Naruto dan Hinata sudah ada didalam mobil, Hinata hanya diam tak bersuara dengan kepala yang menunduk. Ia masih teringat kejadian tadi dan mengetahui bahwa wanita tadi adalah mantan kekasih Naruto, ia masih merasakan sesak dihatinya.
Naruto menghadap Hinata yang menunduk lalu menghela nafas, ia meraih tubuh Hinata lalu memindahkannya ke pangkuannya. Hinata terkejut dengan perlakuan Naruto namun memilih tetap diam tanpa mau menatap kekasihnya itu.
Tangan Naruto meraih dagu kekasihnya mengarahkan agar wanita itu mendongak, iris safir dan amethyst milik Hinata saling beradu, Naruto mendekatkan wajahnya lalu menyatukan bibir nya dengan bibir mungil Hinata. Ia memberi lumatan lembut, tangan kirinya memeluk pinggang ramping Hinata sementara tangan kanannya menekan tengkuk Hinata.
Hinata yang awalnya hanya diam akhirnya hanyut dalam ciuman yang diberikan lelaki itu, tangannya memeluk leher Naruto matanya terpejam menikmati ciuman mereka.
Setelah beberapa saat akhirnya Naruto melepaskan ciuman mereka, memandang wajah cantik kekasihnya itu. "Tanyakan yang ingin kau tanyakan." Kata Naruto lembut, tangannya memberi elusan lembut dipunggung kekasihnya.
Hinata menggigit bibir bawahnya pelan, matanya memandang kekasihnya dengan sendu. "Wanita tadi... mantan kekasihmu?" Hinata tanya dengan pelan.
Naruto mengangguk mengiyakan. Mata Hinata berkaca atas pengakuan Naruto, "Kau masih mencintainya?"
Sekarang Naruto membalasnya dengan sebuah gelengan, "Aku sudah tidak mencintainya, aku sudah lama menghapus perasaanku padanya bahkan sebelum aku mengenalmu. Saat ini yang aku cintai hanya kau tidak ada yang lain." Naruto memberi kecupan lembut dibibir Hinata, "Ia hanya masalalu ku dan aku sudah melupakannya. Percayalah hanya kau satu-satunya yang aku cinta saat ini, tidak ada yang lain." Naruto berkata dengan tulus, menegaskan bahwa saat ini yang dicintainya hanya wanita yang saat ini ada diatas pangkuannya.
Air mata Hinata jatuh menetes di pipinya, ia memeluk erat leher kekasihnya dan menumpahkan tangisnya pada bahu lelaki pirang itu. Ia meremat punggung Naruto, ia takut kalau lelaki ini meninggalkannya dan kembali pada masalalu nya.
"Aku takut kau meninggalkan ku dan kembali bersamanya, dia sangat cantik apalagi dia seumuran dengan mu berbeda denganku yang umurnya jauh diatas mu." Hinata mengungkapkan keresahannya pada Naruto sambil sesenggukan.
Dengan sabar Naruto menenangkan kekasihnya, "Aku tidak peduli tentang hal itu, aku mencintaimu dan akan selalu seperti itu. Aku tidak akan pernah melepaskan mu sayang." Tangan Naruto membelai rambut panjang Hinata dengan lembut, memberikan ketenangan untuk Hinata.
Hinata melonggarkan pelukannya, dengan masih sesenggukan dan air mata yang menetes ia menatap Naruto, "Kau harus janji untuk terus bersamaku." Katanya.
Naruto terkekeh pelan melihat kekasihnya yang begitu menggemaskan dengan hidung memerah dan bibir melengkuk kebawah, tangannya menghapus air mata yang ada di wajah kekasihnya. "Aku janji sayang. Dan jangan menangis lagi aku jadi ingin menerkamu disini karena kau terlihat begitu menggemaskan sekarang."
Hinata langsung memberikan pukulan dipundak kekasihnya dengan tatapan sebal, tak habis pikir dengan kekasihnya yang masih sempat berpikiran mesum.
Naruto hanya terkekeh ringan, "Jadi kau ingin kemana lagi sayang?"
"Ingin pulang saja, aku sudah tidak mood kemana-mana lagi." Jawabnya.
Naruto mengangguk paham, ia memindahkan Hinata ke kursi sebelahnya lalu mulai melajukan mobilnya menuju apartemen Hinata.
.
Naruto memarkirkan mobilnya di basement apartemen Hinata, kepalanya menoleh ke arah sang kekasih yang tengah tertidur pulas disampingnya mungkin Hinata lelah jadi ia tertidur selama perjalanan pulang. Naruto keluar dari ia memutar ke arah Hinata, dengan lembut ia menggendong tubuh kekasihnya membawa wanita cantik itu ke apartemennya.