28. Teman Lama

4 1 0
                                        

Fiona sungguh tak menyangka bahwa ternyata sahabat masa kecilnya yang sudah lama terpisah, adalah Radit. Anak laki-laki bertubuh kurus dan kecil itu bisa-bisanya kini menjadi begitu tinggi dan berparas sangat tampan mirip dengan aktor Korea? Bagaimana Fiona bisa menyangka. Ternyata Radit adalah Ajil, bocah tengil yang dahulu selalu membonceng Fiona dengan sepedanya mengelilingi komplek, Ajil yang mengajarinya cara bermain bulu tangkis, Ajil yang dia paksa main boneka barbie bersamanya, Ajil yang menjadi teman pikniknya di taman belakang rumah. Rasanya Fiona sulit mengungkapkan perasaannya.

"Fio dulu gembul, gemesin banget, sekarang berubah jadi cantik banget gini, Tante sampai gak bisa ngenalin," puji Bu Maya terus memerhatikan Fiona.

"Iya Mah, aku juga gak nyangka sama sekali," timpal Radit. Dia sudah menceritakan pada Mamanya dan Mama Fiona kalau mereka saat ini teman sekelas, namun tak pernah saling mengetahui bahwa mereka teman masa kecil yang dahulu begitu akrab. Bahkan tetangga-tetangga sampai menjuluki dia dan Fio 'Spongebob dan Patrick.' karena selalu saja bersama melakukan berbagai permainan. Mereka berteman dari TK hingga kelas 4 SD, terpisah karena Radit sekeluarga pindah ke Bogor.

"Kalian tuh dulu lengket banget gak terpisahkan. Sampai-sampai kamu rela ikut sendirian sama keluarga Tante ke pantai cuman biar bisa main sama Fio," ujar Mamanya Fiona.

"Oh iya! Lo ingat gak, Dit? Kita bikin istana pasir yang tinggiii banget-"

"Terus kesenggol tangan gue jadi hancur, dan kita jadi berantem selama seminggu. Iya 'kan?"

"Iya! Ahahahah!"

Fiona dan Radit tertawa bersama, mereka terus bercerita mengenang masa-masa indah saat mereka masih kanak-kanak.

Zia yang ada di antara mereka merasa tersisih, Radit jadi lebih asyik dengan Fiona, bahkan tak ada lagi yang mengajaknya bicara. Rasanya jadi sangat canggung dan tidak nyaman, serba salah bagi Zia. Dia ingin pulang, tapi tak ingin membiarkan Radit dengan Fiona juga.

Akhirnya Zia memilih diam menyimak obrolan mereka bagaikan pajangan yang tak nimbrung apapun.

****

Zia sangat kecewa dengan ending hari ini. Radit tidak jadi mengantarkannya pulang karena tak enak meninggalkan Fiona. Akhirnya Zia diantar oleh supir keluarga Radit.

Rasanya jadi tidak bersemangat. Fiona sekarang terasa lebih unggul darinya dengan memilki kisah masa lalu yang begitu berkesan dengan Radit.

Saat mandi, Zia menangis. Dia meluapkan segala kekesalan dan sesak yang ditahan sambil diguyur air yang memancur dari shower.

"Gue cinta sama lo Radit, bener-bener cinta, hiks...," ucapnya dalam tangis mencekat.

Seusai mandi, rasanya lebih ringan. Zia ketinggalan salat asharnya gara-gara terlalu lama di rumah Radit. Dia segera menggantinya setelah selesai sholat magrib. Salat pun rasanya jadi tidak khusyuk gara-gara masih terpikirkan Radit dan Fiona.

Zia berkaca di cermin sambil mengeringkan rambutnya yang masih agak basah. Dia iseng mencoba menatanya seperti rambut Jisoo di poster milik Radit. Zia mencoba berpose-pose di depan cermin.

"Cantik juga gue kayak gini," ucapnya memuji penampilannya sendiri.

"Wah, rambut kamu bagus banget, Zia."

Suara Arum mengangetkan Zia, gadis itu tiba-tiba muncul di depan pintu kamar Zia. Dia mendekat dan ikut menatap pantulan Zia si cermin.

"Gak cuma bulu mata yang tebal ternyata, rambut kamu juga tebal dan bagus. Pengen deh punya rambut kayak gini," ujar Arum menyentuh rambut Zia kemudian membandingkan dengan miliknya. "Punyaku tipis kriwil begini, beda jauh sama punya kamu."

Jangan Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang