Aku tahu aku bodoh.Jatuh cinta kepada orang yang bahkan tak dapat ku sentuh.
Berusaha mempertahankan harga diri dengan membohongi diri sendiri.
Mencoba melepaskan rasa yang kian bertambah.
Orang berkata, lebih baik mencegah daripada mengobati.
Tapi aku tak bisa mencegah rasa ini.
Tak ingin ku lepaskan.
Sesak rasanya, melihatnya berada di sekitar ku
Tapi sama sekali tak dapat ku sentuh.
Dia begitu sempurna.
Begitu rupawan.
Bandingkan dengan aku.
Aku hanyalah debu di atas meja.
Layak untuk dibersihkan.
Dan tak layak untuk disimpan.
Hanya membuat sesak.
Begitu dalam jurang perbedaan diantara kami.
Aku tak pantas.
Stop.
Berhenti.
Hilangkan rasa ini.
Hilang.
Pergi jauh.
Aku mencintaimu, tuan.
**********
-Author POV-
Sinar matahari menyeruak dari balik tirai jendela. Menghantarkan sinarnya ke dalam ruangan. Ruangan luas dengan berbagai peralatan mewah di dalamnya.
Seorang pemuda bangkit dari mimpinya. Menghantarkannya kembali ke dunia nyata. Ia duduk sebentar, menyandar dan memijat pelipisnya sejenak. Kepalanya terasa berat. Ia terlalu banyak bekerja.
"Mungkin aku harus mengambil cuti untuk beberapa hari." Ucap Nova sembari memijat pelipisnya. Hari ini tubuh Nova seakan tak memihak padanya. Pekerjaan menuntutnya untuk lembur semalaman, sehingga Nova tidak mendapat istirahat yang cukup.
Berusaha untuk bangkit, akhirnya Nova memutuskan untuk menyegarkan pikirannya di bawah guyuran air. Ia berjalan perlahan menuju kamar mandi. Perlahan membuka satu persatu kancing kemejanya. Benar, Nova tertidur dengan masih menggunakan setelan kerjanya. Setelah semua kancing terlepas, Nova segera menanggalkan pakaiannya, memperlihatkan tubuhnya. Tubuh atletis, dengan 6 kotak yang terpampang di perutnya. Segera ia melepaskan celananya, dan sekarang tubuhnya sudah benar-benar terlihat, tanpa sehelai benang pun menutupinya. Wanita mungkin akan terpesona bila melihat tubuh bagian atas Nova, tapi Nova sama sekali tidak tertarik kepada mereka. Wanita jalang yang hanya menginginkan uangnya. Wanita jalang yang hanya mau hidup enak. Wanita jalang yang sewaktu-waktu bisa mempermainkan perasaannya. Tidak akan pernah Nova jatuh ke dalam pesona mereka.
Nova berjalan ke arah shower. Menikmati guyuran air yang jatuh ke arahnya. Sengaja ia memilih air dingin, karena saat ini Nova butuh itu untuk berpikir.
Di bawah guyuran air dingin, Nova memikirkan Novi. Pembantunya yang manis dan rupawan. Dia polos. Sangat-sangat polos, entah mengapa justru kepolosan Novi yang membuatnya jatuh hati kepadanya. Kalian mungkin tidak tahu, tapi sungguh Nova sudah jatuh hati kepada Novi. Sudah sejak awal. Saat Novi pertama kali menginjakkan kaki di rumahnya. Bak seorang putri yang hendak menghadiri pesta dansa. Hanya saja putrinya berwujudkan seorang gadis dengan perawakan tubuh yang mungil, senyum manis, baju sederhana, dengan hanya membawa sebuah tas.
![](https://img.wattpad.com/cover/44114296-288-k539574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Slave, My Pride
Romansa"Saya suka sama kamu, saya cinta sama kamu, dan saya pengen kita jadi kekasih." Ia lalu mengambil sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak beludru, membukanya lalu bersimpuh sambil berkata, "Mau kah kamu menjadi kekasihku?" Entah apa yang harus ku...