Reputasi yang Benar Adanya

2.1K 259 72
                                    

Morning update lagi nih

Tolong tahan-tahan dulu buat yang mau maki-maki Awan, makiannya buat next(-next) chapter aja ya!!

Tolong tahan-tahan dulu buat yang mau maki-maki Awan, makiannya buat next(-next) chapter aja ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


‧₊˚ ⋅ 𓐐𓎩 ‧₊˚ ⋅

Kalau kemarin-kemarin gue kewalahan menghadapi tugas Pak Jefandra, kali ini gue hampir gila mengejar Mbak Kiran —asisten dosen Fisiologi Kedokteran, yang mengatakan kalau gue nggak mengumpulkan tugas responsi ketiga sehingga yang gue dapat adalah nilai C. Pagi ini gue menemui Bu Julia di ruangannya untuk sanggah nilai. Setelah dipaparkan dokumen kelengkapan tugas, kuis, dan ujian, gue baru tahu kalau salah satu nilai responsi gue adalah nol alias tertuduh nggak mengumpulkan. Padahal gue pernah bilang, kalau gue nggak pernah bolos kelas dan otomatis gue selalu mengumpulkan semua tugas yang dibuat dadakan di kelas, apalagi responsi.

"Begini saja mbak, kamu sampaikan ke Kiran kalau kamu sudah mengumpulkan tugasnya dan misal ada bukti pengerjaan tugas atau bukti lain kamu bisa tunjukkan ke dia. Nanti kalau memang benar kamu sudah mengumpulkan, nilainya masih bisa diubah sampai timeline sanggah berakhir tanggal tujuh belas nanti."

Gue keluar ruangan dengan kecewa. Kurang ajar banget si Kiran ini, dia yang teledor kok gue yang repot. Jadilah gue mencak-mencak kesetanan di selasar jurusan, menuju ruang himpunan karena menurut informasi yang gue dapat dia sedang mengurusi kegiatan internalisasi di sana.

"Permisi Mas, Mbak." Semarah apapun, gue harus tetap sopan kalau nggak mau digorok pakai tatapan maut mereka besok-besok hari.

"Cari siapa?"

"Saya mau ketemu Mbak Kiran, ada?"

Gue lihat semua yang duduk di lantai ruang himpunan menoleh ke seorang cewek yang gue cari-cari dari tadi keberadaannya. Dia duduk santai di depan laptop sambil ngemil kacang telur, membuat gue rasanya mau mengobrak-abrik dia sekarang juga.

"Kenapa?" Dia jalan keluar dengan songongnya.

Dengan beberapa bukti yang sudah gue siapkan, gue meyakinkan diri untuk nggak apa-apa nggak usah terlalu sopan dengan kakak tingkat macam dia. "Tadi pagi saya ketemu Bu Julia Mbak buat sanggah nilai. Ternyata di rekapnya tertera kalau nilai tugas responsi ketiga saya nol, padahal hari itu saya masuk dan saya sudah kumpulkan ke Mbak Kiran. Ini buktinya Mbak."

Kiran menerima print out sceeen shot presensi online gue yang menunjukkan hadir, juga print tugas responsi yang untungnya sudah gue scan sebelumnya.

"Oh, iya? Keselip berarti. Nanti aku cek lagi sama masukin nilainya. Maaf ya."

Dia pergi begitu saja, meninggalkan gue yang masih belum sempat menjawab. Jadi... usaha gue lari-larian dan heboh sana-sini untuk bersiap adu mulut tadi sia-sia dong? Kalau ternyata Kiran cuma iya-iya aja. Masih untung dia minta maaf, sih.

DISASTER COMESSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang