Bab Tujuh

244 51 36
                                    

Warning 21+
Cerita ini tidak untuk anak di bawah umur dan silent reader.

***

Untuk pertama kalinya, Hyona menaiki sebuah jet pribadi. Diam-diam gadis itu mengagumi keindahan interior pesawat itu. Meski ketika Kyuhyun menatapnya, Hyona memasang wajah pura-pura tidak tertarik.

Jet pribadi Kyuhyun tiba di Nice setelah satu jam tiga puluh menit. Hyona turun. Gadis itu menghirup udara segar sambil tersenyum tipis. Meski sedang diculik, setidaknya ia bisa menginjakkan kaki di kota Nice. Hyona belum pernah datang ke kota ini omong-omong. Mungkin setelah berhasil kabur nanti, Hyona bisa menikmati keindahan kota ini sebentar sebelum menghubungi duta besar untuk meminta bantuan. Tapi pertama-tama, Hyona harus memikirkan cara untuk kabur dulu.

Kyuhyun berjalan di belakang Hyona menuruni tangga pesawat. Tanpa gadis itu sadari sejak tadi Kyuhyun menatap kakinya tanpa henti.

Tanpa repot-repot berjalan keluar dari landasan udara, mereka sudah dijemput oleh mobil Limosin. Lagi-lagi Hyona terperangah. Sebenarnya sekaya apa Kyuhyun sampai punya fasilitas semewah ini bahkan hingga di luar negeri?

Kyuhyun dan Hyona duduk di belakang, sementara Dean duduk di depan bersama sopir. Kyuhyun menutup sekat antara bagian depan, lalu menatap Hyona yang ada di sampingnya dengan kepala dimiringkan.

“Sudah tidak sakit?”

“Apanya?”

Kyuhyun menunjuk pangkal paha Hyona dengan dagunya. “Cara berjalanmu normal. Padahal tadi kau bilang sakit sekali.”

“Oh?” Hyona mengerjap.

Kyuhyun melipat tangannya di depan dada. “Kau menipuku rupanya.”

“A-aku tidak menipumu. Tadi rasanya memang sakit sekali.”

“Sekarang?”

“Emm sedikit.”

“Sini biar kulihat.”

Tiba-tiba Kyuhyun menyentuh pangkal paha Hyona yang langsung dihadiahi gadis itu dengan pukulan keras.

“Brengsek!”

Kyuhyun menyeringai sambil menjauhkan tangan nakalnya. “Berarti nanti malam sudah sembuh.”

Hyona tidak menjawab. Terserah. Toh sebelum malam datang, Hyona pastikan dirinya sudah berhasil kabur.

Perjalanan dengan mobil itu ternyata menyita cukup waktu. Hyona sempat merasa bosan. Sedangkan Kyuhyun hanya duduk tenang dengan mata terpejam dan tangan terlipat di dada. Diam-diam Hyona memperhatikan pria itu. Apa Kyuhyun tidur? Apa yang Kyuhyun pikirkan sekarang? Mereka akan pergi ke mana? Apa ini ada hubungannya dengan pekerjaan pria itu?

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang melintasi kepalanya terkait seorang Cho Kyuhyun. Tapi di atas semua itu, Hyona lebih berpikir keras bagaimana caranya ia bisa kabur. Mumpung ia berada di luar. Kesempatan bertemu orang lain akan semakin besar. Andaikata tidak bisa kabur, setidaknya ia harus menghubungi Cho Daehyun.

Mobil akhirnya berhenti setelah sekitar dua puluh menit. Dean membukakan pintu untuk Kyuhyun. Tapi ketika Hyona akan ikut turun, Kyuhyun menahannya.

“Kau tunggu di sini dulu. Ada sesuatu yang harus kuurus sebentar.”

Hyona mengangguk patuh. Dalam hati gadis itu bersorak. Tidak ada Kyuhyun. Rencananya untuk kabur bisa jadi lebih mudah.

“Dean, jaga Shin Hyona dengan baik.”

“Siap, Tuan.”

***

Cho Kyuhyun masuk ke dalam bangunan kosong yang berbeda di tengah hutan itu. Begitu membuka pintu, puluhan orang berpakaian hitam yang ada di sana langsung memberikan penghormatan. Kyuhyun mengambil langkah dengan tenang, sementara matanya tak bisa lepas dari seorang pria yang saat ini terikat di sebuah kursi. Terkulai lemas, tak sadarkan diri. Tapi Kyuhyun menyeringai puas melihat wujudnya yang masih utuh tanpa luka. Persis seperti yang ia inginkan.

My MisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang