Saat kau bermesraan denganku, aku merasa bahagia.
Saat kau memberi semua perhatianmu, aku bahagia.
Saat matamu hanya tertuju padaku, aku sungguh merasa bahagia.
Tapi ketika aku melihatmu bermesraan dengan orang lain.
Apakah aku bahagia?
Apakah aku masih dapat tersenyum?
Sebegitu kuatkah aku menerima beribu tikaman itu?
Sebegitu kuatkah aku menerima semua tekanan yang kau berikan?
Manusia diberi rasa sakit untuk mensyukuri kesehatan yang mereka dapatkan.
Maka dari itu, aku belajar untuk sakit hati, agar aku dapat menemukan cinta senjati.
Jika tubuhku sakit, dengan mudah aku dapat pergi ke dokter.
Aku bisa membeli obat, semata - mata untuk mengobati sakitku.
Tapi bagaimana jika hatiku yang sakit?
Bagaimana jika hatiku yang terluka?
Akankah seorang dokter berpengalaman dapat menyembuhkannya?
Tidak.
Luka itu akan selalu membekas.
Mengangga besar di hatiku.
Aku kosong.
Jiwa ku sudah hilang.
Bebaskan aku dari kesengsaraan tiada tara ini.
Lepaskan aku.
Biarkan aku pergi.
Aku tak tahan menerima semua siksaan neraka ini.
Karena sesungguhnya, aku hanyalah manusia biasa.
Aku punya hati, dan perasaan yang tak dapat kau sakiti.
Karena, vas bunga yang retak tak dapat kembali seperti semula.
Begitu juga dengan hatiku.
*******
-Author POV-
Novi menguatkan hatinya. Ia kembali bangun, mencoba mencari kekuatan untuk menghadapi semua yang telah ia alami.
Beberapa orang masih memperhatikannya, walaupun tidak secara terang - terangan.
"Aku begitu bodoh." Ucap Novi kepada dirinya sendiri. Tangannya memegang dada yang terasa sangat sakit, rasa sakit tak tertahankan yang masih tinggal disana. Novi bangkit, menghapus air mata yang masih tertinggal di wajahnya, menarik nafas sedalam mungkin, berharap semua itu dapat memberinya kekuatan.
"Kau harus melupakan semua perasaanmu, Nov. Kau tidak pantas untuk tuan Nova." Sekali lagi Novi menarik nafas sedalam mungkin, ia memejam matanya, mengingat semua kenangan yang terjadi diantaranya dan tuan Nova. Dari pertama kali ia menginjakkan kakinya di rumah ini, terpukau dengan pesona tuannya, bagaimana ia melawan semua rasa yang begitu meledak - meledak, sampai ketika mereka memadu kasih, Novi ingat semuanya, semua kebahagiaan yang ia terima, dan sebuah senyum simpul muncul di wajahnya. Ia tertawa singkat, menertawai semua kebodohan dan kepolosannya, terlebih terhadap kebodohannya. Di sisi lain, rasa sakit yang ia terima saat ini tak dapat menutupi semua kebahagiaan yang ia dapatkan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Slave, My Pride
Romance"Saya suka sama kamu, saya cinta sama kamu, dan saya pengen kita jadi kekasih." Ia lalu mengambil sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak beludru, membukanya lalu bersimpuh sambil berkata, "Mau kah kamu menjadi kekasihku?" Entah apa yang harus ku...