~♡♡♡♡~
Setelah sampai di kamar, Mella duduk di tepi tempat tidurnya. Ia memandang dinding kamarnya yang penuh hiasan foto-foto masa kecil, termasuk beberapa foto bersama ayahnya. Saat itu, ayahnya terlihat begitu hangat dan penuh perhatian. Kenangan itu terasa kontras dengan sikap ayahnya yang sekarang.
Sambil melepaskan rasa lelahnya, Mella menarik napas panjang dan berusaha mengalihkan pikirannya. Setelah beberapa saat, ia bangkit, mengambil handuk, dan menuju
kamar mandi. Mandi air hangat membuat tubuhnya lebih rileks, dan pikirannya sedikit tenang.Selesai mandi, Mella mengenakan pakaian bersih dan duduk di meja belajar. Di meja itu, ada sebuah bingkai foto kecil yang berisi foto keluarganya saat mereka merayakan ulang tahun Mella beberapa tahun yang lalu. Ia tersenyum kecil melihat foto itu, meski ada sedikit rasa rindu akan kehangatan yang dulu terasa di antara mereka.
Mella langsung membuka ponselnya dan melihat pesan dari Azkina yang muncul di layar. Ia penasaran, karena biasanya Azkina jarang mengirim pesan di malam hari kecuali ada hal penting.
Azkina: "Hai, Mella! Udah di rumah, kan? Gimana ngobrol sama mamamu tadi? Semoga semuanya baik-baik aja ya."
Mella tersenyum kecil membaca pesan itu. Di tengah kesibukan harian mereka, Azkina tetap peduli dan ingat tentang keluarga Mella. Ia merasa beruntung memiliki sahabat yang begitu perhatian.
Mella: "Hai, Kin! Iya, baru sampai rumah tadi. tadi ngobrol sama mama, tapi ya... ayah masih di luar kota. Udah biasa sih, tapi kadang kangen juga."
Tak lama kemudian, balasan Azkina masuk.
Azkina: "Pasti kamu kangen banget ya, Mel. Aku ngerti kok. Tapi ingat, kamu nggak sendiri. Kalau butuh teman cerita, aku selalu ada. Besok kita nongkrong yuk, sekalian cari makan enak biar kamu bisa cerita lebih puas!"
Mella merasa terharu membaca pesan itu. Rasa hangat mengalir di hatinya, dan beban di pikirannya sedikit berkurang
Mella: "Makasih, Kin. Kamu emang sahabat terbaik. Besok aku pasti siap buat cerita-cerita sama kamu!"
Dengan senyum yang lebih lega, Mella meletakkan ponselnya kembali. Ia merasa lebih tenang, dan dukungan dari Azkina memberinya semangat. Sekarang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkina [On going ]
Novela JuvenilCerita tentang azkina Diambil dari kisah nyata aku tapi ga 1000 persen ambilnya