Hari berganti, kini Hinata tengah bersiap berangkat mengajar. Ia sedang menunggu Naruto yang katanya sedang dalam perjalanan menuju apartemennya.
Tak lama suara bel apartemennya berbunyi, itu pasti Naruto. Pikirnya.
Pintu dibuka, dan benar saja yang ada didepannya adalah sang kekasih yang pagi ini terlihat begitu tampan.
"Selamat pagi sayang." Naruto memamerkan senyum cerahnya menyambut Hinata.
"Pagi." Balas Hinata dengan memberikan senyuman manisnya juga.
Naruto menangkup pipi gembil Hinata lalu menunduk, kemudian memberikan ciuman pada bibir Hinata dengan sedikit lumatan.
Naruto melepaskan ciuman mereka lalu memeluk tubuh mungil sang kekasih.
"Aku merindukanmu. Rasanya aku hanya ingin memeluk dan mencium mu seharian." Katanya.
Hinata membalas pelukan Naruto, lalu terkekeh pelan, "Kita hanya tidak bertemu satu hari saja Naruto, bagaiman bisa kau sudah sangat rindu." Kata Hinata sambil mengusak wajahnya pada dada Naruto.
Naruto mengangkat bahunya acuh, "Aku akan selalu merindukanmu dan aku akan selalu ingin berada didekat mu." Dikecupinya rambut Hinata dengan penuh sayang.
"Baiklah-baiklah. Sekarang kita berangkat, sudah hampir telat." Hinata melepaskan pelukan mereka lalu mengelus pipi bergurat sang kekasih dengan lembut.
Dengan tidak rela akhirnya Naruto mengangguk, ia meraih tangan Hinata untuk digenggam lalu mereka berjalan menuju lift untuk ke lantai dasar, lalu berangkat ke sekolah dengan menaiki motor Naruto.
Sepanjang perjalanan mereka sesekali membuka obrolan kecil untuk menghangatkan perjalanan mereka.
.
Saat akan sampai di gerbang sekolah, Hinata tiba-tiba meminta Naruto untuk berhenti. Dengan kebingungan Naruto menepikan motornya didekat halte bus.
"Naruto, aku turun disini saja. Tidak mungkin kita masuk bersama." Kata Hinata.
Mendengar itu Naruto mengerutkan keningnya, ia sedikit menengok ke belakang ke arah kekasihnya.
"Kenapa? Lebih baik kita masuk bersama."
Hinata menggeleng, "Apa kata orang-orang nanti Naruto. Sudah aku turun disini saja, tak apa sungguh."
Karena tak ingin berdebat dengan guru cantiknya, akhirnya Naruto menuruti permintaan Hinata. Hinata turun dan menyuruh Naruto untuk jalan lebih dulu.
Naruto melajukan motornya menuju sekolah lalu memarkirkannya diparkiran. Setelahnya ia turun dari motor tak lupa melepas helm nya. Naruto melihat ke arah gerbang menunggu kehadiran sang kekasih.
Saat fokusnya ke arah gerbang, dari arah belakang datang seorang gadis berambut pirang mendekat ke arahnya. Lalu saat sudah disamping Naruto, ia dengan beraninya langsung merangkul lengan Naruto.
Sontak Naruto menolehkan pandangannya ke arah samping. Setelahnya ia menampilkan wajah sebal, karena lelah dengan wanita yang sering kali menempel padanya dimana pun dan kapan pun.
Wanita itu, Shion. Miku Shion. Orang yang sering kali mengganggunya dan selalu menempel padanya, walaupun ia sudah sering kali memberi penolakan.
Berdecak. Naruto melepaskan rangkulan Shion dari lengannya, namun saat itu juga matanya tak sengaja menoleh ke arah gerbang dan menemukan sang kekasih yang sedang menatap ke arah mereka dengan tatapan datar.
Sontak Naruto bergerak ingin menghampiri Hinata, namun tangannya dicekal oleh Shion. Ia melihat Hinata yang berlalu dari sana menuju ke ruangannya dengan wajah kesal yang begitu ketara.