06

69 12 1
                                    

Ketika masuk, terlihatlah dapur yang tampak rapi walau sudah ada debu di beberapa titik ruangan. Dapur itu terpisah dari ruangan lainnya, setelah ruang dapur terlihat ruang makan. Diatas meja yang sudah ditutupi debu terlihat berbagai alat makan yang tertata rapi.

Sepertinya keluarga ini meninggalkan rumahnya saat hendak makan.

Begitulah Zain membatin.

Leon tampak teliti melihat barang-barang yang ada di sekitarnya. Ia mencari petunjuk, dengan teliti menatap setiap perabotan yang ada di tempat itu.

Tiba-tiba saja ada suara letusan, Zain kaget dan sedikit melompat kearah Leon.

“Selamat Ulang Tahun!!” Jerit seorang pria dan wanita ketika seorang anak perempuan yang mengenakan seragam sekolah datang.

Zain dan Leon menatap pasangan suami istri dan anaknya itu. Itu adalah keluarga Bella, sisa energi bahagia yang menyelimuti rumah ini, itulah yang sedang Zain dan Leon lihat.

“Tiup lilinnya nak” kata Pria itu.

Sebelum meniup lilin itu, tampak Bella memejamkan matanya dan mulai memanjatkan harapannya. Gadis itu memanjakannya dengan begitu serius. Setelah itu ia meniup lilin kue tersebut. Kedua orang tuanya mulai bertepuk tangan.

Setelahnya bayang-bayang itu hilang. Zain dan Leon saling tatap.

“Kita di alam bawah?” Tanya Zain.

“Enggak, itu hanya penglihatan kita” jawab Leon.

Tak lama terdengar suara tawa yang riang dari arah ruangan lainnya. Leon dan Zain segera melangkah kearah ruangan tersebut. Asal suara itu dari ruang keluarga, tampak Bella dan Ayahnya sedang tertawa sambil melihat album foto.

“Pak, ingat yang ini?” tanya Bella sambil menunjuk ke salah satu foto.

“Ya ingat dong, setelah itu kamu jatuh di keramaian kan” ledek Ayah.

Bella tampak kesal, ia memukul Ayahnya beberapa kali. Namun segera ia tertawa mengingat momen ia terjatuh saat berjalan-jalan di taman. Kejadian yang memalukan itu diabadikan dalam foto.

Kembali bayangan itu hilang. Zain dan Leon kembali mendengar suara dari lantai atas. Suara tangis. Zain dan Leon segera naik ke lantai atas, suara itu berasal dari salah satu pintu yang saat ini sedang tertutup rapat.

Leon memegang gagang pintu itu, kemudian ia membuka pintu itu perlahan. Terlihat Bella yang sedang menangis memeluk sang ibu.

“Tak apa-apa” kata Mama Bella.

Wanita itu tampak mengelus rambut Bella. Kemudian kembali lagi pemandangan itu menghilang begitu saja.

“Apa itu semua petunjuk?” Tanya Zain.

Leon mengangguk.

Kemudian kembali terdengar gelak tawa dari arah ruang keluarga. Zain dan Leon kembali turun ke lantai bawah. Keduanya melihat gambaran seisi keluarga itu tengah duduk disofa yang sama, tertawa riang gembira. Benar-benar keluarga yang bahagia.

Gambaran itu kembali hilang, suasana tiba-tiba gelap. Segerombolan polisi tiba-tiba datang. Polisi-polisi itu menangkap Ayah Bella, Mama Bella hanya bisa menangis disana, begitu juga dengan Bella.

Kini semuanya menghilang, suasana kembali normal. Selembar foto melayang-layang dan jatuh di dekat kaki Zain. Zain memungut lembar foto itu. Tampak foto keluarga Bella yang sedang piknik di sebuah taman.

Dibalik foto itu ada sebuah tulisan.

Aku tidak dendam ketika dibully
Aku hanya menyesal pergi tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal pada Ayah dan Mama…….

PEMBURU JIWA [XODIAC FAN-FICTION] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang