Fifi ingin menjadi pacar ketua geng motor yang sudah lama ia puja, Miki. Namun, ternyata Miki sudah menjadi selingkuhan Nayula yang masih berpacaran dengan Yanda, si ketua geng musuh mereka.
Demi mencegah kerusuhan antar geng motor, Fifi akhirnya di...
Aku punya hak buat marah-marah ke Nayula di depan Miki, tapi cowok itu nggak peduli. Belum selesai otakku menyusun sumpah serapah buat si Nayulalala, Miki keburu berkata, "Gue mau pulang--"
"Enggak! Lo belum boleh pulang! Enak aja main langsung pulang! Jelasin dulu ke gue kenapa bisa cewek itu nyebarin videonya!" seruku ke Miki setelah ia tiba-tiba pamit pulang. Aku langsung menyambar lengan cowok itu.
Miki memutar mata. Heh! Berani-beraninya mutar mata sok mean girl gitu!
"Pokoknya dia ngambil kamera dasboard gue. Kamera itu gue taruh sana buat jaga-jaga misal dirampok atau apa. Gue udah bikin perjanjian sama ortu lo biar lo bisa ke kampus kayak biasa. Masalah lo udah kelar tinggal tunggu orang-orang lupa soal ini," jelas Miki. "Lo bisa cek sendiri di medsos nanti."
"Gue nggak bisa ngecek kocak, hp gue disita!" keluhku marah.
Aku mau mengomel panjang tapi tiba-tiba tangan Miki merogoh ke saku celana dan ... memberikan ponselnya padaku. Benda persegi berwarna hitam itu seketika menarik perhatianku. Ponsel Miki!
"Nih, gue pinjemin ke elo. Tapi besok harus lo balikin ke gue di kampus," kata Miki sembari melambai-lambaikan ponsel di depan mataku.
Aku ... aku gampang sekali disuap. Tanpa protes lagi aku menuruti Miki. Tanganku otomatis melepaskan lengan cowok itu dan menerima ponselnya.
"Passcode-nya 574635, kalau lo lupa gue nggak bakal ngasih tau lagi. Jangan diganti passcode-nya," tegas Miki.
Aku mengulang-ulang kode 574635 dalam kepala. Nggak boleh lupa nggak boleh lupa, ingat polanya Fifi. Dari Lima maju dua angka terus mundur empat angka, ulangi sampai ketemu lima lagi.
Sementara aku fokus menatap ke layar ponsel (dengan wallpaper foto Miki di atas motor oh my man looks so yummy) Miki diam-diam berjalan pergi meninggalkanku. Tau-tau aku berdiri sendirian dengan senyum konyol di wajah.
Well, a win is a win! Aku bawa hp Miki! Hp Mikiiii!
Briefcase mahal itu kucampakkan ke meja belajar. Aku kembali duduk manis di atas kasur lalu berbaring terkurap, giggling and kicking my feet inthe air. Segala protes yang menumpuk kemarin sudah terlupakan, sekarang aku membajak ponsel Miki.
Apa yang harus kubuka pertama? Hmm update masalahku? Akhirnya jariku lari mengeklik akun X Miki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
