Cho Kyuhyun duduk di kursi kerjanya yang berada di lantai paling atas gedung King’s Hotel; bisnis pertamanya yang tercatat legal yang ia jadikan singgasananya selaku pemilik kerajaan bisnis KH Enterprise. Orang-orang yang hanya mengenal Kyuhyun sebagai pebisnis sering mencarinya di tempat itu. Meski Kyuhyun sebenarnya tidak banyak menghabiskan waktu di sana. Ia masih punya markas rahasia tempat dirinya dan anggota penting The Blackthorn bertemu. Kyuhyun lebih banyak menghabiskan waktu di tempat rahasia itu. Meski lebih dari satu bulan terakhir Kyuhyun tidak banyak menghabiskan waktu di keduanya. Karena seluruh waktu, perhatian dan semestanya hanya tertuju pada Shin Hyona.
Shin Hyona yang meminta Kyuhyun keluar dari dunia mafia.
Kyuhyun menutup dokumen yang dibacanya tanpa fokus kemudian menghela napas berat. Pertanyaan Hyona semalam sama sekali tidak Kyuhyun jawab. Pria itu hanya memeluk Hyona yang meskipun pada awalnya kesal, tapi toh gadis itu diam hingga akhirnya tidur dengan sendirinya di pelukan Kyuhyun. Bagaimana ia bisa menjawab jika pria itu tidak tahu jawaban apa yang bisa ia berikan?
Keluar dari The Blackthorn? Yang benar saja. The Blackthorn adalah satu-satunya tempat yang masih menerima Kyuhyun di saat keluarganya sendiri sudah menganggapnya mati. Tempat itulah yang menolong hidup Kyuhyun yang sempat hancur hingga akhirnya bisa seperti sekarang. Lalu dengan mudahnya Hyona menyuruh Kyuhyun keluar dari organisasi yang bahkan lebih penting dari nyawanya sendiri?
Tidak.
Kyuhyun jelas tidak bisa melakukan itu.
Lagi pula, bisakah ia keluar dari The Blackthorn dalam kondisi hidup? Terlebih, dialah pemimpin organisasi itu. Kyuhyun tidak bisa seenaknya keluar seolah dirinya hanya sekadar keluar dari taman bermain. Loyalitas adalah mutlak. Keluar dianggap sebagai bentuk pengkhianatan yang harus dibayar dengan kematian.
Kyuhyun saja sering menghukum anggota yang berkhianat atau hendak keluar. Lalu jika Kyuhyun keluar, bisa-bisa ratusan anggota The Blackthorn yang tersebar luas di mana-mana akan berkumpul menjadi satu untuk menguliti Kyuhyun sampai mati.
“Jika kau masih menjadi bos mafia, maaf, sepertinya aku harus menolak lamaranmu.”
“Shit!” Kyuhyun memukul meja kerjanya dengan marah. Ia benci penolakan. Ia benci syarat tidak masuk akal yang Hyona berikan. Tapi yang yang paling ia benci adalah, Kyuhyun mendapati dirinya tak bisa berkata-kata di hadapan Hyona semalam.
Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan. Kyuhyun sudah berjuang keras untuk sampai sejauh dan sekuat ini. Ia tidak boleh menjadi lemah hanya karena seorang gadis.
Tapi gadis itu adalah gadis yang dicintainya, hati nuraninya berkata. Kyuhyun mungkin masih bisa memaksa Hyona, toh gadis itu sudah berjanji akan menyerahkan seluruh hidupnya pada Kyuhyun. Jadi tanpa perlu menuruti permintaan Hyona pun, sebenarnya gadis itu sudah menjadi miliknya.
Tapi Kyuhyun teringat hari di mana Hyona frustrasi hingga menelanjangi diri dan berlutut di hadapan Kyuhyun untuk memohon agar dilepaskan. Kyuhyun benci melihat itu. Kyuhyun lebih suka melihat Hyona tersenyum. Seperti saat mereka menikmati makan malam romantis di kapal kemarin.
Bagaimana caranya membuat Hyona lebih banyak tersenyum tanpa dirinya harus keluar dari The Blackthorn yang juga ia cintai sepenuh hati?
Ia benci situasi ini. Sial! Siapa sih yang memberi tahu Shin Taesung tentang villanya sampai membuat hubungannya dengan Hyona yang sempat membaik jadi buruk lagi?
Tepat pada saat itu pintu ruangan Kyuhyun dibuka tanpa izin. Cho Daehyun masuk dengan wajah murka.
Kyuhyun menyandarkan punggungnya pada kursi lalu melipat kedua tangannya di depan dada. “Selamat pagi, Cho Daehyun Sajangnim. Kenapa tidak kau hancurkan sekalian pintu itu?”
Mengetuk pintu saja enggan, apalagi membalas sapaan Kyuhyun yang penuh dengan ejekan di telinganya. Daehyun berdiri di depan meja Kyuhyun dan berkata tanpa basa-basi. “Kembalikan tunanganku.”
“Kau masih punya tunangan?”
“Kembalikan Shin Hyona padaku selagi aku masih bicara baik-baik, Cho Kyuhyun. Jangan buat dirimu sendiri menyesal.”
“Aku akan lebih menyesal jika Shin Hyona tidak bersamaku.”
Daehyun mengepalkan tangannya geram. Pria itu melemparkan beberapa foto. Foto mayat, foto sebuah gudang kosong, dan foto Kyuhyun yang berada di dalam mobil yang terlihat sedang melintasi lokasi kejadian itu. “Cho Kyuhyun, kau benar-benar hebat menutupi identitasmu sebagai seorang mafia. Tapi kau pikir aku akan diam saja melihat Hyona bersama manusia jahat sepertimu?”
Sejujurnya Kyuhyun terkejut Daehyun tahu identitasnya. Dari mana saudaranya itu tahu? Siapa yang memberi tahu? Tapi Kyuhyun sama sekali tidak menunjukkan keterkejutannya dan tetap memasang wajah datar. Pantang baginya menunjukkan pada lawan bahwa dirinya terkejut atau bingung. Lalu dengan tenang ia berkata, “Koreksi. Aku bosnya.”
“Kau bangga dengan itu?”
Kyuhyun mengangkat bahunya dengan santai. “Katakan saja apa tujuanmu datang kemari dan mengganggu waktuku yang berharga.”
“Kembalikan Shin Hyona padaku. Maka aku akan tutup mulut tentang identitasmu. Jika kau menolak, aku akan melaporkanmu ke polisi.”
Bukannya takut, Kyuhyun malah tertawa terbahak-bahak. “Kau repot-repot datang kemari hanya untuk memberiku ancaman konyol itu? Lakukan sesukamu, Cho Daehyun. Aku tidak peduli.”
“Kau pikir aku bercanda?”
Detik itu tawa Kyuhyun berhenti. Wajah pria itu langsung berubah serius dan ia menatap Daehyun dengan mata yang menyorot tajam. “Lalu kau pikir aku bercanda?”
“Cho Kyuhyun, kau—“
“Karena sekarang kau tahu sedang berhadapan dengan siapa, jadi aku tidak akan lagi berpura-pura,” desis Kyuhyun tajam. “Kau pikir ini mampu menjatuhkanku? Ancaman payahmu itu sama sekali tidak berguna, Cho Daehyun. Silakan laporkan ke polisi semua bukti yang kau miliki. Lakukan apa pun yang kau mau. Tapi sampai mati pun Shin Hyona tidak akan kembali padamu.”
Tangan Daehyun mengepal erat. “Sudah kukatakan jangan sampai kau menyesal. Aku memberimu kesempatan untuk yang terakhir kalinya.”
“Aku menghamili Shin Hyona.”
Daehyun bak disambar petir. Matanya tak hanya membulat terpaku, tapi juga menunjukkan bahwa pria itu benar-benar hancur. “A-apa?”
“Dia hamil anakku. Aku akan segera menikah dengannya.”
“Di-dia calon istriku, Cho Kyuhyun. Bisa-bisanya kau membuatnya... hamil.”
“Hyona calon istriku,” sahut Kyuhyun. “Aku benci dengan fakta ini. Tapi nanti saat anak kami mirip denganku, toh dia juga akan mirip denganmu. Jadi bersyukurlah dengan itu. Daripada kau sama sekali tidak bisa membuatnya hamil.”
Daehyun maju dan mencengkeram kerah kemeja Kyuhyun. “Bajingan kau, Cho Kyuhyun! Aku akan membunuhmu.”
Lagi-lagi bukannya takut, Kyuhyun hanya tertawa remeh. “Kutunggu aksimu.”
“Jangan remehkan aku. Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?”
“Lakukan saja. Bunuh aku kalau kau bisa.”
TBC
Mulutnya Kyuhyun emang agak-agak yaa. Gak ada remnya 🤦
Baca = tinggalkan jejak