Aneh

0 0 0
                                    

Malam ini, aku membantu Mommy untuk menyajikan makan malam sembari menunggu kepulangan suami Mommy-atau bisa disebut ayah tiriku. Aku sangat penasaran dengannya. Apakah ia orang yang baik? Jujur, aku sedikit grogi jika akan bertemu dengannya. Biasanya, anak tiri itu tidak disukai orang tua tirinya. Itulah yang aku takutkan.

Setelah makanan tersaji rapi di atas meja, kami pun duduk di kursi meja. Aku memberanikan diri untuk bertanya ke Mommy tentang ayah tiriku. "Mamah," panggilku padanya.

"Iya?"

"Nanti kalau aku kenalan sama suami Mamah, aku harus panggil dia apa, Mah?"

"Panggil Ayah "

"Dia galak nggak, Mah?"

"Nanti juga kamu tahu sendiri." Mommy terdengar datar suaranya.

Aku membuang napas kasar, mendengar jawaban itu "Tapi benar nggak papa kalau aku nginep di sini?"

"Sudah, jangan banyak tanya!"

Seketika, aku terdiam. Jawaban Mamah sangat mengagetkanku. Rasanya tidak mungkin jika Mamah berkata seperti itu. Kenapa Mommy berkata seperti itu ke aku? Apa aku udah kelewatan batas? .

"Mas," ucap Mamah.

Aku pun menoleh ke samping ketika Mamah mengucapkannya. Seorang pria bertubuh besar dan tinggi datang. Lengannya sangat besar dan berotot. Wajahnya tirus kecoklatan. Aku sedikit kikuk setelah melihatnya. Ia terlihat sangat menakutkan, seperti seorang mafia.

Laki-laki itu sudah berada di meja makan sekarang. Ia duduk di tengah tengah antara kita. Mommy pun berdiri lalu menyalaminya. Dari tadi, ia memperhatikan aku terus.

Mungkin ia penasaran siapa aku. Aku pun ikut menyalaminya dengan lembut."Emm ... Om?" ucapku lirih.

"Siapa anak ini?" tunjuknya ke aku. suaranya terdengar besar dan serak.

"Kenalkan, ini Azara. anak aku, Mas," jawab Mamah.

"Ooh," balasnya tanpa ekspresi.

Aku sedikit kecewa dengan responnya. Tak ada senyum atau sapaan untukku. Ia terlihat tidak peduli denganku. Aku mulai takut berada di dekatnya.

"Kamu mau makan apa, Mas?" tawar Mamah ke dia.

"Sayur tumis," jawabnya.

Mamah pun melayaninya terlebih dahulu. Aku merasa bahwa keberadaanku di sini tidak diinginkan olehnya. Setelah Mommy melayaninya, baru aku mengambil lauknya.

Sepanjang waktu, suami Mommy tak berbicara. Kami terdiam di meja makan, bahkan sampai selesai makan pun, tak ada suara darinya. Beda jika makan malam di rumah. Setelah makan, suami Mommy langsung masuk ke kamar. Sementara itu, aku dan Mommy membersihkan meja makan.

Aku tak menyangka, jika Mamah akan menikahi laki-laki yang seperti itu. Sungguh sangat berbeda dengan Daddy. Jauh berbeda. Apakah karena Daddy yang sudah mengecewakanya sampai Mamah memilih lelaki yang seperti itu? Adakah alasanya Mamah meninggalkan Daddy dan menikah dengan orang itu? .

Aku tak berani bertingkah di rumah ini. Seharian penuh aku berdiam di kamar. Tidak keluar, dan tidak juga menonton televisi. Aku menghabiskan waktu dengan menonton film drakor di kamar. Ada kalanya juga merasa bosan dengan di sini. Mommy juga tidak ada ke sini untuk menemuiku.

***

Pagi pun datang. Anehnya, semenjak Om pulang, Mommy tidak menemuiku sama sekali. Seakan-akan, Mommy lupa dengan keberadaanku di sini. Aku merasa aneh dengan rumah ini. Sangat-sangat aneh.
Tak terasa, Azara Zuhur sudah berkumandang. Aku pun memutuskan untuk keluar kamar menuju kamar mandi.

Aku Tak Membencinya  [ SEGERA DI TERBITKAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang