkunci. Kini suasana menjadi sepi dengan lagu Love Song yang terus berputar berulang kali.

***

Zain berjalan sambil melompat-lompat di genangan air. Entahlah, dia tampak seperti anak kecil yang sedang bosan di jalanan. Mulutnya tak henti-hentinya bersenandung lagu yang ia buat sendiri. Entah lagu apa itu, bahkan lagunya tidak ada ujungnya.

PEMBURU JIWA [XODIAC FAN-FICTION] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang