"lepas violet!!"
Violet tidak mendengarkan Ian sama sekali, ia sibuk menghirup aroma pheromone milik Ian yang membuatnya candu.
Ian menggigit bibirnya menahan desahan, yang akan keluar dari mulutnya.
"U-udahh~ violet ugh~"
Akhirnya suara itu keluar dari mulut Ian, dan itu membuat violet semakin bersemangat.
"Jujur aja lu mau kan?"
"G-gak!!"
"Alah bacot"
Violet langsung mendorong Ian ke sofa, lalu mencium nya dengan kasar.
"Mmphhh~"
Karena violet tidak sabaran, violet langsung membuka baju Ian lalu melemparnya ke sembarang arah.
Ian terus memberontak dan itu membuat violet cukup kesal, violet melepaskan ciuman mereka lalu menatap Ian yang sedang ada di bawahnya.
"Lu bisa diem gak? Atau gw harus pake cara kasar biar lu nurut sama gw?"
"Lepasin Violet!!"
Violet melepas dasi yang terpasang di lehernya, lalu mengikat tangan Ian dengan cukup kuat.
Ian meringis merasakan tangannya di ikat dengan kuat oleh violet, Ian terus berusaha melepaskan ikatannya.
Violet yang melihat Ian sangat tidak mau diam pun, semakin kesal dan mencengkeram leher Ian.
"Dibilang diem!!"
"Le-lepashh ahk, sa-sakitthh"
"Denger ya kalau lu masih gak mau diem, gw bakal cengkram leher lu lebih keras lagi oke?"
Ian hanya mengangguk pasrah, dan akhirnya violet melepaskan cengkraman nya dari leher Ian.
Pada akhirnya Ian tidak lagi memberontak, Ian hanya diam pasrah menerima apapun yang violet lakukan padanya.
"Gini kek dari tadi"
Violet mencium leher Ian, dan tentu saja itu membekas di lehernya, violet juga sesekali menggigit leher Ian.
"Ahhk~ uhmm~"
Violet akhirnya membuka celana Ian dan sekarang Ian tidak memakai apapun, wajah Ian memerah karena sejak tadi violet terus melihat tubuhnya.
"Ja-jangan di liatin terus aku malu"
"Kenapa? Kok gak manggil gw lu lagi? Tadi bisaan banget bikin gw marah sekarang malah kayak anak kecil"
"..."
Violet menyeringai saat Ian terdiam mendengar ucapannya, dengan perlahan violet memasukan 3 jarinya ke dalam hole Ian.
Tapi sepelan apapun tangan violet Ian tetap menyadari nya, dengan sigap Ian menahan tangan violet agar tidak memasukkan jari jarinya.
"Ngapain lu? Lepasin cepet"
"Vi-violet hole aku masih sakit, jangan masukin apa apa ya"
"Kan gw udah bilang anak nakal harus dikasih hukuman"
Violet melepas paksa tangan Ian, dan memasukan jarinya dengan perlahan agar Ian terbiasa terlebih dahulu.
"A-ahh~ pe-pelan pelan ahh~"
"A-aku mau cum~ ahh~"
Mendengar Ian akan cum, violet mengeluarkan jarinya, Ian yang merasa holenya kosong pun merengek pada violet.
"Kenapa di keluarin!! Kamu gak sayang apa sama aku?!!"
Melihat Ian memarahi nya violet tertawa pelan, violet tidak sangka ada yang berani memarahi dirinya selain ayah dan ibunya.
Violet meletakkan jari telunjuk nya di mulut Ian, tanda Ian harus diam dan bersabar.
Violet membuka celananya dan itu membuat Ian panik, tapi Ian juga ingin merasakan penis violet.
Awalnya violet bersemangat tapi setelah melihat, kondom yang tersisa di dompetnya wajah violet terlihat kesal.
Karena kondom yang tersisa hanya ada 5 berarti violet hanya bisa, bermain sampai 5 ronde saja.
