05. Kenyataan yang Tak Ingin Diakui

84 7 0
                                    

Enam belas tahun yang lalu, kekacauan tengah terjadi di kerajaan Yishu hingga raja harus mengirim istrinya yang sedang hamil besar keluar istana, bersemubunyi di salah satu istana yang ada di balik pegunungan. Sayangnya, bayi itu harus lahir di tengah perjalanan. Sang ratu yang hanya ditemani oleh dayang setianya tidak tahu harus berbuat apa berhenti di sebuah rumah milik seorang tabib, tabib itu bertugas untuk membantu persalinan.

Hari itu, ada tiga wanita yang tengah melahirkan, dengan segala usaha yang telah ia lakukan, akhirnya, putri kerajaan Yishu lahir ke dunia. "Yang Mulia, ini adalah seorang putri!" Ratu Lian begitu senang. Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya ia hamil lagi dan sekarang melahirkan anak perempuan. Putra pertamanya dinobatkan sebagai putra mahkota, setelah itu ia tidak lagi hamil. Hingga tahun-tahun berikutnya, para selir melahirkan pangeran-pangeran yang berbakat, tetapi mereka tidak memiliki seorangpun putri, hari ini, ia dianugerahkan seorang putri yang cantik.

"Dayang Han, berikan padaku. Aku ingin melihat wajah putriku. Karena kondisinya yang masih sangat lemah, tanpa sengaja sang ratu menjatuhkan bayi itu hingga melukai pergelangan kakinya. "Tidak apa, tidak apa. Semua baik-baik saja." Dayang Han menggendong bayi mungil itu, menghentikan tangisannya. "Ah ini, tanda ini." Dayang Han melihat bahu kanan sang putri, "putri kecil memilki tanda yang sama dengan anda, Yang Mulia. Selamat."

Dari awal kehamilan, tabib selalu bilang kandungannya sangat lemah, dan menyarankan untuk menggugurkan kandungan itu, tetapi siapa yang ingin membuang janin mereka? Sembilan bulan kemudian, bayi kecilnya lahir dengan kondisi yang tidak layak, putri kecilnya yang malang, setelah ini ia hanya akan memberikan kebahagiaan untuk putrinya.

Tanpa mereka sadari, seseorang mendengar pembicaraan itu. Ketika semua orang tertidur serta kelelahan, ia menukar bayi itu dengan bayi miliknya. "Putriku, hiduplah sebagai seorang putri." Orang itu meninggalkan bayi di dalam pangkuannya dan mengambil bayi yang lain.

Besoknya, seseorang dari istana datang menjemput sang ratu yang baru saja melahirkan. Sang ratu tidak sadarkan diri selama beberapa hari pasca melahirkan, sedangkan putri yang baru saja lahir dirawat oleh pengasuhnya. Hingga enam belas tahun kemudian, sang ratu tidak tahu jika bayi yang ia bawa kembali ke istana bukanlah bayi yang lahir dari rahimnya.

....

"Apa yang kau katakan?" Nyonya Shen melotot tidak percaya setelah mendengar ucapan sang suami.

"Bayi itu, Ying-er bukan anak kita. Di penghujung umurku, aku ingin mengakui sebuah rahasia yang telah aku simpan selama bertahun-tahun darimu." pria itu terbatuk-batuk di atas kasur, wajahnya pucat, "wanita yang saat itu juga melahirkan anak perempuan, dia adalah Ratu Lian. Aku menukar bayi yang dia lahirkan dengan putri kita."

Nyonya Shen terkejut, "Kau— kenapa kau melakukan itu?"

"Aku ingin putri kita hidup dengan layak." ujar  tuan Shen lirih.

"Putri Lian Hua— putri yang terkenal arogan itu adalah putri kita?" tuan Shen mengangguk. "Tidak, tidak. Ying-er adalah putriku! Aku tidak peduli dengan apa yang kau katakan! Aku membesarkan Ying-er dari kecil, aku menyusuinya, aku memberinya makan, aku yang mengepang rambutnya pertama kali! Aku tidak akan menyerahkan Ying-er kepada Raja, Ying-er adalah putriku!"

Brak! pintu dibuka keras dari luar. Shen Ying muncul dengan nafas terengah. "Aku.. katakan, siapa orang tuaku yang sebenarnya?!"

...

"Ying-er... Ying-er... Ying-er..." nyonya Shen terisak berkali-kali, memanggil nama putrinya, sedangkan di sebelahnya, Lian Hua termenung dengan pandangan kosong. Menatap jauh ke arah jeruji kayu di depannya. Mereka akan mengirimnya ke Perbatasan, mereka bahkan tidak membiarkannya untuk pergi sendiri. Dia diseret seperti seorang kriminal ketika semua ini bukan kesalahannya.

The Bloom of Your Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang