Lalu ada suara telepon berbunyi di samping kepalaku. Saat aku melihatnya ternyata itu adalah telepon dari Rina.
"Halo Rina san, ada apa?"
"Hei Reo kun, aku perlu bantuanmu untuk menemaniku belanja hari ini, apakah bisa?"
"Oh maafkan aku Rina san. Aku tidak bisa karena saat ini aku sedang terbaring tidak berdaya di rumah sakit."
"Eh seriusan kau sakit? Reo kun kau sakit apa? Kenapa kau bisa terbaring tidak berdaya di rumah sakit."
"Yah dokter bilang aku terlalu banyak belajar jadinya aku jatuh sakit." Balasku.
"Begitu ya. Saat ini kau ada di rumah sakit mana?"
"Rumah sakit Tokyo yang dekat dengan penginapanku."
"Rumah sakit Tokyo ya, sepertinya aku tahu tempat itu. Baiklah aku akan segera ke sana, kau jangan banyak bergerak ya!"
"Eh?"
Tak lama setelah itu dia mematikan teleponnya dan kedatangan Rina sepertinya akan membuat Leo kebingungan.
"Yah sudahlah kalau dia mau menjengukku, apa yang harus kubingungkan."
Lalu pintu terbuka dan seorang pelayan rumah sakit datang memberikanku makanan, sepertinya itu adalah makanan kesehatan.
"Saya dengar anda belum makan dari kemarin karena terlalu banyak belajar? Kalau begitu makanlah ini agar anda bisa segera sembuh. Saya permisi dulu."
Pelayan rumah sakit itu langsung pergi dari ruanganku setelah mengantarkan makanan ini dan ini hanya ada nasi dan sayur.
Aku mencoba untuk duduk dan setelah itu aku mengambil makanan itu yang sudah disiapkan di hadapanku dan sekarang aku cuma perlu makan.
Setelah selesai makan aku tetap duduk di tempatku karena memang aku tidak bisa melakukan apa-apa karena seperti tidak punya tenaga.
Tok tok tok, suara ketukan pintu tiga kali berbunyi dari luar ruangan.
"Masuklah."
Saat aku melihat siapa yang masuk, ternyata itu adalah Rina yang tadi meneleponku.
"Hmmm..."
Dia hanya diam saja melihatku yang sedang duduk di atas kasur pasien.
"Ya? Kenapa? Kau membuatku bingung."
"Kau sudah makan?"
"Tadi aku baru saja selesai makan beberapa saat sebelum kau datang. Lihatlah, tempat makannya saja masih ada di atas kasurku," ucapku sambil menunjuk ke meja makan yang terletak seperti di atasku itu.
"Begitu ya." Dia mengambil sebuah kursi di dekat sana dan duduk disebelahku.
"Reo Kasandura kun, seorang mahasiswa yang jatuh sakit akibat terlalu banyak belajar, kenapa kau bisa seperti ini?"
"Aku sudah bilang bukan Rena san, aku jatuh sakit karena terlalu lama belajar."
"Berapa lama kau belajar?"
"Tiga jam saja, aku tidak belajar terlalu banyak."
"Jangan bohong, aku tahu kalau kau sedang berbohong Reo kun."
"Baiklah, aku belajar selama sembilan jam tanpa henti dan tanpa istirahat."
"Pantas saja kau jadi sakit seperti ini, belajar lama, apalagi tidak ada istirahat. Aku tahu kau belajar keras untuk mencapai impianmu kan? Tapi tolong utamakanlah kesehatan. Karena kau tak akan bisa apa-apa jika punya ilmu banyak tapi kau sedang sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia yang Seorang Idola [ Road to Japan ]
Roman pour AdolescentsSeri kedua atau lanjutan dari Leo : Dia yang Seorang Idola Perjalanan Leo dalam mencapai mimpinya baru memasuki garis start. Leo sempat kebingungan saat pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Negeri Sakura tersebut karena budayanya yang berbeda...