Untuk violet yang nafsuan 5 ronde tidak cukup, minimal harus 20 ronde kalau ingin melakukan sex dengan violet Madeline james.
' terpaksa 5 ronde doang '
Violet memasang kondom yang pertama, dan siap memasukan penisnya ke dalam hole Ian.
Jleb
"Ahh!! Ugh~ pelan pelan!!"
"Iya iya"
Violet menggerakkan pinggulnya dengan perlahan, tapi lama kelamaan violet malah semakin cepat.
"Ahh~ vi-violetthh~ ahh~"
1 jam sudah berlalu dan sekarang kondom violet tinggal satu lagi.
"Ahh~ le-lebih cepat~ ahh~ ugh~"
"A-aku mau cum violet"
Mendengar hal itu violet mempercepat gerakan pinggulnya, dan akhirnya keduanya cum secara bersamaan.
"Ca-capek"
"Gw juga, kalau lu capek tidur aja nanti gw gendong"
"I-iya"
Tiba tiba ada yang membuka pintu ruangan mereka dan ternyata itu adalah, pelayan yang tadi.
"Maaf nona, saya hanya ingin memerik-"
Pelayan itu diam sebentar mencerna apa yang sedang dia lihat sekarang, karena di hadapannya sekarang ada seorang kekasih yang tidak memakai apapun.
Setelah sadar apa yang sedang dia lihat sekarang, wajah pelayan itu memerah dan hidung nya mengeluarkan darah.
"Ma-maafkan saya nona!!"
Pelayan itu langsung menutup pintu dan pergi, wajah violet hanya datar melihat pelayan itu pergi.
Violet melepaskan dasi dari tangan Ian, lalu mendudukkan tubuh Ian agar tidak merasa pegal.
"Ada yang sakit gak?"
"Pakek nanya"
Violet hanya tertawa pelan, lalu memakai kan Ian baju begitu pula dengan dirinya.
"Langsung pulang aja yok"
"Iya aku juga capek, gendong dong"
Mendengar perintah Ian, violet langsung menggendongnya lalu keluar dari ruangan itu.
Violet pergi ke kasir untuk memproses pembayaran.
"Aku akan membeli jas dan gaun tadi"
"Baiklah nona, saat hari pernikahan anda tiba, akan kami antarkan"
"Oh ya, pelayan yang tadi ke ruangan kami apa kau tau?"
"Ya saya tau, apa dia melakukan kesalahan nona?"
"Tidak, tolong beri tau padanya kamu minta maaf"
"E-eh? Baiklah nona"
Violet mengangguk lalu pergi dari toko butik itu, dan pulang ke mansion.
Di mansion, violet segera membawa Ian ke kamar mereka, violet mendudukkan Ian di pinggir kasur.
"Gw mau ngomong sesuatu sama lu"
"Ngomong apa?"
"Pas di butik tadi, kan lu ke toilet pas keluar dari toilet mata lu sembab, lu nangis karena apa?"
Ian terdiam, Ian bingung harus memberi tau violet atau tidak, tapi setelah di pikir pikir lagi violet akan menjadi calon istrinya jadi sepertinya wajar kalau violet tau masalahnya.
"Tadi om aku chat aku dia bilang..."
TBC
Maaf ya guys aku update nya lama soalnya, aku lagi sakit jadi tolong maklumi ya.
Maaf juga kalau ini gak nyambung atau kurang brutal.
Segitu dulu untuk hari ini yaa guys, jangan lupa vote and coment!! See you guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
apa aku menyukai omega? [GxB]
Romanceseorang wanita alpha yang bernama Violet Madeline james, di paksa menikah oleh kedua orang tuanya. "Violet mau sampai kapan kau seperti ini ibu sangat ingin menggendong cucu ibu" Violet hanya menghela nafas, sudah berkali kali Violet di tanyakan sep...