14. Tidak Bisa Melupakan Masa Lalu

11 4 0
                                    

Lian Hua dan seorang wanita yang dipanggil dengan sebutan Nyonya Su oleh si penjaga menuruni bukit dan kembali masuk ke dalam keramaian. Sepanjang perjalanan, Lian Hua berjalan di belakang wanita itu, ia ingin mengatakan sesuatu, "Kau..." tidak sempat melanjutkan kalimatnya, tanpa menoleh, wanita di hadapannya berkata, "kita bisa berbicara saat sampai di rumah." Lian Hua merinding. Ada apa dengan wanita ini? Auranya sangat mengerikan!

"Nyonya Su! Aku akan mengunjungimu malam ini!"

"Nyonya Su, apa itu gadis baru? Wah, aku akan berkunjung!"

"Seperti biasa, Nyony Su selalu menemukan gadis-gadis yang cantik!"

Dan sepertinya, Nyonya Su adalah seseorang yang terkenal. Orang-orang berpakaian bagus akan menyapa sang nyonya, mereka akan berhenti beberapa saat sebelum kembali melanjutkan perjalanan karena semua orang sepertinya sangat tertarik dengan Nyonya Su maupun dirinya. Menyaksikan pembicaraan dan tatapan yang orang-orang ini berikan kepadanya, sepertinya Lian Hua tahu kenapa Nyonya Su begitu terkenal.

Mereka kembali ke tempat Lian Hua menemukan dirinya pertama kali setelah terbangun dari tidur panjang pagi ini. Nyonya Su menutup pintu rumah itu rapat, seolah ia tidak ingin seorangpun mendengar sedikitpun isi pembicaraan mereka.

Lian Hua yang terasa sangat terintimidasi dengan tatapan sang wanita, ia hanya bisa duduk dengan patuh ketika Nyonya Su meliriknya. Nyonya Su duduk di hadapannya. 

Wanita itu menyodorkan gelas porselen kepadanya, Lian Hua menatap gelas itu ragu, "minumlah, itu akan membuat tubuhmu menjadi lebih hangat." melihat keraguan dari dalam mata Lian Hua, wanita itu melanjutkan. "Itu hanya sebuah teh krisan biasa. Kau tidak perlu khawatir. Jika aku ingin membunuhmu, aku tidak perlu repot-repot merawatmu selama beberapa minggu terakhir."

Beberapa minggu terakhir, ia pingsan sangat lama.

Menyesap teh di dalam gelas porselen, Lian Hua merasakan kehangatan menyelimuti tubuhnya, ia menjadi jauh lebih rileks, sebuah senyuman tercetak kecil di sudut bibirnya.

"Aku adalah Su Mengli, orang-orang di sini lebih suka memanggilku dengan panggilan Nyonya Su." ujar wanita itu yang juga menyesap teh dihadapannya.

"Apa kau yang menyelamatkanku?" tanya Lian Hua.

"Hmm." jawabnya singkat. Lian Hua buru-buru ingin mengucapkan terima kasih, akan tetapi, ucapan terima kasih itu tertahan karena Su Mengli yang mengangkat tangannya. 

"Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya tidak ingin seseorang mati dan mencemari sungai. Aku hanya membawamu ke sini, jika kau tidak berniat untuk bertahan hidup, maka kau tidak akan bisa duduk di hadapanku sekarang." Lian Hua terdiam. Nyatanya, ia benar-benar sudah menyerah. Ia sudah tidak punya alasan untuk hidup, dirinya sudah lelah, mungkin mati akan jauh lebih baik.

"Aku hanya sangat lelah. Tidak ada seorangpun yang ingin diasingkan di  Perbatasan, termasuk diriku. Tempat ini adalah tempat terburuk yang pernah ada." ujarnya jujur. Kenyataan bahwa dirinya bukanlah putri yang sebenarnya, kenyataan jika sang Raja tidak ragu sedikitpun saat megasingkannya ke Perbatasan, kembali menyakitinya.

Nyonya Su Mengli mendengus, ia menertawakan Lian Hua dari balik gelasnya, "tidak ada seorangpun yang ingin berada di sini, namun tidak ada seorangpun yang menyerah dengan mudah. Jika semua orang memiliki pemikiran sepertimu, maka tempat ini sudah sepi sejak awal. Katakan padaku, Putri Lian Hua, apa yang kau pikirkan saat datang ke tempat ini? Ini bukanlah tempat dimana kau bisa memikirkan istana lagi."

Lian Hua terkejut dengan nafas yang tertahan. "Kau mengenalku?" pegangannya pada gelas di tangannya mengerat.

"Tentu saja, aku mengetahui banyak hal, siapa yang datang, siapa yang pergi. Termasuk dengan kedatanganmu."

"Termasuk dengan Fu Fan?" tanya Lian Hua lagi, menatap Su Mengli yang tidak ada perubahan dari raut wajahnya.

"Termasuk Fu Fan, dia yang paling mudah ditebak." Di luar, salju kembali turun, musim dingin di Perbatasan adalah yang paling buruk, sedangkan musim panasnya juga tidak kalah buruk. Benar-benar sebuah tempat yang tepat sebagai tempat hukuman.

