10

436 54 6
                                    

"zeann!! tungguu!!"

"chika?!" zean

"lo jahat zee!" ucap chika setelah berlari dan sampai di hadapan zean

"lo kenapa pergi?! , lo mau tinggalin gue?!" ucap chika kesal sambil menangis

sedangkan zean hanya diam menatap chika

"zean!" panggil papi chika lalu zean hanya menoleh tanpa mengeluarkan suara sedikit pun

"om meminta maaf sebesar besarnya, mungkin karena kejadian yang lalu kamu memutuskan untuk pergi, tolong maafin kami zean" ucap pucho seperti sedikit memohon

"om tenang aja, itu semua bukan salah kalian, memang sudah takdirnya begitu om, lagi pula aku pergi buat melanjutkan masa depan aku om" ucap zean yang akhirnya bersuara

"emang gabisa disini aja ya nak?" kini mami chika yang bersuara dengan mata yang berkaca2

"maafin aku tante, keputusan aku udah bulat" ucap zean sambil tersenyum

"kenapa harus pergi?!" tanya chika

"apa bedanya dengan disini?!" chika

"lo mau ngejauh dari gue?!" ucap chika yang sudah mulai emosi

"maafin gue chik" ucap zean, ia hanya bisa mengucapkan kata maaf saja

"gue gabutuh maaf lo zee! , gue butuhnya lo ga pergi!" marah chika sambil menangis

shani,cio aldo dan ortu chika hanya memperhatikan mereka yang sedang berdebat, shani sudah pastinya sedang menangis

GREPP

chika langsung menubruk tubuh zean, ia memeluk nya dengan erat dan tangisnya pecah saat ia memeluknya, namun zean tak kunjung membalas pelukan chika

"gue sayang sama lo zee!, gue cinta sama lo!, maafin gue, gue baru sadar sekarang hiks hiks" ucap chika sambil menangis yang masih memeluk zean

"gue mohon jangan tinggalin gue" ucap chika

"maafin gue chik, lepas ya" ucap zean lalu melepaskan pelukan chika

"sekarang udah beda, lo udah jadi istri orang, tolong hargai suami lo, gue gamau dibilang sebagai perusak rumah tangga orang, kita jalani hidup kita masing2, lo harus bahagia ya!" ucap zean dengan mata yang mulai berkaca2

sedangkan chika hanya menangis mendengar ucapan zean, ia sebenarnya ingin mengatakan yang sebenarnya bahwa rumah tangganya sedang tidak baik2 saja, padahal pengantin baru, tapi ya tian hanya obses kepada chika dan ia hanya mengincar tubuh chika saja, ia juga sering bermain dengan perempuan lain dibelakang chika, ia juga sering kasar kepada chika saat ia pulang malam dengan keadaan mabuk maupun sadar, namun chika tak bisa mengatakan itu semua

"gue pergi dulu ya" ucap zean

"om, tante, aku pergi ya" ucap zean ke orang tua chika

"hati2 nak" ucap aya sambil menangis, sedangkan pucho hanya tersenyum untuk menutupi kesedihannya

"zee!" ucap chika pelan sambil menangis

zean pun sudah masuk kedalam untuk melakukan penerbangan

"kamu hebat zean, kamu anak ayah yang paling hrbat!" batin cio

"maafin om zean, om gabisa berbuat apa2, semoga kelak kamu menemukan kebahagiaan mu!" batin pucho

"maafin gue zee!, gue salah besar!" batin chika

"chika, yuk kita pulang" ucap aya

"iya mi" sahut chika

"bunda, maafin chika, karena chika zee jadi pergi" ucap chika kepada shani

"hei gapapa nak, itu emang udah jadi jalan pilihannya zee, jadi kamu sabar ya, kamu sekarang kan udah jadi istri orang, kamu harus fokus ke rumah tangga kamu sekarang ya" ucap shani menenangkan chika sambil memeluknya

"chika minta maaf bunda hiks hiks" ucap chika sambil menangis, aya pun kembali menangis, pucho pun akhirnya mengeluarkan air mata melihat anaknya sehancur ini

"chika, kamu gaboleh merasa bersalah terus, kamu kan denger zee tadi ngomong kan, dia udah maafin kita semua, jadi kamu gaboleh sedih lagi ya" ucap cio yang akhirnya bersuara

"yaudah yuk kita pulang" ucap cio

skippp, keesokan harinya

dikediaman chika dan tian

"chikaa!!" teriak tian

"iyaa, ada apa mas?" tanya chika, ya chika sekarang memanggil tian dengan panggilan mas

"pake nanya lagi kamu!, ini makanannya mana!, masa cuma telor sama sayur doang!, kamu kira aku sapi!" marah tian

" maaf mas, tapi cuman itu yang ada dikulkas, mas juga belum ngasi uang buat belanja" ucap chika sambil menunduk

"ahhkkgghk gimana sih!, uang mulu kamu!" marah tian

"sini kamu!" ucap tian lalu menarik tangan chika dan membawa nya ke kamar

"mas tangan aku sakit mas, kita mau kemana mas" tanya chika sambil meringis menahan sakit pada tangannya yang dicengkram tian

"udah nurut aja, kamu mas hukum, kamu harus puasin mas sampe mas puas sekarang!" ucap tian yang langsung mengunci pintu kamar lalu langsung membanting chika ke kasur

"m-maafin aku mas, jangan hukum aku mas" mohon chika

"udahh diem kamu" ucap tian lalu merobek pakaian chika, mereka pun melakukan hubungan suami istri sampai pagi, ( tadi itu posisinya lagi malam hari ya ges, tian baru pulang entah dari mana, lalu marah2 ke chika karena cuman ada masakan dari sore tadi)

























haloo, selamat membaca, maafin kalo ga nyambung, lagi mencoba mengingat alurnya

Mengubah takdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang