Lelucon macam apa ini? Bagaimana bisa Hyona yang jelas-jelas ada di Seoul, tiba-tiba kini berada di Paris? Siapa yang membawanya? Dan bagaimana bisa?
Hyona benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ia harus mencari benda yang bisa digunakan untuk menghubungi orang lain. Tapi nyatanya tidak ada benda yang bisa membantu di kamar itu. Kamar itu begitu mewah dengan segala kelengkapannya, kecuali telepon maupun komputer.
Tiba-tiba kamar itu terbuka. Tanpa sadar Hyona menahan napas. Dan gadis itu tak sanggup menyembunyikan keterkejutannya begitu melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah datarnya masuk ke dalam kamar, lalu menutup pintu di belakangnya.
Cho Kyuhyun.
Pria itu masuk. Langkahnya sama tegap seperti saat ia memasuki ballroom hotel dan menarik perhatian semua mata. Matanya sama tajam, dan kali ini hanya tertuju pada satu titik. Shin Hyona.
Taanpa sadar Hyona mundur satu langkah ke belakang. Terintimidasi. Takut.
“Cho Kyuhyun-ssi.”
Kyuhyun menyeringai. “Aku senang kau mengenaliku. Kukira kau akan memanggilku Daehyun.”
Bukan, dia jelas bukan Daehyun tunangannya. Daehyun tidak suka memakai pakaian serba hitam seperti itu. Daehyun juga tidak memiliki wajah garang dengan aura menakutkan seperti itu. Hanya dengan sekali lihat, Hyona tahu bahwa orang ini adalah Cho Kyuhyun. Hyona tidak mungkin salah.
Kyuhyun melangkah mendekati Hyona, masih dengan pandangan yang tak lepas sedikitpun dari wajah gadis itu. Sementara Hyona mengambil langkah mundur hingga akhirnya punggungnya menyentuh dinding.
“Kenapa kau mundur?”
“Ti-tidak.”
“Kau takut padaku?”
“Ti-tidak.”
Dan ketika Kyuhyun berdiri tepat di depan matanya, tanpa sadar Hyona menahan napas.
“Kau selalu tersenyum setiap bersama Daehyun. Tapi kenapa kau selalu seperti ini padaku? Kau bahkan tidak mau menatap mataku.”
Hyona menelan ludahnya dengan susah payah. Ia harus menjawab apa? Namun belum sempat menemukan jawaban, tiba-tiba Kyuhyun menarik dagu Hyona hingga membuatnya mendongak.
“Lihat mataku kalau sedang bicara padaku,” titah Kyuhyun. Pelan dan tegas.
Tapi Hyona segera menepis tangan Kyuhyun. Sentuhan pria itu sama menegangkannya dengan sengatan listrik. “I-ini di mana? Kita di mana sekarang? Apa Daehyun Oppa di luar?”
“Kau ada di Paris sekarang. Bersamaku. Tidak ada Cho Daehyun.”
“Apa?!” Hyona membelalak. “Ba-baagaimana bisa?”
“Tentu saja bisa. Aku menggendongmu dan mengajakmu menaiki pesawat pribadiku.”
Hyona hendak bicara, tapi gadis itu tak bisa menemukan kalimat apa yang bisa ia lontarkan. Terutama ketika Kyuhyun terang-terangan mengamati tubuh Hyona dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu pria itu berkata, “Tapi kau lebih ringan dari yang kukira. Sepertinya aku harus memberimu banyak makanan supaya tubuhmu lebih berisi. Kau benar-benar kurus saat aku mengganti pakaianmu tadi.”
“APA?!” Hyona semakin membelalak. Gadis itu langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan. Ingin mundur lebih jauh, tapi sudah tidak bisa menjauh. “Me-mengganti pakaianku? Ka—kau...”
Seringai kecil Kyuhyun muncul. “Tidak usah malu. Toh aku sudah sering melihat tubuhmu.”
“A-apa maksudmu?”
“Nanti kuberitahu.” Dengan lancang tangan Kyuhyun menyentuh dagu Hyona. Ibu jarinya bahkan terang-terangan mengelus kulit dagu gadis itu, membuatnya menahan napas. “Tunggu aku di sini. Masih ada yang harus kulakukan. Nanti aku akan kembali.”
Setelah memamerkan senyum separonya, Kyuhyun pun berbalik. Ketika pria itu menjauh, akhirnya Hyona bisa bernapas lega. Namun sebelum Kyuhyun benar-benar pergi, Hyona segera berseru, “Kembalikan ponselku! Aku harus menelepon Daehyun Oppa.”
Langkah Kyuhyun seketika terhenti. Tiba-tiba pria itu berbalik kembali menghampiri Hyona, dan dalam satu gerakan cepat menarik pinggangnya hingga gadis itu memekik kaget. Tubuh bagian depan mereka menempel. Kyuhyun juga mendekatkan hidungnya pada hidung Hyona. Membuat gadis itu terpaku. Membuat gadis itu membeku.
Mata Kyuhyun begitu menyala. Pria itu menatap Hyona begitu tajam. Ia tampak marah. “Jangan sebut nama pria mana pun di depanku. Mengerti?”
“Dae-Daehyun Oppa tunanganku.”
“Tidak lagi,” putus Kyuhyun. “Mulai sekarang kau adalah milikku.”
“Aku—“ Kalimat Hyona terhenti karena tiba-tiba Kyuhyun mendekatkan hidung mancungnya ke leher Hyona, bernapas di sana. Gadis itu memejamkan mata erat. Terutama ketika Kyuhyun berbisik tepat di telinganya.
“Tunggu aku. Dan aku lebih suka kau sudah melepas bajumu saat aku tiba nanti.”
TBC
Warning sekali lagi. Ini cerita dark romance yang kedepannya akan banyak sekali adegan yang sangat tidak ramah anak. Jadi yang masih dibawah umur dan yang tidak suka cerita vulgar, silakan untuk tidak membaca cerita ini.
Buat yang suka dan menanti kelanjutannya, wajib komen ceritanya di bawah sini 🥰