11

63 14 2
                                    

"Ma, sakit" ucap Bella lirih.

Suara itu terdengar di telinga Mamanya Bella. Bella yang dikurung oleh penghalang ternyata sudah mendengar suara yang dirindukannya.

Tiba-tiba saja, kaca penghalang tubuh Bella retak, kemudian pecah berkeping-keping. Gadis itu keluar dari pecahan kaca itu dan menangis dihadapan Ibunya. Ia mendekat, berjalan perlahan kearah wanita itu.

"Ma, aku rindu padamu. Maafkan aku" kata Bella.

Wanita itu tidak mampu menahan tangisnya. Ia segera memeluk tubuh yang dingin itu. Ada cahaya yang muncul ketika wanita itu memeluk Bella. Cahaya terang yang membuat tubuh Bella yang dingin menjadi hangat.

Tubuh Zain jatuh dari ketinggian, tali itu tiba-tiba saja putus. Zain yang kesadarannya tinggal sedikit segera menghirup nafas dengan cepat. Kakinya terkilir karena jatuh dari ketinggian, tenaganya sangat sedikit untuk mengadu saat ini. Yang diinginkan cowok itu adalah menghirup udara sebanyak mungkin. Lucas dan Leon berlari kearah tubuh Zain.

"Aku enggak apa-apa" kata Zain dengan suara parau dan nafas ngos-ngosan agar kedua temannya itu tidak panik.

"Kau berhasil" kata Lucas, air matanya masih menetes.

Zain tersenyum, yang ia tahu ia hanya ingin berbaring. Ada rasa sakit di lehernya. Leher Zain memang terluka parah karena jeratan tali itu.

Perlahan kepala Zain melihat kearah Bella yang sedang memeluk ibunya. Zain tersenyum melihatnya. Dari jauh Bella melihat kearah Zain dan tersenyum lebar.

Namun seketika suasana menjadi gelap, Zain berbaring di kegelapan. Di depannya ada pusaran yang sangat besar. Pusaran itu berwarna putih dan melingkar-lingkar seperti awan. Ada cahaya terang di inti pusaran itu.

"Zain" panggil seorang gadis dengan suara lembut.

Zain melihat Bella berdiri dan menatap dirinya yang sedang berbaring diatas lantai. Zain berusaha untuk bangkit, Bella membantunya. Tubuh Zain masih terasa lemah.

Saat Zain berhasil berdiri, Bella memeluknya. Memeluknya erat. Zain tidak tahu apa yang ingin ia lakukan, ia hanya diam saja. Kaki Zain sakit, ia mengaduh, Bella segera melepas pelukannya.

"Terimakasih" kata Bella.

Ada angin sejuk yang terasa oleh Zain. Sedari tadi ia merasa ketakutan, tapi sekarang ia merasa sebuah kehangatan. Bahkan rasa sakit dikakinya hilang saat ini.

Bella berdiri menatap pusaran itu. Pusaran yang bergejolak, berputar tanpa henti. Zain tidak tahu itu apa, tapi ia sempat melihat sekilas di dalam manual 'Pemburu Jiwa'.

"Itu portal menuju alam bawah yang lebih baik. Hutangku di dunia sudah selesai, jangan lupa kertas kemarin dikasih ke Melinda ya" ucap Bella.

Zain mengangguk. Bella tahu Zain tidak ingin banyak bicara karena lehernya yang masih sakit.

"Maafkan aku, kau hampir mati karenaku" kata Bella.

"Enggak apa-apa, aku juga masih hidup sekarang" jawab Zain.

Bella tersenyum, ia kemudian melangkah menuju pusaran itu. Sebelum benar-benar masuk, Bella menghentikan langkahnya dan menoleh pada Zain.

"Zain, terima kasih" ucap gadis itu.

Zain hanya bisa mengangguk sambil melambaikan tangannya. Bella tersenyum dan berbalik, gadis itu melangkah masuk ke dalam pusaran. Zain terpesona melihat pemandangan itu, untuk pertama kalinya ia melihat pemandangan yang benar-benar menakjubkan.

Seseorang tiba-tiba memegang pundak kanan nya dari belakang. Zain menoleh dan melihat Lucas dan Leon sudah berdiri di sampingnya. Kedua orang itu memakai jubah, Lucas memakai jubah putihnya dan Leon dengan jubah jingganya. Namun seketika Zain sadar ia juga telah menggunakan jubah berwarna hitam.

PEMBURU JIWA [XODIAC FAN-FICTION] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang