Bab 13

170 116 7
                                    

Mella yang merasa canggung, segera menghapus air mata yang tersisa dan mencoba tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mella yang merasa canggung, segera menghapus air mata yang tersisa dan mencoba tersenyum. "Nggak apa-apa, Tante Amanda, cuma... nonton film sedih," jawab Mella dengan suara pelan, mencoba menjelaskan meski hatinya masih terisak.

Amanda duduk di dekat Mella, mengusap kepalanya Mella "Kalau ada yang bikin sedih, bisa cerita, Mella. Cerita sama Tante, anggap aja Tante ini ibu Mella kedua jangan sungkan- sungkan sama Tante " ucap Amanda lembut, meletakkan tangannya di bahu Mella sebagai bentuk penghiburan.

Mella merasa terharu dengan kata kata ibundanya azkina yang penuh perhatian, sangat beruntung ketemu orang baik seperti keluarga Azkina ini dan merasa nyaman dengan kehadiran keluarganya Azkina , Mella mengambil nafas dalam dalam kembali tersenyum " terima kasih Tante, aku baik baik aja, tante ga usah khawatir "

Azkina mencoba menjelaskan dengan sedikit canda, berharap bisa membuat suasana lebih ringan. "Betul! Kina semalam nonton film, Bun. Filmnya mengandung bawang, terus Kina cerita deh ke Mella," katanya dengan senyum kecil, mencoba mengalihkan perhatian dari kesedihan Mella.

Amanda terlihat lebih tenang setelah mendengar penjelasan Mella. "Oh syukurlah kalau nak Mella tidak kenapa-kenapa," ucap Amanda dengan senyum lega, meskipun masih ada perhatian yang terpancar di wajahnya.

Mella mengangguk, merasa lebih nyaman dengan perhatian yang diberikan. "Iya, Tante, terima kasih sudah peduli," jawab Mella dengan suara lebih ringan, sedikit lega karena bisa berbicara dan mendapatkan pengertia

Amanda, yang merasa sedikit lega karena Mella mulai merasa lebih baik, beralih memperhatikan Azkina. "Oh iya sayang, PR kamu sudah selesai?" tanya Amanda dengan nada lembut, memeriksa apakah Azkina sudah menyelesaikan tugasnya.

Azkina, yang masih semangat, menjawab dengan antusias, "Belum, Bun! Tapi sebentar lagi selesai kok, tinggal sedikit lagi." Ia melirik ke arah Mella, lalu melanjutkan, "Nanti abis ini kita bisa santai sambil makan es krim!"

Amanda tersenyum, puas mendengar jawaban Azkina. "Baiklah, semangat ya, sayang. Jangan lupa kalau ada yang perlu dibantu, bilang aja," ucap Amanda dengan penuh perhatian.

Azkina dengan penuh semangat berkata, "Bun, habis menyelesaikan tugas, Kina mau ke minimarket beli es krim!" wajahnya penuh harap.

Namun, Amanda yang mendengar itu langsung merasa khawatir dan sedikit kesal. "Kamu ini beli es krim terus! nanti sakit, loh!" ucap Amanda dengan nada tegas, meskipun ada kecemasan yang jelas terpancar di wajahnya.

Azkina, yang melihat ibu nya khawatir, langsung merendahkan suaranya dan menjelaskan, "Tapi, Bun, Kina janji nggak bakal kebanyakan kok! Sekali aja, biar happy." Azkina berusaha meyakinkan Amanda agar tidak terlalu khawatir

Amanda, yang masih kesal dan khawatir, menatap Azkina dengan tatapan yang serius. "Kamu keras kepala, nggak mau nurut omongan bunda!" serunya, suara marahnya terlepas begitu saja,meskipun ada rasa khawatir yang mendalam di hatinya. "Bunda cuma nggak mau kamu sakit, kenapa sih nggak bisa ngerti?"

Mella, yang merasa canggung dengan situasi ini, memilih untuk diam dan memberi ruang bagi mereka untuk menyelesaikan masalah ini.

Azkina [  Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang