Hello hello hello, selamat datang kembali di bagian 5, jangan lupa tinggalkan vote dan komennya ya, terima kasih.
-
-
-
-
[ Sudut pandang Rina Hanabi ]
Untuk mencapai impianku, aku harus memahami Bahasa Jepang lebih banyak lagi.
Untuk mencapai impianku, aku harus berusaha keras karena jika aku malas semua itu tidak akan bisa digapai kapanpun.
Untuk mencapai impianku, aku harus memanfaatkan semua kesempatan yang ada dan tidak boleh menyia-nyiakan waktu sedikitpun.
Awalnya aku ingin fokus pada les Sastra Jepang ini. Tapi sepertinya itu masih belum cukup dan biayanya juga semakin mahal.
Jadi aku rasa itu tidak akan sesuai dengan hasilnya nanti. Karena itulah, aku mencari cara lain yaitu mendaftar kuliah di Universitas Tokyo jurusan Sastra Jepang.
Saat mendengar kabar kalau aku di terima di sana, aku merasa sangat bahagia karena aku bisa lebih dekat untuk mencapai impianku.
Tapi, aku masih harus tetap mengikuti les selama empat bulan sebelum masuk kuliah itu karena waktu yang kosong.
Kegiatan sekolahku tetap lancar tanpa kendala. Hanya saja saat kelas tiga ini kami difokuskan untuk menata masa depan, jadi kami terkadang hanya diberi tugas dan pulang setelah mengumpulkannya. Setelah itu kami melakukan belajar mandiri di rumah.Hanya saja, proses itu harus kami laporkan kepada guru karena kalau tidak, pasti akan ada yang memanfaatkan waktu kosong ini untuk main-main.
Karena itulah aku memilih tempat les ini sebagai pengisi waktu luangku.
Dan aku melihat ada banyak orang di tempat les ini. Selain itu, mereka kebanyakan berasal dari luar negeri.
Tapi, sepertinya aku akan sulit berteman dengan mereka semua karena aku merasa kalau diriku ini sangat kaku dalam berkomunikasi.
Dan itu memanglah kenyataannya. Di hari pertama ini aku tidak mendapatkan teman satu pun hingga itu membuatku termenung di depan tempat les.
Saat aku sedang termenung, aku melihat ada orang yang baru saja keluar dari tempat les.
"Dia teman kelasku kan? Kalau tidak salah asalnya dari Indonesia."
Sepertinya orang itu juga belum mempunyai teman, aku sempat berpikir untuk mengajaknya berteman tapi dia sudah pergi begitu saja.Dan di hari kedua akhirnya aku berhasil berteman dengannya. Namanya adalah Leo Kasandra, tapi aku memanggilnya Reo kun karena namanya sulit dieja dalam Bahasa Jepang.
Setelah beberapa hari mengenalnya aku merasa kami memiliki kesamaan dalam beberapa aspek, terutama pada bagian fokus dalam mengejar mimpi.
Dan setelah empat bulan berlalu, dia mengira kalau aku masih belajar di tempat les, padahal aku sudah mulai masuk ke dunia perkuliahan.
Dan sepertinya jurusanku sama dengan jurusannya, karena tadi aku melihat seseorang yang mirip dengannya.
Tapi...Mungkin itu hanya perasaanku.
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia yang Seorang Idola [ Road to Japan ]
Novela JuvenilSeri kedua atau lanjutan dari Leo : Dia yang Seorang Idola Perjalanan Leo dalam mencapai mimpinya baru memasuki garis start. Leo sempat kebingungan saat pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Negeri Sakura tersebut karena budayanya yang berbeda...