PROLOG

117 9 4
                                    

Pagi itu, Zain terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin. Entah apa yang ia mimpikan semalam. Yang ia tahu adalah, ia bertemu dua orang dalam mimpinya. Yang satu memakai jubah putih dan satu memakai jubah jingga. Keduanya tampak bijaksana. Pria berjubah putih memegang jam pasir yang tampak indah dan berkilau. Yang berjubah jingga tidak memegang apa-apa, tapi wajahnya tampak dingin dan tampan. Pria tanpa ekspresi, itulah yang ada di pikiran Zain.

Sudahlah, itu hanya sebuah mimpi, walau terasa nyata, Zain segera menepis pikiran-pikirannya itu untuk bergegas berbenah diri. Hari ini, ia akan menjadi siswa baru di SMA Arah Ilmu. Tahun keduanya di masa putih abu-abu, namun tidak ada yang indah dengan hal itu. Ia selalu kerepotan karena sering berpindah sekolah. Penyebabnya adalah karena pekerjaan Ayahnya.

Menyebalkan ketika harus menjadi siswa baru lagi.

Entah berapa kali ia sudah berpindah sekolah tahun ini. Namun apa boleh buat, di hidupnya ini ia hanya memiliki seorang Ayah sebagai orang tuanya, mamanya sudah tiada sejak lama. Ia juga memiliki seorang kakak laki-laki, namun karena sedang mengurus kelulusannya ia masih di tempat tinggal yang lama.

Seusai ia berbenah diri, ia turun untuk sarapan. Ia turun kelantai satu rumahnya, karena kamarnya ada di lantai dua. Cowok itu berjalan kearah ruang makan yang sepi dan sunyi. Tidak ada orang satupun disana.

Cowok itu turun tangga sambil memainkan handphonenya. Terlihat ada pesan masuk dari handphonenya. Pesan dari Ayah.

Menyebalkan sekali, di hari pertama ia sekolah bahkan orang tuanya tidak ada di rumah untuk menyemangatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyebalkan sekali, di hari pertama ia sekolah bahkan orang tuanya tidak ada di rumah untuk menyemangatinya. Hanya pesan semangat yang bahkan Zain merasa itu tidak terlalu penting dan membuatnya semakin tidak semangat. Bahkan lebih menyebalkan lagi melihat kontak itu menggunakan wajahnya sebagai foto profil.

 Bahkan lebih menyebalkan lagi melihat kontak itu menggunakan wajahnya sebagai foto profil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sarapan yang sudah disiapkan oleh Ayah segera dimakannya. Segera ia memakannya dengan lahap hingga habis, kemudian bergegas hendak pergi meninggalkan rumah itu. Ia berlari keluar dari rumahnya seakan-akan terlambat pergi kesekolah. Padahal ia masih memiliki waktu 30 menit sebelum jam masuk sekolah.

Jalanan ramai, dengan pejalan kaki, dengan pengendara, dengan orang-orang yang sibuk dengan pikiran masing-masing. Beberapa orang tampak sibuk bercerita tentang berita yang sedang gempar akhir-akhir ini. Siswi yang bunuh diri di sekolah yang akan Zain masuki.

PEMBURU JIWA [XODIAC FAN-FICTION] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang