Bab 18

117 81 1
                                        

Azkina tersenyum dan mengangguk, kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azkina tersenyum dan mengangguk, kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya. Sebelum pintu tertutup, dia sempat melambaikan tangan sekali lagi, memberikan isyarat bahwa mereka akan selalu saling mendukung, meski tak selalu terlihat.

Amanda memandang Azkina dengan mata penuh kasih sayang " Ayah kamu sangat menyayangimu, dulu Bunda dapetin kamu susah, 3 tahun pernikahan baru kamu ada, Bunda, ayah penuh berjuang "

" Ayah, bunda, aku sangat mencintaimu " kata azkina dengan suara lembut

" Kami juga sangat mencintaimu, Nak " kata Davin tersenyum dengan suara hangat

" Kamu adalah anugerah, yang sangat berharga bagi kami " kata Amanda dengan suara lembut

Amanda memandang Azkina dengan mata penuh kasih sayang " Ayah kamu sangat menyayangimu, dulu Bunda dapetin kamu susah, 3 tahun pernikahan baru kamu ada, Bunda, ayah penuh berjuang "

" Ayah, bunda, aku sangat mencintaimu " kata azkina dengan suara lembut

" Kami juga sangat mencintaimu, Nak " kata Davin tersenyum dengan suara hangat

" Kamu adalah anugerah, yang sangat berharga bagi kami " kata Amanda dengan suara lembut

" Aku sangat beruntung punya orang tua seperti, Bunda dan ayah, I love you mom Daddy... " Kata azkina sambil senyum bahagia

Davin, Amanda tersenyum, mencium kedua pipinya Azkina " I love you too, kami juga sangat beruntung memiliki anak seperti kamu, Azkina... "

" Kina, mau ke dapur dulu ambil buah dan minum jus ke kamar , Ayah, Bunda " kata azkina

Amanda, Davin mengangguk" Yaudah nak, pasti kamu capek, istirahat yang cukup "

Azkina berjalan ke dapur, mengambil buah, jus, ia membawa ke kamarnya sambil menonton drama Korea

Saat itu Mella menelpon balik ke ibunya,Begitu telepon tersambung dan terdengar suara ibunya, Alina langsung bertanya, "Kamu di mana, nak? Mama pulang dari kerja, rumah kok kosong."

Mella mendesah pelan, sedikit terkejut dengan pertanyaan ibunya. "Iya, Ma, maaf ya tadi Mella lupa kasih kabar.Mella ke rumah Azkina buat ngerjain tugas bareng, tapi sekarang Mella udah selesai kok, lagi di depan rumah Azkina, sebentar lagi pulang," jawab Mella.

"Baiklah, hati-hati di jalan, ya. Mama tunggu di rumah nak..." kata Alina dengan nada lembut.

"Iya, Ma. Mella langsung pulang sekarang,aku pasti hati-hati. Nanti kalau udah sampai, aku langsung masuk," jawab Mella, suara penuh rasa sayang dan pengertian

"Syukurlah. Jangan lupa makan malam, ya," pesan Alina lagi, seolah memastikan semua yang penting sudah diingat oleh Mella.

Mella tertawa kecil, "Iya, Ma, pasti. Aku makan nanti di rumah. Sampai ketemu, ya."

Telepon pun ditutup, dan Mella pun segera menghidupkan motor. melambaikan tangan terakhir kalinya ke Azkina yang sudah masuk ke rumah, dan mulai berkendara pelan menuju rumahnya. di sepanjang perjalanan, Mella tersenyum kecil, bersyukur punya sahabat seperti Azkina dan merasa lega bisa segera pulang bertemu mamanya.Mella menikmati setiap detik perjalanan pulangnya, angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, membuatnya merasa lebih tenang. Dia merenung sejenak tentang betapa berartinya hubungan dengan Azkina sahabat yang selalu ada, bahkan di saat-saat sulit.

di sepanjang jalan, kenangan tentang tawa dan canda mereka bersama berputar dalam pikirannya, memperkuat rasa syukur dalam hatinya.Dia memperlambat motor, menjaga jarak aman sambil terus menikmati ketenangan malam yang perlahan mengalir. Setiap kilometer yang dilalui semakin mendekatkannya pada rumah, pada ibunya, dan pada rasa hangat yang menunggu di sana.

Azkina [  Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang