Bab 19

115 81 7
                                    

~♡♡♡♡~

Akhirnya Mella tiba di rumahnya dan membuka pintu pagarnya dan memasuki motornya lalu mematikan mesin motornya  dan turun dari motor, merasa bahagia karena bisa pulang dengan selamat,menekan bel, dan tak lama kemudian, pintu terbuka,Saat masuk ke ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Mella tiba di rumahnya dan membuka pintu pagarnya dan memasuki motornya lalu mematikan mesin motornya  dan turun dari motor, merasa bahagia karena bisa pulang dengan selamat,menekan bel, dan tak lama kemudian, pintu terbuka,Saat masuk ke dalam rumah, ia disambut senyum hangat ibunya yang sudah menunggu di ruang keluarga.

"Anak mama udah pulang,pasti capek, ya? Udah makan belum?" "sapa Alina dengan lembut.

Mella." Udah,ma.tadi dirumah azkina."
jawab Mella sambil melepas sepatunya.

Alina tersenyum hangat mendengar jawaban Mella. "Oh, di rumah Azkina? ngapain aja di sana? kok baru pulang?" tanyanya sambil melangkah ke ruang tengah, tangannya masih membawa lap basah yang tadi digunakan untuk membersihkan meja

"Ngobrol biasa, Ma, sambil mengerjakan tugas" Mella melepas sepatunya dan meletakkannya di rak,  Sambil berusaha untuk tidak mengungkapkan kejadian yang sebenarnya terjadi di jalan dan tidak ingin ibunya khawatir atau marah

Alina melihat Mella dengan mata penuh kasih sayang, lalu bertanya lagi " cuma ngobrol biasa? Pasti ada  ngomong yang seru kan ? "

Mella tersenyum dan menggeleng kepalanya berusaha untuk tidak membuat ibunya curiga " engga ,Ma, beneran cuma ngobrol biasa, mengerjakan tugas" jawab Mella terlihat dengan santai, Alina mengangguk  tetapi Mella bisa melihat bahwa ibunya masih penasaran

"Sebentar lagi kakakmu juga pulang,ayah kamu masih diluar kota belum bisa pulang"ucap Alina

Mella tersenyum tipis mendengar ucapan ibunya, tetapi di dalam hati, ia merasa sedikit sedih. Ayahnya memang sering sekali berada di luar kota karena pekerjaan, jarang ada di rumah. Bahkan ketika ayahnya pulang pun, mereka jarang berinteraksi. Ayahnya cenderung cuek, hampir tidak pernah mengobrol dengannya atau menunjukkan perhatian. Hal ini membuat Mella sering merasa ada jarak yang sulit dijangkau di antara mereka.

Mella menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan perasaan itu. Meskipun ibunya selalu hadir dan penuh perhatian, ada kalanya Mella merindukan kehadiran ayah yang lebih dekat, yang bisa berbicara dengannya dan berbagi cerita. namun, ia tahu bahwa ayahnya juga sibuk dengan pekerjaannya, dan mungkin itu yang membuat mereka jarang berinteraksi.

Alina, yang melihat perubahan ekspresi di wajah Mella, menghela napas pelan. "Ada apa, nak? Kok terlihat termenung?" tanya Alina dengan lembut, meskipun ia sudah tahu bahwa Mella sering merasa kesepian di tengah kesibukan ayahnya.

Mella memaksakan senyuman, berusaha menutupi perasaannya. "Gak apa-apa, Ma. cuma capek aja,"

"Ya sudah, Nak. Kamu istirahat dulu, ya. jangan lupa mandi biar segar." jawabnya, Alina tersenyum lembut,

Mella memeluk ibunya "Oke, Ma. Mella ke kamar dulu, terus mandi,"  jawabnya sambil tersenyum kecil sebelum melangkah menuju kamarnya.

Mella berjalan ke kamarnya, merasa lega karena bisa menyembunyikan perasaan dari ibunya, Ia tahu bahwa ibunya bener bener penasaran ada apa terjadi dengan Mella, dan Mella ingin  menunjukkan ke ibunya,  sudah dewasa dan bisa  menghadapi masalah sendiri. ia tahu bahwa ibunya selalu ada dan  mendukunginnya,   Belum siap menceritakan ke ibunya, nunggu waktunya aja baru Mella bisa bercerita

Azkina [  Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang