Bel istirahat berbunyi hingga ke penjuru sekolah, murid-murid merapikan buku dan alat tulis mereka lalu berbondong-bodong keluar, entah itu ke kantin, perpustakaan atau tempat lainnya yang ada disekolah.
Naruto bergegas merapikan buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Sai yang melihat Naruto begitu terburu menggelengkan kepalanya.
"Jadi kau tidak ke kantin?" Tanya Sai.
Naruto menoleh ke arah Sai, "Mungkin setelah dari ruangan Hinata Sensei aku akan menyusul, kau duluan saja dengan Sasuke."
Sasuke itu teman mereka juga namun berbeda kelas dengan mereka, Sasuke ada dikelas 12 IPA 1. Mereka bertiga memang berteman sejak kecil, meskipun sering saling menghina nyatanya mereka tetap berteman baik hingga sekarang.
Setelah berkata seperti itu, Naruto langsung keluar kelas dan bergegas ke ruangan guru cantiknya itu.
.
Hinata kini sedang tersenyum-senyum merasa senang, karena murid yang selama ini ia sukai diam-diam akan datang ke ruangannya, walaupun ini bukan pertama kalinya murid tampannya itu datang ke ruangan, tetapi tetap saja ia merasa sangat senang. Di dalam otak nya itu dia sudah merencanakan hal-hal yang dapat menggoda muridnya.
Tok tok tok.
Saat mendengar pintu ruangannya di ketuk Hinata langsung menatap berbinar pada pintu rungannya, lalu ia segera melepas blazer yang melekat pada tubuhnya lalu melepaskan dua kancing baju nya, tidak lupa menyemprotkan parfume pada permukaan leher putih nya.
"Ekhem." Hinata berdehem, "Masuk." Lalu mempersilahkan orang itu masuk, yang ia yakin itu pasti Naruto, murid tampannya.
Pintu dibuka lalu, munculah Naruto yang masuk perlahan ke dalam ruangan sang guru, tak lupa ia kembali menutup pintu tersebut.
Saat Naruto membalikan tubuhnya ke arah sang guru, Naruto terdiam. Di hadapannya sang guru cantiknya begitu cantik dan sexy. Melihat itu otak mesumnya mulai bekerja membayangkan hal-hal tak senonoh.
Melihat Naruto yang hanya berdiri diam membuat Hinata menerbitkan seringai kecil, lalu berdehem membuyarkan lamunan mesum sang murid.
"Silahkan duduk, Naruto."
Dengan perlahan Naruto duduk dihadapan guru nya, lalu menatap iris amethyst wanita cantik itu.
"Uzumaki Naruto, ini sudah yang kesekian kau membuat ulah dikelas ku. Minggu lalu kau terlambat masuk ke kelas ku, lalu sekarang kau tidak mengerjakan tugas yang ku berikan." Hinata menatap Naruto dengan pandangan mengintimidasi padahal dimata Naruto guru cantiknya itu terlihat menggemaskan.
"Maaf Sensei, aku janji tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi." Katanya sambil memasang tampang memelas.
"Aku bahkan sekarang bingung harus memberikan hukuman apa lagi padamu, saking sering nya aku menghukum mu."
"Tolong jangan hukum aku Sensei, maaf kan aku." Naruto semakin memelas.
Hinata yang melihatnya menjerit dalam hati, karena merasa gemas dengan wajah Naruto yang memelas itu.
"Baiklah, kali ini ku memaafkanmu." Kata Hinata.
Mendengar itu Naruto langsung berbinar menatap guru nya, "Terimakasih Sensei." Ucapnya sambil membungkuk kecil.
Hinata tersenyum, "Sebagai gantinya, tolong kau antarkan buku tugas ini ke kelas IPS 2." Hinata membungkuk untuk mengambil buku tugas itu karena memang ia meletakkannya di atas lantai.
Saat Hinata membungkuk, kemeja yang kancing atas nya sudah ia buka itu semakin mengekspos belahan dada nya yang sintal. Naruto yang memang menghadap Hinata sontak melihat ke arah dada sang guru, walapun ia mencoba mengalihkan tapi pemandangan itu benar-benar sulit di abaikan.
'Begitu putih, mulus, dan juga besar. Astaga Naruto, hentikan pikiran mesum mu.'
Hinata bangkit lalu memberikan tumpukan buku itu pada Naruto, "Tolong ya." Sambil tersenyum manis.
Naruto balas tersenyum, lalu mengambil buku itu dan pamit keluar.
"Aku permisi keluar Sensei."
Setelah Naruto keluar Hinata langsung tersenyum senang karena berhasil kembali menggoda murid nya itu.
.
Setelah memberikan buku tugas itu, Naruto langsung pergi ke kantin untuk menemui Sai dan Sasuke yang mungkin sudah menggerutu karena terlalu lama menunggunya.
Melihat Naruto datang menghampiri Sai mendengus sebal," Hampir saja aku membuang makanan mu ke tempat sampah."
"Maaf tadi aku harus mengantar buku tugas dulu."
Dengan santai Naruto langsung melahap makanannya.
"Kau masih saja ingin mendekati Hinata Sensei dengan melakukan kesalahan, Naruto?" Sasuke bertanya dengan penasaran.
"Tentu saja. Aku tidak akan berhenti sebelum Hinata Sensei menjadi milik ku." Naruto menjawab dengan santai.
"Masih banyak wanita lain Naruto, kau bisa berkencan dengan mereka dari pada mengharapkan Hinata Sensei apalagi kau tidak tau kan, bisa saja Hinata Sensei sudah memiliki kekasih atau bahkan suami." Sai heran dengan Naruto, padahal banyak yang suka padanya tapi ia malah memilih mengejar guru matematikanya itu. Ya walaupun ia akui memang guru nya itu sangat cantik dan memiliki tubuh yang hampir sempurna, tapi tetap saja guru dan murid, itu terdengar sedikit mustahil.
Naruto mengerutkan keningnya, "Aku tidak pernah melihat Hinata Sensei dekat dengan Pria lain apa lagi memiliki suami, Hinata Sensei juga tidak pernah terlihat menggunakan cincin pernikahan."
Sasuke dan Sai mendengus.
"Terserah kau saja."
Naruto mengangkat bahunya acuh.
Tbc.