Walaupun angin dingin dari luar memaksa untuk masuk, namun di dalam ruangan itu masih terasa hangat, baik karena pemanas ataupun karena intensitas dari dua orang wanita yang mendadak hening. Terlalu sunyi karena Lian Hua sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kau sudah tahu siapa diriku, aku yakin menyelamatkanku bukan hanya kemurahan hatimu semata. Apa yang kau inginkan dariku?" Lian Hua belajar untuk tidak percaya kepada siapapun. Mereka yang terlihat menyayangimu, semua itu hanyalah kebohongan, jika seseorang menolongmu, maka itu semua bukan murni karena kebaikan.

Jemari panjang Su Mengli menyentuh sebuah cincin giok di jari telunjuknya, ia memutar cincin itu dan berkata, "Mungkin bukan sekarang, tetapi aku percaya, suatu hari kau bisa berguna untukku."

Lian Hua mendengus, "jika itu tiga atau empat bulan yang lalu, mungkin aku masih berguna, tetapi sekarang dan seterusnya aku tidak akan bisa memberikan apapun padamu. Aku adalah seseorang yang sudah dibuang, diasingkan di tempat mengerikan seperti ini. Orang sepertimu tidak akan mengerti perasaanku. Kau pasti sangat senang tinggal di sini, menyaksikan orang-orang menderita, memperlakukan orang lain seperti binatang." entah kenapa, emosi Lian Hua menjadi tidak stabil. Ia menganggap wanita ini seperti para bangsawan yang lain, seperti raja dan ratu, seperti para pangeran. Dia hidup dengan kemewahan dan masih mencari orang lain untuk dimanfaatkan.

Sedikitpun Su Mengli tidak terpengaruh dengan perkataan Lian Hua, wanita itu masih sangat elegan serta tenang, seperti sebelumnya. "Mungkin kau belum mengerti, aku sama sepertimu, aku adalah seorang penjahat yang dijatuhi hukuman pengasingan di Perbatasan ini. Aku tidak boleh meninggalkan tempat ini, bahkan jika aku mati sekalipun, maka jasadku akan dikuburkan di sini." Terkejut, Lian Hua tidak percaya jika wanita di hadapannya juga seorang yang diasingkan. Awalnya Lian Hua mengira jika Su Mengli adalah seorang bangsawan.

"Beda antara aku dan orang yang lain, antara kau dan aku adalah, aku berusaha bertahan hidup. Aku masih bisa berdiri dengan menegakkan kepalaku, tidak sepertimu yang masih berharap untuk bisa kembali ke ibu kota, hidup dalam istana yang nyaman." ujar Su Mengli tidak berusaha menyembunyikan wajah penuh cemoohnya pada Lian Hua.

Marah, Lian Hua merasa setiap ucapan Su Mengli adalah benar, ia selalu berharap bisa kembali, walaupun semua itu adalah ilusi semata, ia masih menyimpan ilusi itu dalam ingatannya. Akan tetapi, ketika seseorang melemparkan fakta di depannya, ia menjadi marah. "Apa yang kau tahu tentangku?! Kau wanita rendahan bahkan tidak tahu apapun tentangku! Jangan asal bicara!" tubuhnya bergetar, cara Su Mengli menatapnya, seperti ia dengan mudah membaca semua isi pikirannya, isi hatinya. Ia membenci itu semua. Ia tidak ingin siapapun membaca dirinya dengan mudah!

"Putri Lian Hua yang arogan. Kau benar-benar hidup dengan nama itu. Aku tidak terkejut sama sekali." Wanita itu mengangkat sudut bibirnya.

"Aku hanya ingin kau segera sadar bahwa di sini, kau sendirian. Hidup di Perbatasan tidak mudah, kau juga memiliki seorang ibu dan adik yang harus kau jaga, bukan? Aku tidak bisa membantumu jika kau masih tetap berpikir kau adalah seorang putri yang tinggal di istana. Terlebih lagi, apa kau tahu bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Aku tidak peduli dengan apa yang kau katakan! Aku mengenal diriku! Setiap bulan tabib memeriksa keadaanku, dan aku baik-baik saja!"

Su Mengli tertawa dan bangkit dari duduknya, "kau benar-benar masih belum sadar dengan apa yang terjadi dengan dirimu. Aku tidak peduli jika kau melakukan tindakan bodoh dan  menyakiti dirimu seperti pagi ini, aku tidak peduli jika kau masih belum melupakan keluarga kerajaan, namun apa kau akan jatuh bersama bayi yang kau kandung? Dia sudah melewati banyak hal selama beberapa bulan terakhir karena kebodohan dan kecerobohan ibunya sendiri." Pintu itu di buka, Su Mengli menoleh sebelum pergi, "jangan melakukan hal yang bisa membuat tubuhmu terluka. Jika kau sudah menerima semuanya, kau bisa menemui ku."

Ujarnya dengan menutup pintu itu rapat, meninggalkan Lian Hua yang terkejut di ruangan yang mulai dingin.

....

Chapter berapa ini? Aku lupa wkwk tetapi, terima kasih untuk pembaca yang tetap mengikuti cerita ini hingga sejauh ini. Baik yang terlihat(?) ataupun bergerak dalam diam(?). 😊

Jangan lupa dukungannya karena akan sangat berharga untuk ku~ 😊

The Bloom of Your Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang