Naruto saat ini sedang ada di kantin bersama kedua temannya, ia memang tidak istirahat bersama Hinata karena kekasihnya itu sedang istirahat bersama guru-guru lain diluar sekolah.
Saat tengah asik mengobrol dengan dua temannya, tiba-tiba dari arah belakang ada sepasang lengan yang memeluk leher Naruto Naruto, di ikuti suara perempuan yang Naruto membuat Naruto muak.
"Narutooo~ aku tadi ke kelasmu mencari mu tapi kau tidak ada, ternyata kau sudah pergi ke kantin duluan." Kata Shion dengan manja.
"Ck. Jangan mengganggu ku." Naruto melepas paksa tangan Shion yang masih memeluknya.
Shion cemberut, lalu mengambil duduk disamping Naruto yang kebetulan Sasuke dan Sai duduk di hadapan Naruto. Tangan Shion kembali merangkul lengan Naruto, menyandarkan kepalanya pada bahu Naruto.
"Kau jangan seperti itu padaku, aku kan hanya ingin makan bersamamu Naru. Oh ya bagaimana tawaranku semalam? Kau mau ya." Shion menatap Naruto dengan penuh harap, sementara Naruto hanya mendiamkan Shion. Sungguh, Naruto lelah menghadapi wanita ini.
"Kau itu sudah sering ditolak oleh Naruto, mengapa masih saja mengejarnya." Kata Sai, jujur Sai pun ikut jengkel melihat tingkah Shion yang tak ada jera nya.
Shion menatap Sai lalu mendecih, "Sampai kapan pun aku tidak akan menyerah mendapatkan Naruto, karena aku yakin cepat atau lambat Naruto akan jatuh pada pelukanku" Ucapnya dengan percaya diri.
Sai merotasikan bola matanya malas, sedangkan Sasuke hanya diam menonton tanpa ada niat ikut campur. Shion kembali merengek pada Naruto, dengan sengaja menggesekkan payudaranya pada lengan Naruto. Naruto yang mendapat perlakuan itu tentu saja semakin risih, ia menyentak tangannya sampai rangkulan Shion terlepas.
"Sai, Sasuke lebih baik kita ke kelas saja. Aku muak disini berlama-lama." Setelahnya Naruto bangkit pergi meninggalkan Shion di ikuti Sasuke dan Sai, Sai menoleh ke arah Shion dan tersenyum mengejek.
Shion yang melihat itu tentu saja kesal, ia mengacak rambut pirangnya. Mengapa sulit sekali menaklukan Naruto.
.
Pulang sekolah
Naruto mengantar Hinata sampai depan gedung apartemen wanita itu, ia menatap Hinata lalu tangannya terulur merapikan rambut kekasihnya yang sedikit berantakan.
"Kau tidak mampir?" Tanya Hinata.
Naruto menggeleng pelan, "Aku ada urusan dengan Papah, nanti setelah selesai aku akan kesini."
Hinata mengangguk, "Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu kau hati-hati dijalan jangan mengebut." Kata Hinata.
Naruto tersenyum, "Baiklah sayang, aku mengerti."
Saat sudah membalikan badannya, Naruto meraih pergelangan tangan Hinata sehingga Hinata kembali menoleh pada Naruto. Ia memandang Naruto dengan tatapan bertanya.
"Ada apa?" Tanya Hinata.
Naruto menunjuk bibir nya dengan muka cemberut, "Kau belum mencium ku." Kata nya dengan manja.
Hinata terkekeh, lalu mendekat pada Naruto. Tangannya menangkup kedua sisi wajah lelaki tampan itu yang sebelumnya sudah melepas helm nya. Lalu mendekatkan wajahnya kemudian mencium bibir kecoklatan itu.
Saat Hinata ingin melepaskan, tangan Naruto dengan cepat menahan tengkuk Hinata lalu melumat lembut bibir mungil kekasihnya itu. Sebelah lengannya memeluk pinggang Hinata sedang yang satunya masih menekan tengkuk Hinata. Cukup lama mereka berciuman sampai Hinata merasa kehabisan nafas dan butuh pasokan udara, tangannya menepuk bahu Naruto dengan sedikit kencang. Naruto yang belum puas pun dengan terpaksa melepas tautan bibir mereka.