Alurnya lambat? Sengaja, biar detailnya tersampaikan dengan jelas.
Jangan lupa tekan bintang yaa, gratis kok. Anggap saja sebagai apresiasi kepada penulisnya.
***
Bagian 35 | Kumpulan Identitas Tertutup
🖋🖋🖋
Pukul setengah sembilan malam, area depan gedung terkhususkan gudang sekolah telah berisik akibat ocehan tidak bermutu yang hanya mengungkapkan kekesalan terhadap seseorang. Sekiranya ada tujuh pemuda yang berada di sana.
Salah seorang pemuda itu, si lelaki manis berlesung pipi, tampak mengembuskan napas beberapa kali ketika sakit kepala menyerang. Tadi siang dia baru saja tiba di rumah selepas mendekam di rumah sakit, namun malam ini dia tetap nekat pergi bersama teman-temannya demi meraih informasi dan menjalankan tugas sebagai ketua ekskul.
Sudah hampir setengah jam mereka semua berdiri di depan gudang tanpa ada suruhan untuk masuk ke dalam, padahal orang yang mengajak mereka ke gudang telah mengobrak-abrik seisi gudang itu bersama teman setianya. Orang itu, membiarkan tujuh pemuda yang sedang berada pada puncak antusias itu diliputi rasa penasaran.
Selang beberapa menit kemudian, barulah mereka dipersilakan masuk.
"Maaf membuat kalian menunggu lama. Ada yang harus gue persiapkan dulu supaya pembicaraan kita menjadi lebih bermakna dan santai," tutur pelaku yang membuat mereka kesal.
Si ketua ekskul mengulas senyuman tipis. Ia mengangguk seadanya tanpa berniat melayangkan protes. Ia pun menjadi orang paling akhir yang memasuki gudang, berjaga-jaga apabila salah seorang anggota tertinggal.
Derap langkah mereka menyusuri bangunan pengap itu. Debu bertebaran, menusuk hidung yang tengah butuh asupan oksigen. Bau anyir dan apak berpadu menjadi satu, mungkin saja pernah ada kejadian tikus mati di sudut ruangan yang belum dipindahkan mayatnya hingga kini.
"Banyak amat aroma di sini, bikin gak betah aja."
Pemuda bertubuh paling tinggi bersuara. Dia mengusap hidungnya beberapa kali sehingag membuat area penciumannya harus memerah.
"Sabarlah, Galen. Tahan semua perasaan jijik itu. Sebentar lagi kalian akan menyaksikan tontonan menyenangkan sekaligus mengharukan," jawab orang itu tersenyum menyeringai dibalik wajah tampannya.
Galen memandangnya sekilas, lantas kembali mengeluh. Bersabar sama sekali tidak ada dalam kamus lelaki itu. Sudah sangat lama ia menahan perasaan demikian, namun hal tersebut sama sekali tidak membuahkan hasil apapun. Selebihnya Galen hanya bisa terdiam kemudian memendam.
Seperti kejadian selama empat bulan belakangan. Ia selalu berujar bahwa ia belum ikhlas kepada semua orang terdekatnya, berharap mereka menerima gejolak yang tengah ia rasakan. Sayangnya balasan yang ia terima hanya ucapan, "Semua akan terlepas selama waktu berlalu. Rasa belum ikhlas yang kamu rasakan hanya kesedihan sesaat karena baru ditinggalkan, percayalah semuanya akan baik-baik saja sekarang."
Begitu sekiranya ucapan dari beberapa orang dewasa yang Galen temui.
Oleh karena itu, Galen sekarang memilih menjadi pribadi yang blak-blakan.
"Lo mau nunjukin apa, Raf?" tanya Hendra menyejajarkan langkahnya dengan orang yang telah mengajak mereka ke tempat ini, membuat mereka menunggu puluhan menit di luar, serta yang menyebabkan timbunan rasa penasaran menggebu-gebu ingin di keluarkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/364591048-288-k14800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JERUJI IKRAR
Mistério / Suspense"Sang Pecandu datang." Riwayat kami akan segera tamat apabila manusia sialan itu tiba. Kegelapan kembali merenggut paksa harapan kami untuk bebas. Jalan yang telah kami tempuh dengan keringat, air mata, dan pemikiran harus berakhir seperti ini. Kam...