Part 17 | Bini Ngidam

2.3K 337 31
                                    

Ancaman Ayna hanyalah sebuah angin lalu buat Sabil, bagaimana  bisa orang luar yang tidak tahu apa-apa tentang dia dan Lian, ingin menjadi hama yang menjalari rumah tangganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ancaman Ayna hanyalah sebuah angin lalu buat Sabil, bagaimana  bisa orang luar yang tidak tahu apa-apa tentang dia dan Lian, ingin menjadi hama yang menjalari rumah tangganya.  Dia tidak akan membiarkan itu terjadi.  Tapi tidak bisa dibohongi hatinya sedikit tercubit dengan masuknya Ayna dalam hidupnya kembali, karena dia tau segila apa wanita itu, bahkan orang tuanya saja sudah tidak sanggup mengendalikan anaknya sendiri.

Alih-alih membalas pesan ancaman dari Ayna, Sabil hanya membiarkannya saja setelah membaca pesan itu.  Dia juga tidak mau terlalu jumawa jika dia telah berhasil meyakinkan suaminya sendiri untuk fakta bercampur kebohongan yang akan Ayna ungkapkan.

***
"Mas, kalo hari ini aku ngga masak dulu boleh? aku mual mas, bawaanya kepingin muntah terus kalau cium bau bawang-bawangan."  Sabil merapikan kerah kemeja suaminya.

"Heii, ngga apa.  Kamu ngga masuk kerja juga ngga apa apa, kamu mau seharian tiduran juga ngga apa, atau kamu seharian mau mas keloni juga ngga apa kok sayang".  Lian merapikan anak rambut Sabil yang keluar dari penutup kepalanya.

"Ngga ada ya kelan kelon, kamu tetap kerja cari uang buat beli makanan enak dan sehat buat nutrisi anak kita.  Aku juga tetap kerja mendampingi suamiku"

"Iya sayang becanda.  Boo mau makan apa?".  Lian yang duduk dipinggiran kasur mendekatkan telinganya ke arah perut isterinya  yang berada tepat didepannya.

"Haa? Apa Boo? Mau makan baba?".  Lian berulah seolah Boo bisa menjawab pertanyaannya. 

"Janga ya Boo ya, baba sama bubun mau kerja dulu.  Nanti malem boleh deh Boo mam sepuasnya".  Lian mendaratkan sebuah ciuman di perut Sabil.

"Hadeeeh mulai deh sintingnya kambuh".  Sabil menyurai rambut suaminya, dan meninggalkannya sendiri di kamar.


"Sayaaaang, itu Boo loh yang minta bukan aku.  Dengerin tuh anak kamu yang minta"

"Ngga ada, Boo belum bisa bicara mas! Jangan aneh-aneh kamu"

"Bisa sayang, Boo dan Baba pake bahasa kalbu, telepati kita kuat sayang"

"Itu mah maunya Baba, pake acara telapati segala"

"Hehehe, kalo ngga malem ini kata Boo malem besok juga ngga apa sayang".  Bisik Lian ditelinga isterinya.

_________________________________

Rey yang hatinya masih dalam suasana berkabung, saat ini sedang berusaha untuk bangkit kembali.  Dia memutuskan untuk tidak berdiam diri dirumah, toh dunia juga tetap akan berputar meski bukan Ayna orangnya.  Dia sedang menantikan Lian diruangan Fernan, menyelesaikan apa yang harus dia selesaikan.

Ketika ketiga pria ini berkumpul, raut muka yang tampak tak ramah dan penuh ketegangan yang menandakan bahwa semunya tengah serius tentang persoalan ini.  Rey menjelaskan duduk permasalahan dari berakhirnya hubungan dia dan kekasihnya, termasuk keterlibatan Lian dan Sabil tanpa sengaja masuk dalam kehidupan Ayna dan dirinya.

Bangun Cinta Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang