Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mella mengerutkan kening, merasa jengkel karena Azkina tak juga merespons. Dengan langkah cepat, dia mendekati sahabatnya dan melambaikan tangan di depan berkali-kali, "Kina? Kina? Kina!"
Namun Azkina tetap diam dan melamun, membuat Mella semakin penasaran. Mella pun memanggilnya dengan keras, "AZKINAA!!"
Azkina terkejut, denger suara Mella memanggilnya dengan keras, "Hah, kenapa Mel
Mella menatap Azkina dengan tatapan tajam, rasa kesalnya semakin jelas. "Gue udah manggil-manggil lo dari tadi, tapi lo malah melamun aja. ada apa, sih? Kenapa lo diem terus?"
Azkina menghela napas pelan, menunduk sebentar sebelum akhirnya berkata, "Nggak apa-apa."
Mella menjawab dengan nada sedikit heran, " gue manggil lo ga ngejawab, malah melamun, oh gue tau?"
Azkina yang sedikit bingung bertanya, "Tau kenapa?"
Mella yang sudah agak penasaran atau mungkin curiga, menjawab dengan bercanda, mungkin ingin menggoda Azkina, mungkin ada sesuatu yang ingin Mella ungkapkan, atau ia merasa Azkina sedang memikirkan sesuatu.
Mella curiga "Jangan jangan pikirin Arbani?"
Azkina tampak tersipu saat Mella menggoda dirinya yang sedang melamun."ENGGAAA!!! Kalo ngomong ngawur deh," balas Azkina, mencoba mengelak
"Abisnya daritadi lo melamun terusan"ucap Mella
Mella mengajak azkina ke kantin tetapi azkina menolaknya, Mella mengernyitkan dahi saat Azkina menolak ajakannya. "Lo serius nggak mau ke kantin? ada apa sih?"
Azkina mengangguk dengan malas. "Iya, gue nggak mau ke kantin. cuma malas ."
Mella memandang Azkina dengan ekspresi heran. "Malas? lo biasanya nggak gini, kin. Pasti ada yang gangguin pikiran lo, kan?"
Azkina menghindari tatapan Mella, berusaha tampak santai meskipun Mella tahu ada sesuatu yang nggak beres. "Beneran, Mel, gue cuma capek aja. lagian, gue nggak ada nafsu makan."
Mella tetap nggak yakin dan melipat tangannya di dada. "Ngga percaya deh, lo pasti lagi mikirin sesuatu, ya?"
Azkina menggelengkan kepala, mencoba mengalihkan perhatian. "Beneran, Mel, nggak ada apa-apa. gue cuma capek aja."
Mella masih merasa ada yang aneh, tapi dia memilih untuk nggak memaksa. "Yaudah deh, kalau lo nggak mau ke kantin, gue makan duluan. Tapi lo janji ya, kalau lo butuh teman, gue ada."
Mella akhirnya memutuskan pergi ke kantin sendirian karena Azkina malas untuk ikut. Mella berjalan sambil tersenyum sendiri, meskipun awalnya berharap bisa ke kantin bareng Azkina. Tapi, tak apa. Mella menikmati waktunya di kantin, meski kali ini tanpa sahabatnya di samping.
mella berjalan menuju ke kantin, seseorang laki laki menabrak mella yaitu denandra, cowo tampan di kelas X mipa 2
BUGH! Suara keras terdengar saat Mella terjatuh ke lantai. "Aww!! Aduhhh!" teriaknya, wajahnya meringis menahan rasa sakit.
Denadra yang berada tidak jauh dari situ langsung berlari mendekat. " Kamu nggak apa-apa kan?" tanyanya, khawatir, sambil menunduk melihat keadaan Mella.
Mella mencoba untuk bangkit dengan perlahan, namun rasa sakit di kakinya " kaki gue sakit banget tauu!" Mella mengerutkan dahi, merasakan sakit yang mengalir di tubuhnya.
Denandra, yang tampak sedikit kaget, menoleh dan langsung meminta maaf, "Sorry banget, nggak sengaja."
Mella merasa sedikit kesal setelah menabrak Denandra, tapi dia mencoba menahan amarahnya. "Hati-hati dong, lain kali jalan tuh pake mata!!!!"" Mella berkata dengan nada kesal.
Denandra tersenyum lebar, tidak terpengaruh dengan marah Mella. "Jalan pake kaki, bukan pake mata" sahut denadra dan langsung pergi
Mella menatap Denandra dengan ekspresi kesal saat dia menyahut dengan santai, lalu melangkah pergi. "Dasar! Nyebelin banget," gumam Mella, masih kesal karena dia merasa ditinggalkan begitu saja tanpa penjelasan lebih lanjutnya
Setelah itu, Denandra melanjutkan perjalanannya dan pergi begitu saja, meninggalkan Mella dengan perasaan campur aduk. Mella mendengus lagi, "Tapi, ya, ganteng juga sih," gumamnya pelan, sambil melirik ke arah Denandra yang sudah menjauh. dia tidak bisa menyangkal bahwa meski merasa kesal, ada sesuatu dalam diri Denandra yang menarik perhatiannya.
Mella berjalan dengan langkah cepat menuju kantin, masih sedikit kesal karena insiden dengan Denandra. Setelah membeli jajanannya, dia duduk di meja yang biasanya mereka berdua tempati, namun kali ini dia hanya duduk sendiri. biasanya Azkina selalu menemani, tapi hari ini sahabatnya memilih untuk tidak pergi ke kantin.
Saat itu, dia teringat lagi tentang Azkina. Biasanya mereka selalu makan bareng, tapi hari ini sahabatnya itu malah memilih untuk tidak ikut. Mella merasa sedikit kesepian, tapi mencoba menikmati makanannya dengan santai. Mella pemesan minuman " Bu milkshake 1."
Ibu kantin yang sedang sibuk mempersiapkan pesanan lain mendengar Mella memesan dan langsung mengangguk. "Oke, neng! tunggu sebentar ya," jawabnya dengan senyum ramah
Mella menunggu di samping meja dengan santai, sambil melirik-liirik sekeliling kantin, beberapa teman sekelasnya sedang bercanda, sementara lainnya sibuk mengobrol atau menikmati makanan mereka.
Tak lama kemudian, ibu kantin kembali dengan milkshake yang sudah jadi. "Ini dia, neng. Milkshake-nya sudah siap!" katanya, menyerahkan gelas tinggi yang penuh dengan minuman dingin yang menggoda, Tak lama kemudian, ibu kantin menyodorkan milkshake yang ia pesan.
Mella menerima pesanan tersebut dengan senyum, "Terima kasih, Bu!" Setelah membayar, dia segera melangkah menuju meja kosong dan menikmati milkshake-nya sambil melanjutkan menunggu Azkina yang belum juga muncul.
"Sama-sama," jawab ibu kantin tersenyum, dengan ramah
Setelah pembayaran selesai, Mella kembali duduk di mejanya dan mulai menyeruput milkshake, meski rasa kesepian sedikit mengganggu, Mella berusaha menikmati waktunya sendirian di kantin, dalam hatinya, dia berharap Azkina segera baik-baik saja dan kembali seperti biasanya