KINDLY BACA CUAP-CUAP AKU INI DONG <3
Kayaknya tiap aku update tuh readsnya 500+ dan rata-rata votenya kurang lebih 100 yaa, tapi komennya kayak... kurang rame nggak sih???
Jadi nggak apa-apa dong kalau kali ini aku narget at least 50 komen buat update chapter selanjutnya?
Dikit kan? Bisa kan?? Ayo dong keluarkan keberisikan kalian itu hahaha, aku tunggu yaa <3
‧₊˚ ⋅ 𓐐𓎩 ‧₊˚ ⋅
BTW chapter ini panjaaangg bangeettt hampir 5k kata, jadi happy reading dan semoga nggak diabetes karena sweetness overload!!
‧₊˚ ⋅ 𓐐𓎩 ‧₊˚ ⋅
Ramai riuh Yogyakarta nggak pernah gagal membuat gue jatuh hati. Dengan berisik yang nggak mengusik, Yogyakarta punya cara khas untuk mengajarkan arti luhur secara praktikal dan punya magnet tersendiri yang membuatnya dapat penghormatan dari masyarakat sekitar maupun pengunjung asing. Dan malam ini Yogyakarta lebih bersinar, lebih mudah gue cintai sebab dalam perjalanan panjang yang gue tempuh untuk sampai di kota ini, ada seseorang yang duduk tenang di kursi kemudi dengan pembawaannya yang menyenangkan.
Sesuai kesepakatan yang gue dan Awan buat kemarin siang, hari ini kami berangkat ke Yogyakarta jam sepuluh pagi. Sampai sekitar jam tujuh malam, kami mampir sebentar ke gerai gelato langganan Awan untuk mendapatkan dua cup medium caramel mix fruit yang saat ini sedang kami nikmati sambil memandang jalanan ramai menjelang malam.
"Dulu aku suka ke sini kalau habis bimbel."
Awan menunjukkan ponselnya dengan antusias agar gue bisa melihat deretan foto-fotonya dalam balutan seragam SMA. Foto itu mungkin diambil empat atau lima tahun lalu, wajahnya kelihatan lebih tirus meskipun nggak ada perbedaan yang berarti sama kondisinya saat ini. Senyumnya tetap sama merekah dan matanya selalu jadi yang paling bersinar daripada sekelilingnya.
"Ini waktu selesai ngebut progress soalnya aku budak inten banget."
Dia senyum sambil terus menggeser foto, kelihatan banget kalau dia lagi menikmati nostalgia bersama seporsi gelato yang tinggal seperempat bagian. Sampai akhirnya sebuah foto muncul tanpa dia duga, membuat jarinya buru-buru menggeser tanpa mau menjelaskan apa-apa. Padahal dari tadi dia terus ngoceh sana-sini sampai khatam gue mendengarkan semua latar belakang di balik setiap foto. Kali ini gue memicingkan mata dan menggoda Awan sepertinya akan jadi salah satu kesukaan gue setelah ini.
"Study date sama siapa tuh?"
Gercep banget tangannya menyimpan ponsel itu ke dalam kantung jeans yang dia pakai. Nggak membiarkan gue melihat lebih jauh potret dia sama seorang perempuan yang masih lengkap memakai seragam putih abu-abu dengan sweater khas anak SMA gaul pada masanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISASTER COMESSY
Romansa[ Seri #1 Mahawira x Calon Ibu Rumah Tangga ] ‧₊˚ ⋅ 𓐐𓎩 ‧₊˚ ⋅ DISASTER COMESSY: Disaster Comedy-Messy ••• Jungkir balik Asha, mengejar Awan dan S.T. ••• Benar katanya setelah masuk kuliah kehidupan kita akan terasa jauh berbeda dari masa SMA. Jungk...