Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka berdua lalu merasa lega karena semuanya baik-baik saja. Setelah memastikan anak kecil itu sudah aman menyeberang, mereka pun melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, kembali menikmati kebersamaan mereka di perjalanan pulang.
Saat mereka hampir sampai di rumah Azkina, tiba-tiba ponsel Mella berbunyi. Nada deringnya terdengar berulang-ulang, menandakan panggilan masuk. Mella melirik sekilas layar ponselnya yang ada di dashboard dan melihat nama "Mama" terpampang di sana. Namun, karena sedang menyetir, ia memutuskan untuk tidak mengangkatnya.
Azkina menyadari suara dering tersebut dan berkata, "Itu Mama lo nelpon, Mel?"
"Iya, tapi nanti aja gue angkat kalau sudah berhenti. Sekarang lagi fokus nyetir," jawab Mella sambil tetap memegang kendali motor dengan hati-hati.
Azkina mengangguk dan memandang jalan di depan mereka " Iya gue paham, penting keselamatan dulu, lo harus bener bener fokus "
Mella tersenyum, merasa lega karena Azkina memahami keputusannya untuk tidak mengangkat telepon dari ibunya, disaat sedang nyetir ia melanjutkan perjalanan dengan santai, tidak terlalu cepat lagi kaya tadi.
Azkina merasa lega, Mella lebih berhati-hati dalam mengendarai motor, setelah berapa menit tiba dirumah azkina, Mella matikan mesin motornya " udah sampai kin! " Azkina turun dari motor
Dering ponsel terus berbunyi, menambah sedikit kekhawatiran di benak Mella. Namun, ia berusaha tetap tenang dan fokus pada jalanan hingga mereka benar-benar tiba di depan rumah Azkina. Setelah berhenti, Mella segera meraih ponselnya untuk melihat apakah ada pesan penting atau panggilan lain dari ibunya.Setelah memastikan motor berhenti dengan aman, Mella segera meraih ponselnya dan melihat beberapa panggilan tak terjawab dari ibunya. Namun sebelum dia sempat menelepon balik.
Mella tersenyum, merasa lega karena Azkina memahami keputusannya untuk tidak mengangkat telepon dari ibunya, disaat sedang nyetir ia melanjutkan perjalanan dengan santai, tidak terlalu cepat lagi kaya tadi.
Azkina merasa lega, Mella lebih berhati-hati dalam mengendarai motor, setelah berapa menit tiba dirumah azkina, Mella matikan mesin motornya " udah sampai kin! " Azkina turun dari motor
"Makasih, Mel, udah anterin gue," kata Azkina dengan tulus.
Mella tersenyum, menatap Azkina dengan mata yang penuh kehangatan "Makasih juga, Kin, udah ngajak gw beli es krim. mood gw langsung baik lagi, serius."
Azkina melambaikan tangan sambil berjalan menuju pintu rumahnya. "Hati-hati di jalan pulang, ya."
Mella melambangkan tangan balik dan menjawab dengan keras "Pasti, Kin,! Sampai ketemu lagi,besok disekolah ya!"
Azkina tersenyum dan mengangguk, kemudian melangkah masuk ke dalam rumahnya. Sebelum pintu tertutup, dia sempat melambaikan tangan sekali lagi, memberikan isyarat bahwa mereka akan selalu saling mendukung, meski tak selalu terlihat.
Azkina masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu dibelakang , orang tuanya sedang menonton tv diruang keluarga, Azkina memutuskan untuk bergabung dengan mereka, ia duduk sebelah bundanya, memeluk " Bunda, ayah sedang nonton apa " dengan suara lembut
Amanda ibunya Azkina, membalas pelukan azkina " lagi nonton berita bunda, gimana menikmati es krimnya" kata Amanda sambil memakan kue yang ada di meja
Azkina tersenyum senang dan memeluknya bundanya lebih erat " Enak bunda, es krimnya lezat "
Davin duduk sebelah Istrinya yaitu Amanda, dan Azkina duduknya di tengah mereka, Davin mencium pipinya Azkina "Ih bau asem, mandi sana" kata Davin dengan nada bercanda
" Ayah, jangan bicara seperti itu, masa badan Azkina bau sih " kata azkina dengan ekspresi wajah cemberut
" Ayah suka banget bercanda... " kata azkina dengan suara gembira, Azkina merasa bahagia, terharu, karena di sayang banget oleh orang tuanya, karena ia anak satu satunya di keluarganya