manusia biasa

6 0 0
                                    




%



Sore harinya, Shera kembali ke arena skateboard bersama Keyra. Ia berharap Mahesa ada di sana seperti kemarin. Dan benar saja, begitu ia tiba, Mahesa sudah menunggunya dengan skateboard di tangannya, siap seperti pelatih profesional.

"Shera! Gue udah nunggu lo," sapanya sambil tersenyum lebar, mengacungkan skateboardnya yang sudah siap dipakai.

Shera merasa aneh dengan ucapan Mahesa. "Nungguin gue?" tanyanya, setengah tidak percaya, sambil menyipitkan mata ke arah Mahesa.

Mahesa hanya mengangguk sambil menatap wajah Keyra, yang sudah berdiri di samping Shera. "Tentu aja. Gue janji kan, gue bakal ajarin lo sampai lo bener-bener bisa main," jawabnya sambil memberikan senyuman yang tidak bisa disembunyikan.

Keyra yang baru saja memperhatikan Mahesa dari atas sampai bawah, mengangkat alisnya dengan ekspresi tertarik. 

"Oh, jadi ini yang namanya janji manis, ya?" katanya, pura-pura serius.

Mahesa tertawa kecil. "Eh, gue serius kok. Bukan cuma ngajarin skateboard doang, gue juga mau ngajarin Shera jadi skater yang tangguh," jawabnya sambil melempar senyum ke arah Shera.

"Ah, ini Keyra temen gue," kata Shera mengenalkan Keyra.

Mahesa melanjutkan, "Gue Mahesa," sambil tersenyum ramah.

Keyra yang mendengar perkenalan itu langsung melambai-lambaikan tangan. "Gue Keyra, temennya Shera yang paling seru," katanya dengan gaya penuh percaya diri. "Gue ikut nongkrong aja, deh, biar nggak bosen."

Shera menatap Mahesa dengan tatapan heran, sementara Keyra masih tertawa. "Hahah, ini bukan arena gue juga, gapapa kok," jawab Mahesa, mencoba membuat suasana lebih santai.

Keyra dan Shera tertawa bersamaan, menanggapi candaan Mahesa yang spontan.

Selama beberapa jam berikutnya, mereka kembali berlatih bersama. Mahesa begitu sabar mengajarkan Shera, bahkan membantunya memperbaiki teknik dasar. Keyra sibuk memotret Shera yang tertawa riang setiap kali berhasil menyeimbangkan dirinya di atas skateboard.

"Wow! Shera, lo keren banget! Bentar, gue upload di Instagram biar semua orang tahu kalau lo calon skater profesional," goda Keyra sambil tertawa, membuka kamera ponselnya.

Shera memutar mata sambil tertawa kecil. "Udah, Key. Jangan lebay deh!" jawabnya, mencoba mengalihkan perhatian.

Mahesa tersenyum lebar, mendengarkan canda Shera. "Lihat, Shera! Lo udah makin jago nih sekarang," pujinya, sambil memberi dua jempol ke arah Shera.

"Setuju, gue," sahut Keyra, mengangguk dramatis. "Tapi jangan kebanyakan jago, nanti lo lupa sama teman-teman lo yang cupu ini."

Mahesa melirik Keyra dengan senyum jahil. "Lo juga mau gue ajarin? Biar bisa main bareng," tawarnya, sambil menambahkan sedikit godaan.

Keyra langsung melambai-lambaikan tangannya, seolah menolak mentah-mentah. "Gak deh, gue gabisa yang ginian. Gue sih lebih jagoan nge-scroll TikTok sama tidur siang. Biar Shera aja yang jadi ratu skateboard," jawabnya sambil tertawa.

Shera tertawa sampai hampir kehilangan keseimbangan. "Keyra, lo emang bakatnya beda, ya!" katanya sambil menenangkan diri.

Mahesa menggeleng sambil tertawa. "Oke, noted. Nge-skate bukan bakat lo, Keyra. Tapi lo emang jago bikin orang ketawa," jawab Mahesa, mencuri pandang ke arah Keyra.

So Why You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang