20

62 14 11
                                    

Jangan lupa di Vote ya
________________________

Sejak kapan aku jadi indigo seperti ini.

Zain bergumam dalam hati ketika melihat Heri dan Amel berkomunikasi lewat cermin. Ia tidak sadar selama ini melihat Amel yang bahkan orang normal tidak bisa melihatnya sama sekali.

Disisi lain Heri hendak memegang cermin itu, bayangan Amel benar-benar terpantul disana. Namun ketika Amel berbicara, Heri tidak bisa mendengarnya.

“Aku nggak bisa mendengarmu” kata Heri kecewa.

Ada raut wajah kecewa juga dari wajah Amel. Lucas bisa mendengar apa yang dikatakan Amel.

“Amel bilang dia merindukanmu” ucap Lucas.

Heri mendengar Lucas, kemudian menoleh ke cermin lagi dan melihat Amel menganggukkan kepalanya.

“Aku juga merindukanmu, aku nggak tahu kau kena musibah. Bahkan aku ada disana saat itu terjadi. Maafkan aku” kini air mata Heri menetes. Ia ingin meraih tangan Amel, tapi ia hanya bisa menyentuh cermin. Bahkan di cermin itu ada pantulan bayangan dirinya sendiri.

Amel menggelengkan kepalanya. Gadis itu mulai kembali berbicara, namun sekali lagi ia tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

“Jangan menangis, aku nggak apa-apa. Mari kita menghabiskan waktu bersama lagi. Tapi aku mau kau pakai setelan jas berwarna biru muda. Zain sudah menyiapkannya untukmu” kata Lucas menjadi narahubung antara Amel dan Heri.

Heri menoleh ke arah Zain, Zain memberikan Heri satu jempol tanda setelannya sudah siap. Heri tersenyum pada Zain.

Amel kembali berbicara, yang terlihat dimata Heri hanyalah gerak bibir Amel tanpa suara.

“Kita akan pergi ke beberapa tempat, pertama ke tempat makan yang dari dulu ingin aku kunjungi, habis itu kita ke taman bermain, dua tempat ini kita kunjungi di dunia nyata. Nah yang terakhir kita pergi ke pohon besar di kampung, kau akan ke alam bawah dan bertemu denganku.”

Walau yang Heri dengar itu adalah suara Lucas, tetapi Heri masih bisa menangkap yang berbicara dengannya adalah Amel.

“Ganti bajumu sekarang, keburu malam” kata Lucas.

“Itu yang kasi pesan Amel?” Tanya Heri.

Lucas mengangguk, Heri seketika berjalan pincang kearah Zain. Zain memberikan setelan itu, Heri segera melepas bajunya. Ia lupa jika ada Amel yang merupakan seorang gadis di sana. Amel pun menutup matanya walaupun dirinya adalah seorang hantu.

Zain membantu Heri mengenakan setelannya agar cepat. Setelah siap, Heri tampak tampan dengan setelan itu. Amel tersenyum melihatnya.

“Ayo pergi” ajak Lucas.

Keempat cowok itu keluar dari ruangan itu. Mereka menuju sebuah restoran seafood yang tidak jauh dari sana. Suasana sudah hampir malam, jalanan sudah ramai dengan orang-orang yang pulang dari tempat kerja mereka.

Sesampainya di restoran seafood, mereka memesan dua meja. Satu meja dengan dua kursi untuk Heri dan Amel, satu meja lagi yang berisikan empat kursi untuk Zain, Lucas dan Leon.

Heri duduk berhadapan dengan kursi kosong, sedangkan di belakang kursi kosong itu ada Lucas yang duduk membelakanginya.

“Kau ingin pesan apa?” Tanya Lucas. Ia masih menjadi narahubung antara Heri dan Amel.

“Mungkin aku mau set kepiting yang ini, pakai kuah Padang” kata Heri sambil melihat buku menu.

“Keliatannya enak” kata Lucas, namun yang didengar Heri itu adalah suara Amel.

PEMBURU JIWA [XODIAC FAN-FICTION] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang