Bab 14

148 105 4
                                    

~♡♡♡♡~

Davin yang khawatir melihat situasi tegang, mencoba meredakan suasana dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davin yang khawatir melihat situasi tegang, mencoba meredakan suasana dengan lembut. "Sayang, kenapa marah-marah terus? " tanyanya dengan nada lembut,penuh perhatian, sambil mendekati istrinya, dan menatap wajah istrinya itu, davin menenangkan hati istrinya yang sedang kesal.

Davin mencoba menenangkan Amanda, walaupun merasa cemas dengan situasi yang semakin memanas. "Amanda, sabar dulu. Kita coba bicarakan baik-baik dulu, jangan mudah emosi"

Ditengah keributan dirumah Azkina,kini Mella yang sedang fokus mengerjakan tugasnya ia mendengarkan,Azkina sedang dimarahin oleh ibunya


"Azkina, apa yang sebenarnya terjadi, bikin bunda kamu kesal? apa kamu melawan sama bunda mu? " Davin, ayahnya Azkina melanjutkan dengan lembut, Azkina menunduk sejenak, takut melihat bundanya marah

Amanda masih ngomel ngomel " sayang gimana aku ga kesel! anak kamu susah dibilanginnya!!! "

Davin mencoba mengubah suasana dengan cara yang lebih ringan. "Gapapa sekali kali ini sayang, biar Azkina merasa sedikit senang," katanya dengan senyuman lembut, sambil menatap Amanda dengan harapan

Amanda menatap Azkina dengan penuh kekhawatiran, matanya dipenuhi kasih sayang meski ada rasa frustasi. "Bunda itu khawatir, sayang. takut Azkina sakit, batin seorang ibu tuh kuat banget buat anaknya," ucap Amanda, suara lembut namun penuh perasaan."Bunda itu khawatir takut azkina sakit, batin seorang ibu tuh kuat kepada anaknya "

Azkina mencoba membela diri dengan cara yang lucu dan menggemaskan. "Azkina kan nggak keseringan beli es krim, ya bun please,boleh kan, bunda , sekali-sekali?" ujarnya dengan wajah polos, berharap bisa melunak-kan hati ibunya, supaya dibolehin sama bundanya

Amanda yang melihat Azkina begitu polos, akhirnya tersenyum meskipun sedikit kesal. "Ya, ya, sekali ini aja," jawab Amanda dengan lembut. "Tapi jangan sering-sering ya, nanti sakit gigi!"

Azkina dengan ceria melompat-lompat, penuh semangat setelah akhirnya mendapat izin. "Asikk akhirnya dibolehin beli es krim,makasih ayahh muahh! berkat ayah, bunda jadi nurut!" azkina senang karena akhirnya dibolehkan beli es krim sama bundanya dan cium pipi ayahnya juga

Davin tersenyum lebar, merasa senang melihat anaknya bahagia. "Sama-sama sayang, sana beli es krim, tapi jangan lupa makan yang sehat juga ya!" jawab Davin dengan tawa, sambil memeluk Azkina

Azkina terlihat begitu antusias, matanya bersinar penuh semangat. "Ayo, Mell, sekarang kita berangkat ke minimarket!" serunya dengan riang, menarik tangan temannya yang sudah siap ikut bersama.

Mella, menoleh ke arah Azkina langsung rapihkan buku- buku ya ke dalam tas,yang tak kalah bersemangat, langsung mengikuti Azkina. "Ayoo, Kin!" jawabnya ceria, sambil merangkul pundak , mereka berdua bergegas menuju pintu dengan tawa riang.

Azkina berhenti sejenak di depan pintu, menoleh ke arah ayah dan bundanya dengan senyuman cerah. "Ayah, bunda, Kina pergi dulu ya," katanya, melambaikan tangan dengan penuh semangat.

Mella, yang sudah siap untuk pergi, menoleh ke arah orangtua Azkina dan dengan sopan berkata, "Saya juga pamit, Tante, Om, sekalian saya pulang." Ia tersenyum dan melambaikan tangan, siap untuk melanjutkan perjalanannya.

Davin dan Amanda membalas dengan senyuman. "Hati-hati ya, Mella," ucap Amanda dengan lembut.

Davin juga menambahkan, "Jaga diri, ya, semoga sampai rumah dengan selamat."

Azkina yang sudah tak sabar, berteriak riang, "Asyiapp, Bunda!!!" sambil melambaikan tangan ke arah ibunya, menunjukkan betapa senangnya dia bisa pergi bersama Mella.



Azkina [  Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang