Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
suasana di rumah Azkina tetap hangat. setelah makan malam bersama keluarganya, Azkina membantu ibunya merapikan meja dan mencuci piring di dapur. Ia menikmati momen kebersamaan.
Ketika semua selesai, Azkina duduk di ruang tamu bersama ayah dan ibunya Mereka berbincang ringan, membahas rencana akhir pekan. ayahnya, yang terkenal ramah, Davin berkata. "Kin, kalau Mella mau main ke sini, ajak saja. Nanti kita buatkan sesuatu yang enak untuk kalian."
Azkina tersenyum mendengar itu. "Iya, yah. Mella pasti senang. dia suka kalau ada yang perhatian sama dia."
Amanda menimpali dengan lembut, "Bagus kalau begitu. teman yang baik harus selalu dijaga, nak. Kadang perhatian kecil bisa bikin seseorang merasa lebih berarti."
Azkina mengangguk, merasa beruntung memiliki keluarga yang tidak hanya hangat, tapi juga peduli pada orang lain. Dalam hati, ia bertekad akan memastikan Mella selalu merasa diterima dan punya tempat untuk bersandar.
Setelah percakapan itu, Azkina naik ke kamarnya, duduk di meja belajarnya, dan mulai menulis di jurnal pribadinya, sesuatu yang biasa ia lakukan sebelum tidur.
Disaat menulis, Azkina merasa bahwa ia telah menemukan sesuatu yang spesial dalam persahabatannya dengan Mella, setelah menulis beberapa halaman, Malam itu sebelum Azkina tertidur ia menulis: Hari ini aku merasa bersyukur punya sahabat seperti Mella. Semoga aku bisa selalu ada untuk dia, seperti dia selalu ada untukku. Aku harap besok membawa kebahagiaan untuk kami berdua.
Malam itu, Azkina menulis di jurnal pribadinya: Hari ini aku merasa bersyukur punya sahabat seperti Mella. Dia selalu menjadi seseorang yang bisa kuandalkan, meskipun dia sendiri sedang menghadapi banyak hal. Aku harap aku bisa selalu ada untuk dia, seperti dia selalu ada untukku. Semoga besok membawa kebahagiaan dan kekuatan untuk kami berdua.
jurnalnya, lalu ia belajar, Azkina membuka buku pelajarannya dan mulai mempelajari materi yang akan bahas di esok hari atau saat ujian nanti, ia fokus pada pelajarannya, setelah jam berapa belajar, Azkina merasa bahwa ia telah memahami materi dengan baik, menutup buku pelajaran dan Azkina langsung berbaring, Saat berbaring, pikiran Azkina terus dipenuhi ide-ide kecil tentang cara membuat Mella merasa lebih bahagia esok hari. Ia membayangkan mengajak Mella jalan-jalan di taman, membawa camilan favoritnya, atau mungkin membuatkan surat kecil berisi kata-kata penyemangat.
Azkina juga memikirkan bagaimana ia bisa lebih banyak mendengarkan cerita Mella tanpa menyela, memberikan dukungan yang tulus. Kadang, hanya dengan hadir sebagai pendengar yang baik sudah cukup untuk membuat seseorang merasa dihargai.
"Mungkin juga gue bisa ngajak dia nonton film lucu bareng di rumah gue," pikir Azkina sambil tersenyum sendiri. Ia merasa senang membayangkan sahabatnya tersenyum atau bahkan tertawa lepas karena ulahnya.
Dalam hati, Azkina bertekad untuk selalu menjadi tempat bagi Mella-seseorang yang bisa Mella andalkan tanpa takut dihakimi, seseorang yang akan mendengarkan dan mendukungnya, apa pun yang terjadi. Ia ingin memastikan bahwa Mella selalu merasa diterima, dicintai, dan tidak pernah merasa sendiri.
Dengan tekad itu, Azkina merasa hatinya menjadi lebih hangat. Ia menyadari betapa pentingnya sebuah persahabatan yang tulus, dan betapa beruntungnya ia bisa menjadi bagian dari hidup Mella. Azkina memutuskan untuk tidur, lalu mematikan lampu di kamarnya, Azkina memejamkan matanya dan tertidur