Lima bulan sudah berlalu, kehamilan Sabil membuat kebahagian untuk semua orang. Semakin bertambah usia kandunganya maka semakin banyak pulang tingkah anehnya. Terutama yang berhubungan dengan merepotkan suaminya.
"Sayang, minggu depan mas ada perjalanan ke luar kota sama Fernan dan bang Rey memantau proyek kemarin". Penuh keraguan hal ini akhrinya disampaikan juga oleh Lian kepada isterinya, rasa khawatir tentu saja menyelimuti dirinya. Meninggalkan isterinya yang sedang mengandung rasanya tak tega, apalagi saat ini Sabil semakin manja dan tingkat ngidamnya juga semakin naik level, alias banyak maunya"
"Bali lagi?"
"Iya sayang. Tapi kaya'nya kali ini kamu ngga bisa ikut sayang, karena kali ini mas akan banyak dilapangan. Mas juga ngga mau ninggalin kamu sendirian saja dihotel, sementara mau ajak Kiya, dia juga kata Fernan dia lagi ujian.
Tapi mas juga ngga mau ninggalin kamu sendirian disini, gimana ya sayang mas bingung". Lian mendekat ke arah Sabil yang tengah merapikan beberapa baju dari lemari dia dan suaminya.
"Ya mau gimana lagi mas, namanya juga kerja". Tampak baik-baik saja tapi tidak dengan kondisi hatinya saat ini, ada rasa sedih menyelimuti dirinya. Sabil yang begitu mengandalkan Lian selama proses kehamilannya dan juga kemandirian mereka berdua sebagai pasangan baru untuk semua hal yang mereka lakukan di rumah tangganya. Bekal Lian dan Sabil mungkin baru sedikit tapi mereka mau belajar untuk menjadi baik dan mengusahakan kebaikan itu untuk satu sama lain.
"Mas mau kamu ikut, tapi mas juga ngga mau kamu kecapean. Kalo disini masih ada yang jagain kamu sayang"
"Iya gapapa, nanti aku izin nginep dirumah mama Ayu ya mas"
"Mama Ayu udah mas telpon sayang kemarin katanya mau ke Palembang, udah janjian sama keluarga disana buat kumpul. Mama memang belum infoin kamu, karena waktunya masih lama. Kamu nginep di rumah papa aja ya sayang, kebetulan mama Lita juga sendiri. Papa juga ada perjalanan dinas, kamu boleh ajak Kiya juga kok. Paling ngga mas merasa aman ninggalin kamu walau kita sedang beda pulau"
"Ya ampun mas, aku bukan anak kecil lagi kali mas. Kamu selesain aja pekerjaannya ya, dan pulang tepat waktu. Inget sekarang yang kangen kamu bukan cuma aku tapi juga ada Boo"
"Iya mas janji pulang secepatnya ya". Janji Lian mengecup kening isterinya dan mengelus perut Sabil yang sudah mulia terlihat membuncit.
***
Usai pembicaraan singkat dengan isterinya Lian nampak sibuk dengan beberapa berkasnya, sementara Sabil berbaring di ranjang kamarnya, ntah kenapa semakin perutnya membesar rasa lelah semakin cepat hinggap ditubuhnya. Sabil tiduran sambil menscroll sosial media tiktok pada ponselnya, lalu muncul di beranda nampak konten seorang lelaki tengah menyantap satu persatu buah kuning yang terbalut dalam kulit tajam itu. Tanpa dia sadari air liurnya berhasil dia telan bersamaan dengan masuknya buah itu kedalam mulut laki-laki di konten yang berhasil menyita banyak viewer itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangun Cinta Satu Atap
RomanceHai aku Sabila Anindita dan ini suamiku Lianda Sanjaya. Kita adalah pasangan yang baru menikah. Dari banyak cerita yang aku baca, menikah itu rasanya nano-nano, kadang pagi hari ketawa riang, eh sorenya udah nangis bombai. Dan itu kejadian di ruma...