Warning 21+
Cerita ini tidak untuk anak di bawah umur dan silent reader.***
Hyona berdecak kagum begitu menyaksikan mansion yang tampak seperti istana di negeri dongeng itu. Interiornya sangat indah. Bergaya Eropa klasik yang bentuknya jarang sekali bisa ditemui di Seoul. Apa rumah ini milik Kyuhyun?
Selain Hyona dibuat takjub oleh interior, Hyona juga dibuat takut oleh dua orang berbadan besar yang berdiri di dekat tangga. Dua orang itu membungkuk hormat saat dirinya dan Kyuhyun lewat. Pria berotot lain masih ada lagi di bawah, juga ada dekat dapur. Semuanya membungkuk begitu dirinya dan Kyuhyun lewat. Diam-diam Hyona melirik pria yang menjulang di sampingnya. Siapa sebenarnya pria ini sampai sebegitunya dihormati? Ketika tiba di dapur pun, pelayan membungkuk hormat padanya. Pelayan itu seperti orang asli Perancis. Matanya biru dan rambutnya pirang. Tapi ia fasih sekali berbahasa Korea.
“Makanannya sudah siap, Tuan, Nona.”
“Sudah menyiapkan seperti yang kumau?”
“Tentu. Sesuai dengan yang Tuan minta, hidangan Perancis dengan bahan-bahan yang Nona sukai.” Pelayan itu membuka penutup makanan di atas meja. “Pertama karena Nona suka dengan sayur, saya membuatkan Salade niçoise. Saya yakin Nona Shin akan sangat menyukai rasanya. Selanjutnya ada Quiche Lorraine. Saya menambahkan cukup banyak keju dalam adonan karena Nona menyukai keju. Untuk hidangan penutup saya telah menyiapkan Fromage Blanc dengan buah dan madu. Dan karena Nona suka dengan cokelat, saya memberikan bonus Pain au Chocolat dengan banyak isian cokelat di dalamnya.”
Hyona membuka mulutnya yang menganga. Semewah ini hanya untuk sarapan? Tapi tak dipungkiri perutnya langsung bersorak melihat makanan-makanan itu. Semuanya tampak lezat dan sangat sesuai dengan seleranya.
“Merci, Elle.”
“De rien, Monsieur.”
Elle undur diri dari ruang makan itu. Kyuhyun menarik kursi dan mempersilakan Hyona. “Duduk.”
Tanpa diperintah dua kali, Hyona pun duduk di sana. Hyona melihat dinding kaca di sampingnya. Di luar ternyata adalah taman. Ada air mancur kecil di sana. Pemandangannya indah sekali. Sama indah dengan pemandangan menara Eiffel dari kamarnya.
“Apa mansion ini milikmu?” tanya Hyona pada Kyuhyun yang duduk di hadapannya.
Kyuhyun hanya menjawab singkat, “Ya.”
“Di tengah kota Paris? Woah!” Daehyun benar. Kyuhyun berkali-kali lipat lebih kaya ternyata.
Kyuhyun menyeringai puas. “Kau mau? Aku akan membangunkan mansion untukmu besok.”
“Tidak usah.”
“Kenapa?”
“Aku tidak mau berutang.”
“Sebagai pemilikmu, aku berkewajiban memberikan semua yang kau inginkan.”
“Aku ingin pulang.”
“Kecuali yang satu itu.”
“Kalau begitu aku ingin menelepon Daehyun Oppa.”
“Berhenti menyebut namanya di depanku.”
Hyona mengangkat bahu. “Ternyata kau tidak sanggup memenuhi keinginanku.”
“Berapa kali harus kukatakan? Kau adalah milikku.”
“Berapa kali harus kukatakan? Aku tidak mau.”
Kyuhyun menggenggam garpunya dengan kesal. Namun kemudian ia menghela napas dan berkata, “Makan. Aku tidak ingin berdebat denganmu.”